Cerita Haru Pembalap Jabar yang Pernah Juara 3 Grand Prix Macau Bisa Tonton Langsung MotoGP

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 18 Maret 2022 10:00
Cerita Haru Pembalap Jabar yang Pernah Juara 3 Grand Prix Macau Bisa Tonton Langsung MotoGP
Pembalap yang sudah berusia 83 tahun ini akhirnya bisa mewujudkan mimpinya melihat langsung ajang MotoGP. Sejak pensiun karena kecelakaan, dia hanya bisa menonton balap motor lewat TV.

Dream - Legenda balap motor asal Jawa Barat (Jabar) Tjetjep Heriyana mendapatkan kado istimewa berupa tiket menonton MotoGP Mandalika 2002 dari Gubernur Ridwan Kamil. Di masa jayanya, Tjetjep ternyata pernah menjadi juara 3 Grand Prix Macau tahun 1970-an.

Tiket menonton Moto GP Mandalika yang rangkaiannya mulai berlangsung hari ini (Jumat, 18 Maret 2022) sampai Minggu, 20 Maret 2022 merupakan hadiah untuk Tjetjep karena pernah mengharumkan nama Indonesia.

" Pak Tjetjep ini orang yang punya minat kuat di bidang otomotif. Prestasi beliau diakui dunia. Jadi, ini bentuk apresiasi dari Pemda Provinsi Jabar untuk beliau yang sudah sangat berjasa membawa nama negara," kata Ridwan Kamil dikutip dari jabarprov.go.id.

 

1 dari 2 halaman

Pernah Juara 3 Grand Prix Macau

Tjetjep yang sudah berusia 83 tahun berangkat ke Lombok bersama cucunya sejak kemarin (Kamis, 17 Maret 2022) dengan terlebih dahulu transit di Jakarta. Tjetjep mengaku bahagia bisa menonton langsung perlombaan MotoGP yang selama ini hanya bisa dilihatnya melalui layar televisi.

Mengenang masa lalunya, Tjetjep mengaku sudah menyukai dunia balap motor ketika berusia 13 tahun. Dengan belajar otodidak mengasah kemampuan balapnya, Tjetjep pernah belajar sampai ke Jerman dan Italia.

Semasa menjalani profesi sebagai pembalap, Tjetjep telah mengantongi medali sekitar 110 buah. Namun yang tersimpan tinggal 10 medali. " Kalau tidak salah," ujarnya yang sudah tak terlalu ingat jumlah medali miliknya.

Dalam kiprahnya sebagai pembalap motor, Tjetjep ternyata pernah membawa harum nama Indonesia saat menjadi juara tiga di Grand Prix Macau. Perlombaan itu berlangsung sekitar tahun 1970-an.

 

2 dari 2 halaman

Pensiun Setelah Kecelakaan Fatal di GP Malaysia

Namun Tjetjep terpaksa mengakhiri impiannya di dunia balap selang empat tahun kemudian. Kecelakaan di GP Batu Tiga, Kuala Lumpur, Malaysia membuatnya tak bisa lagi beradu cepat sepeda motor di lintasan.

Perihal Sirkuit Mandalika yang akan digunakan sebagai rangkaian Grand Prix MotoGP musim 2022, Tjetjep memberikan pujian cukup besar. Menurutnya, Mandalikan menawarkan pemandangan yang berbeda dibandingkan tempat penyelenggaraan lain di dunia.

(Sirkuit Mandalika) ini luar biasa. Ini salah satu yang terbagus. Ada laut, ada gunung. Itu jadi antik. Sama kayak Macau," ucapnya.

Kehadrian Sirkuit Mandalika bahkan diharapkan bisa melahirkan bibit-bibit pembalap muda untuk menorehkan prestasi di kancar dunia. Dia meyakini kemampuan tersebut karena pembalap Indonesia di tahun 1970-an setidaknya ditakuti oleh rekan-rekannya dari kawasan Asia Tenggara.

" Tahun 70-an, 68 sampai 70 lebih, di Asia Tenggara, pembalap Indonesia paling jago, paling ditakutin. Pembalap Indonesia berani dan bagus-bagus," katanya.

Beri Komentar