Ilustrasi (Foto: Freepik)
Dream – Peristiwa memilukan menimpa seorang wanita hamil yang harus meregang nyawa bersama bayi dalam kandungannya, karena tidak segera mendapat perawatan medis.
Rupanya ia telah ditolak oleh tujuh rumah sakit yang coba didatangi. Tujuh rumah sakit yang menolaknya adalah RS Bantaeng, RS Jeneponto, RS Takalar, RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamoni.
Haerul, kerabat Hartina menjelaskan awalnya ia dibawa ke Puskesmas Bontobangun, Bulukumba.
“ Awalnya Hartina dikirim ke Puskesmas Bontobangun Bulukumba tapi kasusnya dirujuk ke RS Bantaeng. Namun RS Bantaeng menolak menerimanya begitu sampai di pintu masuk. Setelah itu kami bawa ke RS Jeneponto dan RS Takalar, tapi ditolak juga untuk perawatan lebih lanjut,” ujarnya.

Hartina kemudian dilarikan ke RS Labuang Baji Makassar namun ditolak lagi karena tidak melakukan tes skrining covid-19.
Mereka pun menuju RS Kartini, namun kembali ditolak dengan alasan tidak ada fasilitas Intensive Care Unit (ICU). Setelah itu, mereka mendatangi RS Ananda dan berakhir dengan penolakan yang sama.
Hartina akhirnya mendapat perawatan di RS Pelamoni. Namun, ia hanya diberi bantuan oksigen dan anti-kejang saat berada di ambulans.
“ Ia tidak diturunkan dari ambulans. Hartina malah dibawa ke RS Wahidin tapi meninggal sebelum ditempatkan di bangsal bersalin,” ungkap Haerul.

Sementara itu, Manajer Pelayanan Medik RS Ananda, Fira mengatakan, RS tidak memiliki fasilitas intensif untuk Hartina.
“ Saat sampai di rumah sakit, dokter mencoba memeriksa Hartina di dalam kendaraan dan menemukan dia mengalami kejang dan tekanan darah tinggi,” katanya.
“ Dalam situasi seperti itu, kami merasa dia membutuhkan peralatan perawatan intensif. Dan peralatan itu tidak tersedia di rumah sakit kami. Karena itu, kami meminta anggota keluarga Hartina untuk merujuknya ke RS Labuang Baji,” terangnya kembali.
Sementara itu, Kepala Pelayanan Manajemen Medik RSUD Bantaeng, Dr Hikmawati membantah menerima kedatangan pasien bernama Hartina.
“ Kami sudah mengecek catatan kehadiran tapi tidak ada pasien bernama Hartina yang terdaftar. Kalau ada, tentu informasinya ada di catatan kita,” ujarnya.
(Sumber: worldofbuzz.com)
Advertisement

Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget