Kolektor Mainan Rela Menghabiskan Uang Ratusan Juta Rupiah Untuk Membeli Mainan Lawas. (Foto: Myewshub)
Dream – Sahabat Dream, kalau sudah hobi, seseorang akan rela mengorbankan uangnya. Ini juga dilakukan oleh seorang pria bernama Adhwa Shariffudin.
Dia rela mengeluarkan uang 50 ribu ringgit (Rp160,61 juta) selama bertahun-tahun untuk membeli koleksi mainan lawas.
Dilansir dari Mynewshub, Jumat 27 Oktober 2017, Faiq yang berprofesi sebagai pengacara ini, mengaku telah menghabiskan uang 50 ribu ringgit untuk membeli mainan keluaran 1980-1990-an. Dia mengaku mewarisi hobi orang tuanya yang gemar berburu barang antik, seperti teko dan piring. Bahkan, sang ibu sering meluangkan waktu di pasar loak di Johor, Malaysia, untuk mencari mainan lama.
“ Saya juga sering pergi mencari koleksi mainan lama di Singapura karena di sana lebih banyak yang jual dan harganya juga lebih murah,” kata dia.
Koleksi mainan Faiq yang paling mahal adalah satu set patung Teenage Mutant Ninja Turtle yang harganya mencapai 500 ringgit (Rp1,6 juta).
Kini, ada ribuan koleksi mainan yang dimiliki, mulai dari tiruan kendaraan, patung beragam karakter, dan game console. Mainan-mainan itu ditaruh di lemari kaca rumahnya di Pahat, Malaysia.
“ Kalau ada rezeki, saya ingin membuka kafe mainan. Orang tidak hanya makan dan minum, tetapi juga melihat-lihat koleksi mainan,” kata dia.
(Sah)
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Ini Pentingnya Pilih Air Minum Berkualitas

Wanita Ini Punya 1.035 Koleksi Minions dan Raih Rekor Dunia Guinness

Mengenal Pewarna Karmin Berbahan Dasar Serangga, Apakah Halal?


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan