Gambar Ilustrasi/shutterstock.com
Dream - Ditemukan 90 jasad korban tewas yang diduga pengikut sekte sesat di sebuah peternakan pesisir Kenya yang dimiliki oleh seorang pendeta yang memerintahkan pengikutnya untuk berpuasa hingga meninggal dunia.
Menurut The Washington Post, angka baru itu muncul setelah polisi menggali 17 jenazah lagi. Sedangkan jumlah total mereka yang diselamatkan saat kelaparan di peternakan mencapai 34 orang.
Sementara itu, angka terakhir jumlah orang hilang yang diungkapkan Palang Merah Kenya adalah sebanyak 213 orang.
Pendeta Paul Mackenzie Nthenge, yang mengepalai gereja Good News International, dituduh memikat para pengikutnya ke peternakan di dekat kota pesisir Malindi.
Diduga ia menyuruh pengikutnya berpuasa sampai mati untuk bertemu Tuhan sebelum menguburkannya di sekitar peternakan itu. Ia pun ditangkap setelah polisi menggerebek bangunan itu awal bulan ini, dan menetap dalam tahanan polisi sambil menunggu pemeriksaan di pengadilan.
Tim yang menggali di lokasi telah menemukan mayat-mayat terkubur secara massal dan kuburan tunggal yang ditandai dengan salib.
Beberapa yang tinggal di rumah berdinding lumpur di dalam peternakan telah melarikan diri di depan tim penyelamat, dan kebanyakan mereka yang tidak dapat berjalan atau berbicara yang telah diselamatkan sejauh ini.
Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki mengatakan tim keamanan akan meningkatkan misi pencarian dan penyelamatan untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin.
“ Seluruh 800 acre (320 hektar) bidang tanah yang merupakan bagian dari peternakan Shakahola dengan ini dinyatakan sebagai daerah terganggu dan zona operasi,” kata Kindiki saat mengunjungi daerah tersebut.
Ia mengatakan, akan ada titik balik tentang bagaimana negara menangani ancaman yang disebabkan oleh ekstremisme agama dan sedang menyelidiki dugaan aliran sesat lain di daerah yang sama.
“ Kami telah menyebarkan jaring lebih luas ke organisasi keagamaan lain di sini di Kilifi. Kami telah membuka penyelidikan formal pada kelompok agama ini dan kami mendapatkan petunjuk penting yang mungkin apa yang dilakukan oleh Makenzi hanyalah puncak gunung es (sebagian kecil dari masalah yang lebih besar),” ungkapnya.
Sementara itu, Muslim untuk Kelompok Hak Asasi Manusia yang berbasis di Mombasa meminta pemerintah untuk mempertimbangkan melakukan pencarian jalur udara.
“ untuk mempertimbangkan opsi menggunakan pengawasan udara dengan menggunakan helikopter untuk menyelamatkan lebih banyak orang dan membuat proses lebih cepat” katanya dikutip dari The Washington Post.
Otopsi jenazah akan dimulai pada Kamis, namun media lokal melaporkan bahwa kamar mayat pemerintah di Kilifi sudah penuh.
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000