Cerita Sedih Tukang Jahit Dapat Orderan Sulit, Siswa Kurang Mampu Minta Panjangkan Celana Seragam Lusuhnya

Reporter : Sugiono
Kamis, 16 Maret 2023 11:00
Cerita Sedih Tukang Jahit Dapat Orderan Sulit, Siswa Kurang Mampu Minta Panjangkan Celana Seragam Lusuhnya
Sharipah memberitahu siswa tersebut kalau dirinya tidak tahu bagaimana membuat celana seragam tersebut bisa bertambah panjang satu inci.

Dream - Di saat banyak yang gembira karena bisa ke sekolah dengan riang gembira, namun ada sebagian pelajar yang 'berjuang' hanya untuk membuat persiapannya saja.

Bagi anak dari golongan yang tidak mampu, memiliki seragam baru mungkin hanya ada dalam impian. Mereka biasanya hanya pasrah memakai seragam yang ada meskipun lusuh.

Baru-baru ini, seorang tukang jahit asal Malaysia mendapat pengalaman mengharukan saat seorang siswa datang ke tempatnya untuk mengubah ukuran celana seragam sekolahnya.

1 dari 5 halaman

Tukang jahit Sharipah Sadiah Khalid berkata, siswa tersebut berkunjung ke tempatnya di kawasan perumahan Rumah Rakyat Sikamat 2 di Seremban, Negeri Sembilan, hari Minggu kemarin.

Namun kedatangan pelajar SMP itu bukan untuk memendekkan bagian bawah celana seragam seperti banyak dilakukan siswa lainnya. Sebaliknya, siswa tersebut ingin memanjangkan celana seragam lamanya yang sudah kependekan.

" Dia minta tolong panjangkan celana seragamnya. Celana ukuran 33 inci dan warnanya sudah lusuh. Panjang awalnya 36 inci, dan dia minta kalau bisa dijadikan 37 inci," kata Sharipah mengawali kisah mengharukannya.

2 dari 5 halaman

Waktu itu, Sharipah memberitahu siswa tersebut kalau dirinya tidak tahu bagaimana membuat celana tersebut agar bisa bertambah panjang satu inci.

Cerita haru tukang jahit diminta panjangkan celana lusuh siswa tidak mampu.© mStar

Namun siswa tersebut memohon Sharipah untuk melakukan apa saja yang bisa dilakukan selama celananya tidak terlihat kependekan.

Berpengalaman sebagai tukang jahit selama 20 tahun, Sharipah akhirnya mengakalinya dengan menjahit tepi ujung kaki celana sekolah remaja itu dan membongkar kelimannya agar bisa dipanjangkan.

Cerita haru tukang jahit diminta panjangkan celana lusuh siswa tidak mampu.© mStar

Namun Sharipah tetap menyisakan sedikit kain agar celana sekolah remaja itu masih bisa dijahit dan dirapikan.

3 dari 5 halaman

" Pertama kali melakukan ini, tapi saya tetap usahakan. Saya ukur lagi dan akhirnya bisa bertambah jadi 37 inci.

" Seperti jahitan lainnya, saya rapikan lagi supaya nanti tak 'berbulu' (benang keluar) di bawah celananya," ujar wanita 40 tahun itu.

Cerita haru tukang jahit diminta panjangkan celana lusuh siswa tidak mampu.© mStar

Sharipah mengaku merasa iba ketika remaja itu mengantarkan dua helai celana sekolah berwarna hijau miliknya.

" Celana dia lusuh. Kalau mampu, dia pasti beli celana baru. Anak ini pernah datang ke tempat saya sebelum ini.

" Lebih 80 persen yang antar celana baru ke tempat saya minta dikecilkan atau dipendekkan. Kalaulah ada celana lama tapi jarang sekali yang lusuh," katanya.

4 dari 5 halaman

Sharipah mengatakan, tempat tinggal siswa SMP tersebut tidak jauh dari rumahnya, dan merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Menurutnya Sharipah, ayah pelajar itu bekerja sebagai pengemudi truk. Sementara ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa.

" Keluarga dia kurang berada dan dia selalu berhemat... mana yang bisa pakai, pakai saja.

" Saya kasihan masih banyak keluarga yang kesulitan untuk membeli seragam sekolah," katanya.

Ibu dua anak ini merasa terharu atas kesungguhan pelajar itu yang tetap semangat untuk bersekolah meski seragamnya lusuh.

" Waktu dia datang antar celananya, saya kasih tarifnya, sehelai 8 ringgit (Rp27 ribu), kalau dua helai 16 riggit (Rp55 ribu).

" Tapi saya sudah berniat untuk menggratiskan biaya, dan saya anggap itu sebagai sedekah," ujar Sharipah.

5 dari 5 halaman

Namun Sharipah sempat khawatir karena begitu celana seragam anak itu sudah selesai, belum diambil hingga keesokan malam harinya.

" Biasanya, orang mengambil di hari yang sama atau keesokan paginya. Tapi dia tak muncul sampai tempat saya tutup pukul 11.30 malam.

" Kebetulan saya tahu di mana rumah dia, dan saya sendiri yang ke sana untuk serahkan. Sedih waktu mau menyerahkan seragamnya sebab dia masih ulurkan uang.

" Saya bilang tak perlu bayar. Saya bilang selagi saya bisa menolong, saya coba tolong," pungkas Sharipah.

Sumber: mStar

Beri Komentar