Zaim Dibully Dan Diejek Juling Sejak Kecil. Kini Karyanya Dipamerkan Di Paris, Prancis. (Foto: MStar)
Dream - Kesadaran tentang masalah depresi masih tergolong rendah di kalangan masyarakat meskipun saban hari kita sering disuguhi dengan pelbagai kasus terkait termasuk upaya bunuh diri akibat stres.
Berbagai faktor menjadi penyebab kurangnya kesadaran ini antara lain sikap sebagian masyarakat yang memandang rendah kesehatan mental sehingga golongan ini tidak mempunyai sistem pendukung menyeluruh dalam proses pemulihannya.
Menjadi korban bullying sejak kecil, Ahmad Zaim Zharif menceritakan bahwa dirinya kerap dibully setelah mengalami cacat permanen pada mata kanannya akibat kecelakaan tertusuk gunting saat berusia empat tahun.
" Masa kecil saya adalah masa kecil yang periang dan menyenangkan. Sayangnya suatu hari, mata kanan saya tertusuk gunting bunga. Dokter memastikan lensa mata kanan saya robek sehingga saya harus menjalani serangkaian operasi untuk mengeluarkan lensa mata saya.
" Sejak itu, hidup saya berubah dan saya diejek dengan berbagai kata-kata tidak menyenangkan dari orang-orang di sekitar saya, termasuk sebutan juling... Sampai saya malu ketemu orang.
" Di antara lelucon yang sering dilontarkan 'Kamu lihat siapa? Kenapa kamu tidak mau lihat wajah orang lain ketika berbicara?'," katanya.
Hingga saat ini, pria 24 tahun ini masih merasa kurang percaya diri. Namun Zaim memilih mengabaikan ejekan orang lain dan selalu membujuk dirinya untuk bersabar dan melanjutkan hidup seperti biasa.
Untuk meningkatkan keyakinan dirinya, Zaim memakai kaca mata hitam yang tidak pernah lekang dari wajahnya untuk menutupi kecacatan pada matanya.
" Melalui kaca mata hitam, saya coba meningkatkan gaya fesyen yang secara tidak langsung menaikkan keyakinan diri saya. Namun di baliknya ada sesuatu yang coba saya sembunyikan.
" Walaupun nampak bergaya, sebenarnya ketakutan dalam diri saya itu masih tebal... takut kalau orang lain memandang aneh dan tidak mau berkawan dengan saya. Khawatir peristiwa diejek ketika kecil datang kembali," jelasnya.
Meskipun menganggap dirinya punya kekurangan namun Zaim tidak pernah membiarkan dirinya hanyut. Sebaliknya dia menjadikan pengalaman itu sebagai satu pendorong dalam berkarya.
Zaim mengaku minatnya dalam seni fotografi dan hal yang berkaitan kamera telah memberinya ide untuk menterjemahkan pengalamannya dalam sebuah karya berjudul 'Behind Those Glasses'.
Karya itu merupakan seri fotografi 'self-potrait' yang dijadikan sebuah video pendek yang berkisah tentang kesakitan yang disembunyikan dari masyarakat.
" Jika saya terus 'makan hati' dengan apa yang orang katakan, ia mungkin akan memakan diri saya sendiri dan saya tidak mau itu terjadi.
" Alhamdulillah minat dalam dunia fotografi menjadi cara saya keluar dari dunia yang saya sembunyikan dan ia membantu saya mengekspresikan diri," ujarnya.
Tidak terhenti di situ saja, Zaim juga mencoba nasib dengan mengantarkan karyanya ke sebuah pameran seni yang mengangkat tema tentang kesadarann isu mental di Paris, Prancis baru-baru ini.
Dari sekadar coba-coba, ternyata tidak sia-sia karena karyanya bersama 27 artis lainnya terpilih dan dipamerkan di La Galerie Institut d’Études Supérieures des Arts (IESA), Paris, pada 14 hingga 18 Juni lalu.
" Saya benar-benar tak sangka kisah silam saya rupa-rupanya bisa diterjemahkan melalui sebuah karya. Meskipun ia memberi kesan cukup mendalam tetapi saya percaya jika ia diolah dan diterjemahkan dengan baik, ia pasti dapat memberi dampak kepada masyarakat," katanya.
Niat Zaim hanya satu, dia ingin menginspirasi orang lain yang mungkin memiliki pengalaman yang sama seperti dirinya dengan mengungkapkan perasaan melalui media yang tepat seperti seni.
" Kesehatan mental adalah sesuatu yang serius dan inilah cara saya menghadapinya dan membagikan pengalaman kepada masyarakat," katanya, yang saat ini sedang mengejar gelar doktor di universitas negeri setempat.
Sumber: mStar
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`