Dian Pelangi
Dream - Galeri busana itu tampak ramai. Sejumlah orang keluar masuk bangunan berlantai dua tersebut. Datang dan pergi. Para tamu rumah mode di ujung Jalan Kemang Utara Nomor 51a, Jakarta Selatan, itu umumnya kaum hawa.
Di dalam, sejumlah orang berseragam hijau terlihat sibuk. Ada yang membuat dan menata busana. Ada pula yang melayani para tamu. Mulai hanya sekedar ngobrol hingga memilihkan baju.
Dan pekan lalu itu, seorang perempuan cantik berhijab terlihat berada di antara kesibukan ini. Ikut melayani pelanggan, memberi instruksi, dan sesekali mengangkat telepon yang nyaris selalu berdering-dering. Dialah Dian Pelangi. Sang empunya galeri.
Dari butik berdekor kayu inilah blasteran Pekalongan-Palembang ini memompa denyut bisnis fashion miliknya. Menggerakkan 14 cabang butik yang tersebar di 13 kota di seluruh Indonesia hingga ke negeri jiran, Malaysia, dengan 500 pegawai.
Usia Dian memang masih muda. Belum genap 24 tahun. Namun anak ke dua dari empat bersaudara, pasangan Djamaloedin dan Hernani, ini sudah menjadi desainer ulung baju muslimah. Garapannya telah menjadi pilihan utama fashionista. Tak hanya di dalam negeri, tapi juga mendunia. Menjadi produk bergengsi di kalangan muslimah, khususnya hijabers.
Bisnis fashion keluarga Dian dirintis oleh sang ibu yang sudah lama berdagang kain tenun dan songket di Palembang. Sang ibu memulainya dengan menjajakan kain dari rumah ke rumah. Saat krisis 1998, bisnis konstruksi sang ayah gulung tikar.
Kesulitan itu membuat orangtua Dian sepenuhnya berbisnis kain. Kala itu, mereka meminjam uang Rp 15 juta dari Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dengan jaminan sertifikat tanah seluas 1.500 meter persegi. Sejak itulah keluarga ini mulai membuat tenun ikat dengan membayar 10 karyawan.
Dian Pelangi memang hanya mewarisi usaha ini dari keluarganya. Namun itu bukan berarti pemilik nama asli Dian Wahyu Utami ini tak punya kemampuan. Sejak kecil, dia sudah tertarik dengan dunia fashion.
“ Waktu kecil aku suka sekali menjahit baju Barbie sendiri. Aku suka mix and match bajuku dan baju Barbieku, walaupun saat itu jahitnya masih asal-asalan. Itu sekitar SD kelas tiga atau empat,” tutur Dian saat ditemui Dream, pekan lalu.
Karena ketertarikan itu, setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruhan (SMK), Dian belajar mode di Ecole Superieur des Arts et Techniques de la Mode (ESMOD), Jakarta, selama setahun. Saat lulus pada 2008, dia resmi meneruskan bisnis keluarga.
“ Setelah sekolah fashion itu, baru aku belajar yang namanya menjahit, desain, dan semuanya. Jadi makin mengerti dan paham dunia fashion. Aku sangat terinspirasi ibu, kami senang berkolaborasi bersama,” tutur dia.
Langkah pertama yang dilakukan Dian saat meneruskan bisnis fashion ini adalah mengubah mindset atau pola pikir masyarakat. Sebagai muslimah yang berjilbab sejak kecil, dia merasa prihatin terhadap pandangan masyarakat yang menilai busana syar’i itu dikesankan kuno.
Inilah `revolusi` Dian. Mengubah pandangan itu dengan desain-desain modern. “ Busana muslimah itu bisa tampil keren,” kata perempuan kelahiran Palembang, 14 Januari 1991, ini.
Dian sudah tak ingat lagi berapa uang yang dia gerojok untuk memperluas ladang bisnis ini. Yang dia ingat hanya usahanya dalam berjibaku mengenalkan karya-karyanya dari pameran ke pameran.
Nama Dian cepat melejit. Baru setahun berkecimpung menjadi desainer, dia sudah ikut pameran busana di Melbourne, Australia. Pada 2009 itu, usianya baru menginjak 18 tahun. Namun yang menjadi momen terpenting bagi karier Dian adalah tampil di Jakarta Fashion Week di tahun yang sama. Kala itu, dia menjadi peserta termuda. Sebagai desainer junior, pendatang baru.
Setahun berselang, karya Dian diperkenalkan pada ajang Indonesia Fashion Week, selama empat tahun berturut-turut. Dia berkali-kali diundang dalam peragaan busana mancanegara. Januari tahun ini, dia tampil dalam Haute Arabia High Tea 2014 di London, Inggris.
Sebelumnya, busana rancangannya juga sudah dipakai oleh model yang wara-wiri di catwalk di Abu Dhabi, Jerman, Hungaria, dan Ceko. Tak hanya produk, dunia juga mengakui terobosan-terobosan Dian di bidang kreatif. Pada awal tahun ini pula dia menjadi pembicara diskusi Faith and Fashion di London College of Fashion, University of the Arts London.
Langkah istri Tito Prasetyo belum berhenti. Bulan depan, tepatnya 6 September 2014, Dian berencana mengusung busana rancangannya ke New York Fashion Week. Sebulan berikutnya, 10 Oktober 2014, karyanya akan ditampilkan pada Los Angeles Fashion Week.
Dalam ajang bergengsi dunia di Amerika Serikat itu, Dian akan memperkenalkan koleksi tenun sebagai ciri khas Tanah Air. “ Jadi aku akan bikin pakai bahan tenun dengan gayaku sendiri. Colorfull,” kata Dian.
Seperti pengusaha lainnya, Dian selalu berusaha memahami pangsa pasar. Dia terus memahami karakter para pecinta fashion. Namun, itu bukan strategi yang melulu diterapkan Dian untuk pengembangan bisnis fashion.
Sekarang, strategi lama itu dia padu. Dia berusaha membalik keadaan bahwa dirinyalah yang menjadi trendsetter bagi masyarakat. “ Strategiku selalu berusaha tampil maksimal dan mengerahkan yang terbaik setiap penampilanku.”
Dan rupanya cara itu cukup jitu. Dengan ditunjang `promosi gratis` di media sosial, kini nama Dian Pelangi dikenal seluruh fashionista Tanah Air. Banyak hijaber yang menjadikannya sebagai role model.
Kini, Dian punya sejumlah produk. Label Dian Pelangi untuk kelas premium dan Gallery Dian Pelangi khusus busana ibu-ibu. Label Dion Men untuk pakaian laki-laki, Dinda Pelangi khusus buat anak-anak.
Sementara, Dian Pelangi Bridal untuk pakaian pengantin, Dian Hajj untuk para calon jamaah haji dan umrah. Sedangkan DP by Dian merupakan produk massal untuk kelas menengah ke bawah.
Lantas, dengan sedemikian banyak produk, berapa omzet Dian perbulan? Dian menjawabnya diplomatis. “ Omzet dan keuntungan, ya Alhamdulillah jumlahnya. Itu semua keluargaku juga yang mengelola,” kata Dian.
Meski tangga sukses sudah dia tapaki, Dian mengaku belum puas. Sebab, waktu terus berjalan dan dunia fashion terus berkembang. Itulah yang membuat Dian menjauhkan diri dari rasa puas. “ Aku ingin selalu berusaha menampilkan yang terbaik. Insya Allah,” tutur dia.
Dian melihat fashion busana muslim memiliki masa depan yang sangat cerah. Bahkan, kata dia, ke depan Indoneisa akan menjadi kiblat dunia fashion di jagat ini. Jika perkiraan Dian ini benar, maka Indonesia akan menjadi salah satu rujukan fashion dunia.
“ Akan tumbuh dengan pesat kalau semua desainer saling bahu membahu membangun bisnis fashion dengan produk yang orisinal. Semua harus memiliki karakter yang kuat agar terus bertahan.”
Yang jelas, bagi Dian, jika ingin sukses dalam berbisnis dunia fashion muslim harus menjadi diri sendiri. Menciptakan karakter khas. Selain itu, juga niat dan target yang jelas.
“ Sedekah dan jangan lupa restu orang tua. Ingat dengan Allah itu yang terpenting, nikmati semua proses yang sedang dijalani,” tutur dia.
Ya, dengan kesuksesan ini, Dian Pelangi telah menggapai mimpi-mimpinya. “ Aku bukan orang yang punya target terlalu tinggi, aku selalu berharap bisa menampilkan karya yang terbaik,” kata dia.
“ Mimpi yang belum tercapai apa ya? Alhamdulillah semua yang didapat sekarang mimpiku sejak kecil,” ucap Dian Pelangi.
Begitulah Dian Pelangi. Mulai dari mendesain busana Barbie, kini dia melanglang dunia. Menyentak fashion dunia dengan kreasinya yang menghentak. Dan itu semua direngkuh dalam usia muda. (eh)
Laporan: Kusmiati
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR