Deki Prayoga/Dream.co.id
Dream - Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh mengimbau media massa mengenai virus corona, Covid-19, memegang kaidah kode etik jurnalistik. Dia meminta media massa tidak memberitakan virus corona secara berlebihan.
" Media massa harus memperhatikan kepentingan publik yang luas sebelum memuat berita atau laporan mengenai kasus virus corona ini," ucap Nuh, dalam keterangan resminya, Kamis, 5 Maret 2020.
Nuh juga meminta ruang redaksi media massa tidak membuat berita yang menimbulkan kepanikan di masyarakat. Media massa, kata dia, harus bisa menjaga ketertiban masyarakat dalam laporan pemberitaan.
Nuh mengingatkan, media massa tidak memuat identitas pasien baik yang dinyatakan positif terkena virus corona dan yang masih dalam pengawasan otoritas kesehatan baik nama, foto, atau alamat tinggalnya.
" Karena pasien adalah korban yang harus dihargai hak privasinya," ujar dia.
" Media massa bersama otoritas kesehatan menyampaikan informasi yang memberikan kepastian dalam masyarakat dan tidak membuat laporan atau berita yang hanya mencari sensasi dan meresahkan masyarakat," kata dia.
Nuh berharap industri media juga mampu menjaga keselamatan reporter dan awak liputan di lapangan. Sehingga, tidak menimbulkan masalah baru semisal, terjangkit virus corona saat bertugas di lapangan.
Dream - Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof Dr Sulianti Saroso, Mohammad Syahril angkat bicara terkait pengakuan pasien 01 dan 02 yang positif terinfeksi virus corona, Covid-19. Dia mengatakan, ada aturan tersendiri dalam penyampaiannya.
" Jadi betul. Jadi ini kan wabah ya. Kalau pengumuman wabah ada aturan siapa yang harus berbicara pertama kali," kata Syahril, Rabu, 4 Maret 2020.
Syahril mengatakan, posisinya selaku Direktur Utama RSPI Sulianti Saroro tak punya kapasitas untuk menyampaikan wabah ini.
Sehingga, pihak rumah sakit tak serta merta mengumumkan langsung pada dua pasien soal positif virus corona.
" Saya pun sebagai Dirut tidak boleh bicara. Itu sudah aturannya. Luar biasa kemarin Presiden yang mengumumkan dan itu sudah ada UU nya. Kami pun tidak memberi tahu ke pasien sebelum presiden mengumumkan," ucap dia
Untuk diketahui, beredar pengakuan di media sosial dari pasien kasus 1 dan 2 positif Covid-19. Keduanya mengaku baru mengetahui positif terinfeksi virus corona melalui pemberitaan. Tidak diinfokan langsung oleh pihak rumah sakit.
Sumber: Merdeka.com/Ronald
Dream - Seorang dokter Malaysia mengisolasi dirinya sendiri dari rekan dan keluarganya setelah menangani seorang pasien virus corona, COVID-19.
Menurut laman FMT, Dr Sanjiv Joshi secara sukarela menjauhkan diri dari rumah sakit, klinik dan keluarganya selama 2 minggu setelah merawat pasien corona.
Tindakan sadar dan cerdas dokter spesialis kardiologi di Rumah Sakit Pantai Kuala Lumpur ini menerima pujian dari Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Dr Noor Hisham Abdullah.
Menurut Hisham, Dr Sanjiv merawat seorang pasien wanita yang positif virus COVID-19 setelah tertular pasien Jepang. Setelah itu Dr Sanjiv mengisolasi dirinya selama 14 hari.
" Saya berharap mereka yang pernah kontak langsung atau berada dalam jarak dekat dengan dia melakukan hal yang sama," katanya.
Namun, di Facebook, Hisham menyatakan Dr Sanjiv dinyatakan negatif virus korona. Meski begitu, dia memutuskan untuk mengisolasi dirinya sebagai tindakan pencegahan.
Sementara itu, Rumah Sakit Pantai menyatakan bahwa semua staf dan pasien yang telah melakukan kontak dengan seorang pasien Jepang sejak 26 Februari telah menjalani tes. Hasilnya, seorang perawat magang dan pasien dinyatakan positif virus corona.
Semua pasien dan staf yang melakukan kontak dengan perawat magang itu dikarantina. Meskipun dinyatakan negatif, mereka tetapi diawasi dengan ketat.
" Rumah sakit telah melakukan beberapa langkah pencegahan, termasuk membatasi pintu masuk ke rumah sakit dengan memeriksa suhu dan gejala semua orang yang datang ke rumah sakit," kata Rumah Sakit Pantai.
Sumber: World of Buzz
Dream - Hampir semua negara di dunia melakukan pencegahan penyebaran virus corona ke wilayahnya. Indonesia yang selama ini diklaim aman dari virus Covid-19 itu sudah melaporkan adanya dua kasus pasien positif virus corona.
Jumlah kematian pasien terpapar virus corona memang relatif kecil. Namun hampir setiap hari muncul laporkan tentang korban meninggal dunia. Tak terkecuali petugas medis yang merawat para pasien yang terjangkit virus mematikan itu.
Para petugas medis ini tak semuanya meninggal karena tertular virus yang berawal di China itu. Waktu kerja berlebihan karena dipacu waktu dengan terus meningkatnya jumlah korban mengakibatkan kelelahan.
Insiden memilukan itulah yang menimpa seorang dokter muda berusia 36 tahun di Provinsi Henan, China. Dia meninggal akibat bekerja berlebihan.
Menurut The Shanghaiist, dokter yang diidentifikasi bernama Dr Yuan Yangyang itu meninggal dunia pada 28 Februari 2020 di sebuah rumah sakit di Kota Baofeng.
Pada saat Dr Yangyang meninggal, dia menjabat sebagai wakil kepala rumah sakit yang mengurusi masalah virus corona.
Dilaporkan bahwa Dr Yangyang meninggal akibat serangan jantung yang disebabkan karena bekerja secara berlebihan sehingga mengalami kelelahan.
Menurut salah seorang rekannya, Dr Yangyang bekerja selama lebih dari 39 hari tanpa istirahat secara berturut-turut.
Yang membuat kisah ini makin menyedihkan adalah Dr Yangyang masih muda. Dia meninggalkan dua orang anak yang masih kecil-kecil.
Kematian Dr Yangyang menjadi satu peringatan bagi mereka yang masih sehat. Hindari stres dan bekerja secara berlebihan agar tidak mengalami kelelahan yang mengakibatkan kematian mendadak.
Sumber: World of Buzz
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR