Gilang Dan Shandy Di Depan Pesawat Jet Pribadi Mereka (Merdeka)
Dream - Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, suatu siang di pekan terakhir bulan Januari 2021. Sepasang suami istri atau pasutri terlihat tengah menunggu sesuatu di landasan pesawat bandara itu.
Si suami, siang itu mengenakan kaos hitam, kemeja kotak-kota biru putih yang semua kancingnya dibiarkan terbuka, dan bercelana jeans biru pudar. Sementara sang istri, mengenakan kaos hitam, dipadu celana bercorak batik dan sebuah topi dengan warna senada dengan celananya. Keduanya mengenakan masker putih.
Akhirnya yang ditunggu-tunggu tiba. Sebuah pesawat jet pribadi tiba dan menghampiri mereka dari kejauhan. Setelah jarak kian dekat, baru terlihat bahwa itu adalah pesawat Cessna 680A Citation Latitude.
Panjang pesawat itu 19 meter. Tingginya 6,4 meter dengan kecepatan terbang maksimum 926 km per jam. Pesawat itu memiliki kapasitas 9 penumpang dan 2 awak pesawat. Setelah pesawat mendekat, baru terlihat di pintu masuk pesawat ada tulisan “ J-99 corp.”
Si suami di Youtube Juragan 99 vs Shandy lalu berkata: “ Sedang menunggu kedatangan private jet (jet pribadi). Ini hadiah untuk ulang tahun pernikahan kami yang ke-8. Ulang tahunnya baru tanggal 8 Februari, tapi hadiahnya datang lebih dulu. Pesawat ini datang dari Amerika. Mendarat di Bandara Halim, lalu akan dibawa ke Surabaya,” ujar pria itu.
Si pria dan istrinya itu rupanya tengah menunggu pesawat Cessna 680A Citation Latitude yang didatangkan langsung dari pabrikan Amerika. Harga jenis pesawat itu untuk tahun 2021 mencapai U$ 19,1 juta. Atau kalau dirupiahkan mencapai Rp 274 miliar!
Sang suami adalah Gilang Widya Pramana. Sedangkan istrinya bernama Shandy Purnamasari. Saat itu umur Gilang baru 31 tahun sedangkan Shandy masih 29 tahun. Pasangan suami istri atau pasutri tersebut kini mendapat julukan sebagai “ Crazy Rich” Malang.
Julukan itu masuk akal. Karena dalam usia semuda itu mereka sudah bisa membeli pesawat jet pribadi sendiri. Gilang sendiri memiliki julukan Juragan 99, seperti inisial yang tertera di tubuh pesawat jet itu. Sedang Shandy merupakan pendiri dan pemilik perusahaan kosmetik MS Glow.
“ Ini bukan buat pamer, tapi untuk support bisnis kita,” kata Shandy yang sempat meneteskan air mata bahagia karena terharu.
Membayangkan pasutri muda ini membeli pesawat jet pribadi seharga ratusan miliar, mungkin membuat banyak orang terbelalak. Apalagi mereka bukan datang dari keturunan orang tua yang kaya raya.
Belakangan, pada akhir Maret 2022, diketahui pesawat jet pribadi itu bukan dibeli Gilang dan Shandy. Melainkan disewa melalui kontrak kerjasama pasangan suami istri itu. Pengakuan ini dilontarkan oleh kuasa hukum Gilang, Arman Hanis, di Tower J99, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa 22 Maret 2022. Arman mengatakan kini hubungan kerja sama tersebut telah berakhir. Oleh karena itu, stiker yang mengatasnamakan Juragan 99 telah dicopot dari jet pribadi tersebut. Kini, pesawat itu sudah tidak berada di Indonesia.
" Hubungan kerja sama dengan waktu tertentu terkait pemakaian pesawat jet tersebut dan sekarang sudah selesai. Jadi pesawat itu sudah nggak tahu lagi ke mana. Kan perjanjian sudah berakhir," jelas Arman. " Iya kerja sama, bukan beli," kata Arman.
Padahal, pada masa awal pernikahan mereka delapan tahun lalu, 8 Februari 2013, mereka sempat membuat keset dari perca sisa kain untuk dijual dengan harga Rp 5.000 per buah.
Tapi mengapa kekayaan mereka bisa begitu cepat meroket?
***
Awalnya, Gilang dan Shandy hidup dan tumbuh di kota yang terpisah.
Shandy asli Surabaya, Jawa Timur, Ia lahir tanggal 10 Oktober 1991. Dia tinggal di Kedaon, Surabaya Barat. Ayahnya seorang distributor pemasok barang-barang ke warung kelontong.
Shandy sekolah di SMP 16 dan SMA 15 Surabaya. “ Saya harus terus sekolah di negeri. Karena kalau di swasta, orang tua tak mampu membiayai,” kata Shandy saat menceritakan sejarah hidupnya di Podcast Success Before 30.
Lulus SMA, lagi-lagi Shandy berhasil menembus perguruan tinggi negeri. Ia kuliah di Fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Studi Pembangunan, Universitas Airlangga, Surabaya.
Sementara Gilang asli Probolinggo, Jawa Timur. Ia lahir tanggal 4 Mei 1989. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil atau PNS.
Gilang menghabiskan SD sampai SMA di Probolinggo. Saat duduk di SMA, dia sudah bekerja sampingan. Ia kerap menjadi pembimbing saat tur atau tour leader sebuah perusahaan travel.
Lulus, SMA dia melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri Universitas Negeri Malang. Di sana dia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Sastra Indonesia.
Saat menjadi mahasiswa di Malang, Gilang meneruskan pekerjaan sebagai tour leader di perusahaan travel. Ia juga mencoba menjadi pebisnis kecil-kecilan dengan memiliki usaha pencucian sepeda motor.
Pertemuan antara Gilang dan Shandy terjadi pertama kali terjadi pada tahun 2012.
Saat kuliah Shandy memiliki kelompok pehobi jalan-jalan. Suatu hari mereka memutuskan untuk berjalan-jalan ke Karimun Jawa. Akhirnya di situlah dia bertemu dengan Gilang yang mempunyai jasa tour leader yang sudah dilakoninya sejak SMA.
Saat bertemu, Shandy baru saja putus dengan mantan pacar yang sudah empat tahun berpacaran. Sementara Gilang baru saja putus dengan pacarnya setelah enam tahun pacaran.
Gilang langsung jatuh hati karena kecantikan Shandy. Sementara yang membuat Shandy tertarik pada Gilang adalah kemandirian Gilang. Apalagi setelah tahu bahwa selain menjadi mahasiswa, Gilang sudah punya usaha. Usaha jasa cuci sepeda motor.
Mereka kemudian berpacaran. Tak menunggu lama-lama, Gilang pun melamar Shandy. Hanya empat bulan masa pendekatan, mereka memutuskan menikah pada tanggal 8 Februari 2013.
Menurut Gilang, keluarganya keturunan PNS. Jadi dia berharap akan jadi PNS saat selesai kuliah. Apalagi, ayahnya sudah 15 tahun jadi Kepala Dinas sebuah instansi pemerintah di Probolinggo. Dalam pikirannya, masa sih ayahnya tidak bisa memasukkan dia menjadi PNS.
Tapi ayah Gilang berpendapat berbeda. Kata ayahnya, " PNS gitu-gitu aja nasibnya. Lebih baik kamu jadi pengusaha."
Karena pendapat ayahnya, Gilang tak jadi jadi PNS. Ia bertekad menjadi pengusaha. Tapi setelah menikah dan lulus kuliah, Gilang bekerja dulu di Bank Danamon di bagian marketing. Soalnya dia membutuhkan pemasukan tetap untuk membiayai keluarga barunya.
Di luar kerja formal itu, Gilang punya bisnis sampingan. “ Pada saat itu, saya punya bisnis sampingan cucian foam (salju) motor dan mobil. Lalu saya franchise-kan di daerah Probolinggo dan Pasuruan,” ujar Gilang kepada Podcast Success Before 30.
Setelah menikah, dia juga mengikuti tender untuk pengadaan mesin cuci motor untuk pemberdayaan pemuda Karang Taruna. Ini membuat dia punya sedikit modal pada usia 23 tahun.
Semua bisnis Gilang bermula dari nol. Tanpa modal apa pun dari orang tuanya. Pendapatan dari usaha cuci motor dan mobil itu cuma Rp 1 juta per bulan.
Selain bekerja di bank, Gilang mencoba melakukan segala usaha setelah menikah. Usaha pertama mereka setelah menikah adalah menjual keset.
Gilang membeli sisa kain atau perca seharga Rp 500 per kilogram. Lalu perca itu dijadikan keset seharga lima ribu rupiah. Modal kotor per keset Rp 2.000. Untung per keset Rp 3.000. Setiap hari dia bisa menjual 20-25 keset. Untung Rp 60 ribu sampai Rp Rp 75 ribu perhari. Karyawannya tukang cuci motor. Mereka diupah seribu setiap jadi satu keset. “ Usaha receh,” kata Gilang.
Saat itu Shandy yang tengah hamil anak pertama protes ke Gilang. Sebab, gara-gara bisnis keset, seluruh rumah jadi berantakan. “ Sampai ada tetangga yang bilang rumah kami kayak rumah pemulung,” kata Shandy.
Karena malu rumah berantakan gara-gara bisnis keset yang hasilnya tidak seberapa, pada tahun 2013 Sandy sempat meminta izin Gilang untuk bekerja di bank untuk menambah penghasilan keluarga.
Tapi Gilang tak mengizinkan. Gilang malah menyuruhnya menggunakan Instagram yang saat itu masih baru untuk berjualan. Pada saat itu Instagram masih belum digunakan sebagai sarana penjualan.
Gilang kemudian memodali Shandy dengan sebuah Ipad baru dan sepeda motor Honda Scoopy yang uangnya didapat dari penjualan gelang emas hadiah pernikahan.
Sejak saat itu, Shandy mulai menggunakan media sosial untuk menjual produk skincare buatan orang lain.
Caranya, dia beli skincare produk orang lain, dikemas ulang, lalu dijual secara online melalui Instagram. Ternyata responnya positif. Karena pada saat itu orang-orang belum menggunakan Instagram sebagai sarana penjualan. Tapi lebih untuk mengunggah foto makanan, pemandangan atau foto pribadi.
Dari situ pesanan mulai berdatangan. Sandy akhirnya berkenalan dengan seluruh penjual (reseller) dari seluruh Indonesia. Dari Bali, Balik Papan, Papua dan Medan. Pembelian mulai ramai. Sehingga bukan mengantar ke kantor paket, tapi orang paket yang datang ke rumah untuk mengambil paket. Jumlah paketnya sampai berkarung-karung.
Pada saat awal mulai jualan online, karyawan Shandy saat itu cuma satu orang asisten rumah tangga yang bertugas untuk menjaga anak Shandy yang baru lahir. Shandy dan Gilang akhirnya bahu-membahu mengemas pesanan. Gilang membantu Shandy sebelum berangkat kerja dan sesudah pulang kerja.
Karena pembelian ramai, Shandy di tahun 2015 mulai berpikir untuk membuat produk kecantikan sendiri. Dulu Shandy me-repack skincare untuk wajah. Tapi setelah punya merek sendiri Shandy memproduksi bukan hanya perawatan kulit wajah, melainkan juga produk skincare untuk tubuh. Customer atau pelanggan kian berdatangan. Di sinilah Shandy mulai menggunakan nama merek MS Glow untuk pertama kali.
Saat itu Shandy diuntungkan karena belum ada yang jualan skincare secara online. Pesaing Shandy hanyalah salon-salon kecantikan yang terkadang membuat skincare sendiri, tetapi tidak jualan online. “ Jadi kita meledak banget karena tidak ada kompetitor,” kata Shandy.
Namun ketika usaha MS Glow sudah meledak, banyak kompetitor yang mulai meniru. Baik produk maupun membuat kemasan dan nama yang mirip-mirip seperti MS Glow.
Apalagi saat itu produksi pembuatan skincare MS Glow masih menyewa di pabrik lain. Pesaing yang membuat produk di pabrik yang sama, mulai melirik dan meniru-niru produk dan cara jualan MS Glow.
Untuk mengatasi maraknya peniru, awal 2017 Shandy membuka klinik kecantikan MS Glow pertama di Malang. Saat itulah Sandy meminta agar Gilang gabung ke perusahaannya karena lebih menuai cuan.
Akhirnya, Gilang memutuskan berhenti dari pekerjaannya di bank setelah menekuni selama empat tahun, dan membantu penuh Shandy untuk membesarkan usaha MS Glow.
Setelah Gilang bergabung, Gilang mulai menata keuangan perusahaan yang dulu berantakan. Termasuk mengurusi managemen karyawan.
Kini, salon kecantikan MS Glow sudah menyebar ke tujuh kota. Modal satu klinik kecantikan ternyata tidak murah. “ Modalnya per salon Rp 10 miliar," kata Gilang. Karena peralatan di salon kecantikan itu didatangkan dari Amerika Serikat dan Eropa.
Modal itu didapat sepenuhnya dari keuntungan penjualan online MS Glow.
Tahun 2018, Gilang dan Shandy mendirikan pabrik kosmetik pertama PT Kosmetika Global Indonesia, sebagai produsen MS Glow. Pabriknya ada di Malang. Kini, Gilang dan Shandy sudah memiliki tiga pabrik MS Glow!
Jejak kesuksesan pasutri ini tampak nyata dengan melihat vila pribadi mereka di Batu, Malang. Didirikan di tanah seluas 4.000 meter, vila ini memiliki kolam renang luas dengan banyak kamar didesain interior mewah.
Di garasi terpampang koleksi belasan sportcar milik Gilang. Mulai dari Ferrari, Porsche sampai Lamborghini. Vila dua lantai itu juga dilengkapi lift pribadi.
Sah sudah! Mantan penjual keset 5000-an, kini mengukuhkan diri sebagai ‘Crazy Rich’ Malang. (eha)
Sumber: Liputan6, Merdeka, Youtube
(Update: Tulisan diperbarui pada tanggal 22 Maret 2022. Karena pesawat jet pribadi yang awalnya diakui dibeli Gilang Widya dan Shandy Punrmasari diketahui bukan merupakan hasil dibeli, melainkan sewa, atau kontrak kerja sama. Dengan update ini juga dilakukan koreksi atas keakuratan tulisan sebelumnya.)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media