Dewan Ulama Saudi: Umat Islam Dunia Harap Ibadah Ramadan di Rumah

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 20 April 2020 15:03
Dewan Ulama Saudi: Umat Islam Dunia Harap Ibadah Ramadan di Rumah
Terutama untuk umat Islam yang tinggal di negara menerapkan lockdown.

Dream - Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk melaksanakan ibadah Ramadan di rumah. Terutama mereka yang tinggal di negara-negara yang menerapkan penguncian wilayah atau lockdown untuk mencegah pandemi virus corona.

" Umat Islam harus memberikan contoh dengan melaksanakan kewajiban keagamaan mereka, sembari mematuhi langkah-langkah pencegahan yang dikeluarkan oleh otoritas terkait di negara tempat mereka tinggal," demikian pernyataan Dewan Ulama Senior Saudi, dilaporkan Saudi Press Agency.

Dikutip dari Alarabiya, dewan juga meminta umat Islam untuk tetap menjalankan ibadah baik wajib maupun sunah selama Ramadan, namun tetap menahan diri dan tidak membahayakan orang lain. Caranya dengan melaksanakan ibadah di rumah.

Virus corona dapat menyebar melalui cairan lendir ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Atau bisa lewat air liur maupun ingus yang keluar dari hidung.

Pada Jumat pekan lalu, Mufti Agung Saudi menyatakan sholat tarawih Ramadan dan sholat Idul Fitri harus dilakukan di rumah. Ini untuk menekan penyebaran Covid-19.

Sejumlah negara kawasan Timur Tengah seperti Persatuan Emirat Arab, Mesir, telah meniadakan sholat jemaah di masjid hingga waktu yang belum ditentukan. Mesir sendiri juga telah meniadakan buka puasa bersama dan seluruh aktivitas Ramadan.

1 dari 5 halaman

Pandemi Corona Belum Reda, Masjidil Aqsa Ditutup Selama Ramadan

Dream - Masjidil Aqsa di Yerusalem, Palestina, akan berbeda pada Ramadan nanti. Tidak akan ada lagi keramaian orang ibadah selama bulan puasa di masjid tersebut.

Dewan Wakaf Islam Yerusalem menutup Masjidil Aqsa selama Ramadan. Langkah ini perlu diambil oleh lembaga resmi Pemerintah Yordania tersebut untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona.

Dewan Wakaf Islam menyatakan keputusan tersebut diambil dengan sangat berat dan menyakitkan. Tetapi harus diambil mengikuti fatwa para ulama dan anjuran dari otoritas kesehatan.

Setiap Ramadan, Masjidil Aqsa dibanjiri umat Islam dari seluruh dunia. Ruangan masjid dipenuhi para jemaah Sholat Tarawih.

Laman The Star melaporkan, pengumuman ini memperpanjang larangan sholat berjemaah di Al Aqsa yang sebelumnya diumumkan pada 23 Maret lalu.

 

2 dari 5 halaman

Anjuran Ibadah di Rumah

Walaupun Ramadan tiba tidak lama lagi, dewa menganjurkan umat Islam tetap menjalankan ibadah di rumah demi menghindari terpapar dan meluasnya virus corona.

" Warga muslim dianjurkan sholat di rumah selama Ramadan demi keselamatan mereka," demikian pernyataan dewan.

Yerusalem merupakan tempat suci bagi tiga agama besar di dunia yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Para pemuka dari tiga agama ini sudah mengumumkan larangan beribadah di masing-masing tempat ibadah untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Pekan lalu ibadah Paskah di Tembok Barat Yerusalem dan seantero Israel juga ditiadakan. Warga dianjurkan tetap berada di rumah merayakan hari besar keagamaan itu bersama keluarga.

Israel hingga kini melaporkan sedikitnya 12.600 kasus positif corona dengan 140 kematian. Di Jalur Gaza dan Tepi Barat sudah ada dua kematian dari 300 kasus.

Semua masjid di Gaza juga ditutup sejak 25 Maret dan di Tepi Barat sejak 14 Maret.

3 dari 5 halaman

Saudi Tiadakan Sholat Tarawih di Masjid Selama Pandemi Corona

Dream - Arab Saudi meniadakan ibadah Sholat Tarawih Ramadan di semua masjid. Keputusan ini diumumkan menyusul situasi yang semakin mengkhawatirkan akibat pandemi virus corona.

Menurut laporan media berbahasa Arab, Al Riyadh, Menteri Urusan Agama Islam Saudi, Abdul Latif Al Sheikh, menyatakan Sholat Tarawih lebih baik dijalankan di rumah. Hal ini selama situasi masih tetap sama akibat pandemi yang melanda Saudi.

" Penangguhan sholat lima waktu di masjid lebih penting dari pada penangguhan Sholat Tarawih. Kami memohon kepada Allah SWT agar menerima amalan Sholat Tarawih, baik yang dikerjakan di masjid-masjid ataupun di rumah," kata Abdul Latif, dikutip dari Khaleej Times.

Penangguhan sholat di masjid dijalankan untuk mencegah meluasnya pandemi Covid-19. Sudah ada sejumlah kasus positif Covid-19 di Saudi.

Selain mengenai sholat di Masjid, Abdul Latif juga menyatakan Sholat Jenazah untuk kematian pasien Covid-19 cukup dikerjakan oleh 5 hingga 6 orang saja. Selebihnya, bisa dilakukan di rumah.

4 dari 5 halaman

150 Bangsawan Saudi Diduga Tertular Covid-19

Dream - Pangeran senior Arab Saudi yang juga menjabat Gubernur Riyadh, menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena Covid-19.

Tidak hanya dia, beberapa orang anggota keluarga kerajaan Arab Saudi juga dikabarkan sakit.

Rumah Sakit Spesialis King Faisal menyiapkan 500 tempat tidur untuk para bangsawan lain dan orang-orang yang terdekatnya.

" Arahan harus siap untuk para VIP dari seluruh negara," tulis Rumah Sakit Spesialis King Faisal, dikutip The New York Times, akhir pekan lalu. 

" Kami tidak tahu berapa banyak kasus yang akan kami dapatkan, tetapi waspada," tulis pesan itu.

Pesan itu juga tertuang, instruksi untuk memindahkan pasien kronis secepatnya. Rumah sakit hanya akan menerima kasus mendesak utama.

Saat ini, setiap anggota staf yang sakit akan memberikan ruang bagi para bangsawan.

Lebih dari enam pekan setelah Arab Saudi melaporkan kasus pertamanya, virus corona membuat teror ke jantung keluarga kerajaan kerajaan.

5 dari 5 halaman

Raja dan Pangeran

Sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus. Termasuk anggota dari cabang yang lebih rendah, menurut seseorang yang dekat dengan keluarga.

Raja Salman bin Abdul Aziz al Saud, 84, telah mengasingkan diri untuk keselamatannya di sebuah istana pulau dekat kota Jeddah di Laut Merah.

Sementara Putra Mahkota Mohammed bin Salman, telah mundur dengan banyak para menterinya ke situs terpencil di pantai yang sama, di mana dia telah berjanji untuk membangun kota futuristik yang dikenal sebagai Neom.

Tetapi, penyakit dalam keluarga kerajaan juga dapat memberi penjelasan alasan di balik kecepatan dan skala respons kerajaan terhadap pandemi.

Para penguasanya mulai membatasi perjalanan ke Arab Saudi. Sejumlah ziarah ke tempat-tempat suci Muslim di Mekah dan Madinah bahkan sebelum kerajaan melaporkan kasus pertamanya, pada 2 Maret 2020.

Beri Komentar