Dream - KH Marzuki Mustamar mengaku tidak tahu alasan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mencopotnya dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur (PWNU Jatim). Dia membantah pemecatan tersebut karena dukungan kepada calon presiden (capres) tertentu.
kata Marzuki, dilansir dari merdeka.com, Kamis 4 Januari 2024.
Ceramah itu dapat dicari di YouTube, dan keseluruhan pidatonya mengajak untuk bersikap netral sebagaimana instruksi dari PBNU.
" Semua (ceramah) mesti mengajak semua netral, dalam arti yang memilih Prabowo monggo, yang mau pilih Ganjar juga monggo, yang mau pilih Amin juga monggo. Itu PBNU kan instruksi netral, instruksi itu yang kami pegang," ungkapnya.
" Perkara ada satu atau dua orang ke sana, jangan kami dipaksa bersama dia ke sana, karena awal instruksinya supaya ngayomi semua. Hikmahnya pasca Pilpres, dakwah NU bisa masuk ke Golkar, bisa masuk ke PDI, bisa masuk ke mana-mana. Maka kebijakan kami pengurus struktural disuruh ngayomi semua. Saya kira itu sudah benar, dan itu yang kami lakukan," imbuhnya.
KH Marzuki mengatakan, sosialisasi yang disampaikan kepada masyarakat bahwa ketiga capres layak dipilih.
Isi ceramah selama ini di antaranya menjelaskan tentang sosok Ganjar Pranowo, yang dikatakan merah, karena memang berangkat dari " partai merah" (PDIP).
Namun meski dari partai merah, di dalam koalisi itu punya tokoh muslim Tuan Guru Bajang (TGB), KH Hawa'ii dari Thoriqoh Qodriyah Nasahbandiyah, Gus Yasin Maemun Kader PPP serta Munjidah Wahab dari Tambakberas, Jombang.
Sehingga tidak perlu alergi dengan Ganjar, karena alasan dari " partai merah." Sisi kurang Ganjar mungkin berkurang dengan bergabungnya PPP dalam koalisi tersebut.
Begitu pun dengan Prabowo Subianto, punya Gus Miftah, Habib Luthfi dan Gus Hasyib Tambakberas yang turut mengawal Capres Nomor 02.
" Kalau ingin bergabung dengan AMIN (Anies-Cak Imin) juga dipersilakan," tegasnya.
Soal keberadaan PKS, dalam ceramahnya KH Marzuki juga menyampaikan bahwa PKS sudah ikrar Pancasila. Sehingga tidak perlu terlalu khawatir di samping karena PKB dan Nasdem turut dalam koalisi tersebut.
Porsi PKB dan Nasdem lebih besar dibanding PKS dalam koalisi tersebut. Sehingga seandainya umat memilih Amin, aman NKRI, apalagi para Kyai dan Gus juga di koalisi tersebut.
" Jadi ceramah saya begitu. Bahwa ingin memahamkan pada umat kalau punya pilihan, harus bisa memahami orang yang punya pilihan lain. Sampai tak terangkan, terus kurang apa. Kalau sampeyan punya rumus (alasan memilih) lain monggo," ungkapnya.
KH Marzuki mengaku berusaha mengayomi semuanya dan tidak peduli bergabung di koalisi mana. Ia pernah diundang dan datang di HUT Golkar di Tuban, bertemu dengan Gus Miftah dan Habib Luthfi di beberapa kesempatan.
Dirinya juga datang saat diminta memimpin tahlil saat Cak Imin ziarah Sunan Ampel. Pintunya juga terbuka saat utusan para tim sukses datang ke pondoknya.
" Kami tidak tahu juga, apakah surat (pemecatan) itu turun karena saya dianggap kurang mengayomi," ungkapnya bertanya.
Marzuki mengaku tidak mengetahui alasan pemecatannya, apalagi dalam surat tidak dicantumkan dirinya dipecat karena perbuatan atau kesalahan tertentu.
Ia juga tidak pernah dimintai klarifikasi atas usulan pemberhentian Dewan Syuriah, sebelum diputuskan oleh PBNU.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR