© 2025 Https://www.instagram.com/lumajangsatu
DREAM.CO.ID - Hujan abu kembali menyelimuti kawasan sekitar Gunung Semeru. Langit mengabu, udara berat, dan jarak pandang menurun drastis. Namun di tengah situasi yang tidak bersahabat ini, ada satu momen yang mencuri perhatian publik—seorang kurir terekam tetap melanjutkan perjalanan meski abu turun lebat membungkus jalanan.
Dalam video yang beredar, sang kurir tampak habis berkendara di antara kepulan abu berterbangan. Helmnya memutih tertutup debu, motornya pun tak luput dari selimut abu, namun langkahnya tidak surut. Di tengah kondisi yang jelas penuh risiko, ia masih sempat melontarkan kalimat yang membuat banyak orang terenyuh sekaligus tersenyum.
“ Bos aku telat bos, sorry bos aku terjebak, sorry sorry sorry yo telat,” ujarnya sambil tertawa kecil—sebuah candaan ringan yang lahir di tengah situasi berat.
Tawa itu sederhana, tetapi mengandung makna besar: cara seorang pekerja lapangan bertahan, tetap waras, dan terus bekerja meski kondisi tak berpihak.
Fenomena kurir yang tetap melaju di tengah hujan abu bukanlah hal baru, tetapi setiap kali kejadian seperti ini muncul, publik kembali diingatkan betapa beratnya perjuangan para pekerja lapangan.
Bagi sebagian orang, pekerjaan mungkin bisa dilakukan dari rumah. Namun bagi para kurir, sales lapangan, pengemudi ojek, hingga pekerja logistik, dunia tidak benar-benar bisa berhenti. Tanggung jawab mereka selalu menuntut untuk tetap bergerak, meski lingkungan sedang tidak bersahabat.
Abu vulkanik bukan sekadar “ debu”. Ia mengandung partikel tajam yang dapat merusak mesin kendaraan, mengganggu pernapasan, hingga mengurangi visibilitas secara drastis. Berkendara dalam kondisi seperti itu membutuhkan keberanian dan kewaspadaan ekstra.
Namun seperti dalam video tersebut, banyak dari mereka tetap memilih melanjutkan perjalanan karena pekerjaan bagi mereka bukan sebatas rutinitas. Pekerjaan adalah sumber harapan, sumber nafkah, dan bagian dari komitmen yang harus mereka penuhi setiap hari.
View this post on Instagram
Kisah-kisah seperti ini adalah potret keteguhan yang sering tidak terlihat. Mungkin tidak viral setiap hari, tetapi terjadi setiap kali bencana alam datang. Dan di balik ketangguhan itu, ada keluarga yang menunggu, ada kebutuhan yang harus dipenuhi, ada beban hidup yang tidak bisa ditunda.
Di media sosial, banyak warganet mengirimkan doa dan dukungan untuk para pekerja lapangan yang tetap bertugas hari itu. Bukan hanya karena mereka bekerja di tengah bahaya, tetapi karena mereka melakukannya dengan ikhlas dan dengan semangat yang tidak mudah dipatahkan.
“ Untuk semua pekerja lapangan hari ini: kami doakan kalian sampai rumah dengan selamat,” tulis salah seorang warganet.
Dalam dunia yang kian cepat berubah, kisah seorang kurir yang tetap melaju di tengah hujan abu Semeru mengingatkan kita akan satu hal sederhana: keberanian tidak selalu tampil dalam bentuk heroik. Kadang ia muncul lewat seseorang yang tetap menjalankan tugasnya, meski langit sedang kelabu dan jalanan tidak ramah.
Dan dari tawa kecil sang kurir, masyarakat belajar bahwa harapan bisa muncul bahkan dalam abu yang menutup pandangan.
Advertisement
3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan

Status Tanggap Darurat Semeru Diperpanjang, Pemerintah Lumajang Fokus pada Keselamatan Warga

Gubernur Papua Angkat Suara Soal Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak 4 Rumah Sakit

Anak SD Naik KRL Jam 4 Pagi: Perjalanan Tangerang–Klender yang Bikin Haru dan Buka Mata Publik

10 Rekomendasi Kado untuk Hari Guru Nasional 2025 yang Membekas dan Bermakna


Alyssa Daguise Hamil Anak Pertama, Maia Estianty Sudah Bikin Panggilan Imut Sebagai Nenek
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Mengenal Sinkop Vasovagal yang Diderita Chaeyoung TWICE, Penyakit yang Bikin Pingsan Mendadak


Fiki Naki dan Tinandrose Resmi Menikah: Momen Haru, Senyum Bahagia, dan Doa dari Sahabat

Tiru Australia, Malaysia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Mengakses Medsos Tahun Depan

Sensasi Menikmati Durian Langsung di Kedai Ucok Medan, Nggak Enak Bisa Diganti
