Dream – Salah satu warga negara Indonesia (WNI) membagikan pengalamannya menghadapi " cuaca neraka" di India yang mencapai 50 derajat.
Akun Instagram @iamegamei berbagai tips bertahan hidup di India dengan suhu ekstrem. Dia mengaku suhu di tempat tinggalnya mencapai 46 derajat celsius.
Ia kemudian menunjukan langit yang masih terang meski sudah jam 7 malam. Meski sudah malam hari, udara di sana tetap panas seperti menaruh wajah di depan setrika. Saking panasnya, menjemur baju di India dapat kering dalam waktu dua jam saja.
“Nih, ini tuh udah mau jam tujuh, tapi masih seterang ini dan udaranya tuh panas banget kayak muka lu taruh depan setrikaan gitu, lho. Kalian kalau jemur baju nih, aku jemur baju jam dua belas, jam dua (sudah) kering,” tambahnya.
Untuk bertahan hidup di musim panas, Mei mengatur kecepatan kipas angin yang terpasang di langit-langit kamar mencapai level empat alias yang paling tinggi.
Selain itu, Mei turut mengakali tempat tidurnya menjadi benar-benar polos tanpa adanya keberadaan bantal dan guling serta seprai agar tidak terasa panas.
“Kita mulai tutorial pertama dari kipas angin, angka tuh harus di angka empat. Jadi kalau kalian denger suara buk, buk, buk, itu kipas angin. Tutorial kedua, di kasur. Jadi inget kalau musim panas, kasur tuh polosan. Jangan pakai seprai, seprai cuma bikin panas. Terus bantal, buang semua. Tidur enggak usah pakai bantai. Kasur harus sepolos ini, enggak usah pakai apa-apa biar enggak panas,” ungkapnya.
Ia turut menunjukkan lemari besi yang ada di kamarnya yang panas. Skincare di dalam lemari itu sampai merasa hangat dan mencair ketika dipegang secara langsung.
“Satu lagi, ini lemari gue kan dari besi ya, Lemari India dari besi ya, ini panas banget. Di dalem sini ada skincare, ya. Gue enggak ngerti skincare gue masih bekerja karena dia hangat, cair, blodroh ini isinya,” pungkasnya.
Untuk mengakali cuaca panas, Mei memakai kain yang berukuran sama seperti tubuhnya dengan dibasahkan menggunakan air di kamar mandi. Kain basah itu kemudian dilebarkan di kasur selama 10 detik agar airnya dapat menyerap.
“Siapkan kain seprai atau apapun yang lebarnya sebadan kalian. Lu basahin ini kain di wastafel sampai basah semua, terus lu peras. Kalau udah, lu jembrengin (lebarkan) ini kain di kasur, terus lu diemin 10 lah. Supaya airnya turun di kasur, kalau kira-kira kasurnya udah sedikit basah, lu ngkat, lu tidur disini. Tidurnya gue pakai bantal yang ini. Karena ini bolong, jadi kalau kena sini (leher) ada ruangan belakangnya,” tandasnya.
Bantal yang digunakan untuk tidur merupakan bantal leher agar udaranya dapat masuk ke belakang kepalanya. Ia pun akan tidur diselimuti kain basah tadi dan melepas pakaiannya.
“Ini, lu selimutin (kain) ke badan lu dan Ini adem banget karena ada angin level empat. Ini cuma tutorial karena gue kalau tidur beneran enggak pakai baju,” ucapnya.
Laporan: Nisya Aprilya