Dubes Rusia Andrei Karlov Tewas Tertembak Di Galeri Seni Ankara (theguardian.com)
Dream - Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas tertembak di Galeri Seni Ankara pada Senin malam, 19 Desember 2016 waktu Setempat atau Selasa dini hari, 20 Desember 2016 waktu Indonesia. Dia tertembak di bagian punggung.
Pelaku penembakan disebut seorang anggota polisi Turki. Pelaku sempat berteriak 'Jangan lupa Aleppo' sesaat sebelum menarik pelatuk.
Karlov diserang saat memberikan sambutan dalam pembukaan pameran seni di Ankara oleh polisi Turki yang sedang tidak berdinas. Karlov hanya bisa menyampaikan sambutan dalam beberapa menit.
Saat mendadak, seorang pria yang mengenakan jas dan berada di belakang Karlov mengambil pistol dan menembak Dubes yang tengah berpidato tersebut.
Tembakan dari belakang tersebut langsung membuat Karlov tersungkur. Semenata di pelaku mulai berteriak-teriak di kerumunan masa yang hadir dalam acara tersebut. Dikabarkan, pelaku juga sempat menembakkan senjatanya sedikitnya delapan kali.
Dalam teriakannya, pelaku sempat mengucapkan kalimat, " Jangan lupakan Aleppo. Janga lupakan Suriah. Meski kota kita aman, kalian tidak akan merasakan keamanan. Hanya kematian yang dapat membawa saya keluar dari sini. Setiap orang yang terlibat harus membayar penderitaan dengan harga yang setimpal."
Dia juga berteriak dalam bahasa Arab, " Kami adalah orang-orang yang berjanji setia kepada Muhammad, mengorbankan jihad."
Pasukan khusus Turki segera mengepung lokasi dan menembak mati pelaku. Sejumlah foto menunjukkan pelaku tergeletak di lantai, sementara tiga orang lainnya luka-luka.
Media setempat melaporkan penjaga keamanan di lokasi mengatakan pelaku menunjukkan identitas kepolisian untuk masuk ke galeri. Kementerian Dalam Negeri Turki menyebut pelaku beridentitas Mevlut Mert Altintas, seorang perwira polisi di kesatuan antihuru hara Ankara, yang lahir pada 1994 di Aydin dan lulusan Akademi Kepolisian Izmir.
Keluarga pelaku diketahui tinggal di barat Provinsi Aydin. Ibu, adik, dan ayah pelaku telah ditahan, menurut laporan kantor berita resmi pemerintah Turki Anadolu.
Pasukan khusus juga menggerebek rumah Altintas di Ankara. Seorang temannya, yang juga anggota polisi, turut ditahan.
" Ini merupakan kabar sedih bagi kami dan rakyat kami. Saya menghaturkan bela sungkawa mendalam kepada Federasi Rusia dan rakyat Rusia," ujar Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pembunuhan tersebut sebagai provokasi di tengah pemulihan hukuman Moskow dan Ankara serta upaya menangani konflik di Suriah.
" Kejahatan yang terjadi sudah tidak bisa diragukan lagi adalah bentuk provokasi untuk mengganggu normalisasi hubungan Rusia-Turki dan menganggu proses perdamaian di Suriah yang secara aktif digalakkan Rusia, Turki, dan Iran," kata Putin.
" Hanya ada satu jawaban atas masalah ini, maju selangkah melawan terorisme dan para bandit akan merasakan hal ini," ucap Putin.
Putin mengatakan pejabat Rusia akan dikirim ke Ankara untuk melakukan penyelidikan kasus ini. " Kita harus tahu siapa yang mengerakkan tangan algojo," kata Putin.
Presiden Turki Recep Tayib Erdogan segera menghubungi Putin sesaat usai insiden itu terjadi.
(Sah/Sumber: theguardian.com)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik