Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream – Banyak orang merasa tidak dihargai oleh pasangan saat berumah tangga. Sehingga mereka memilih berpisah. Perceraian kerap kali diambil oleh pasangan karena sudah tak ada jalan lain untuk mempertahankan rumah tangga.
Perceraian memang merupakan pengalaman pahit. Namun tidak sedikit orang yang justru menemukan manisnya kehidupan setelah memutuskan untuk bercerai dengan pasangan ‘toxic’.
Seperti kisah wanita berikut ini, dia justru hidup senang setelah berpisah dengan sang suami. Kisah ini diunggah oleh pemilik akun TikTok @perempuan.freelancer. Pemilik akun itu mengaku membaca kisah ini di Quora oleh pengunggah Wanita Kuat.
Berikut curahan hati yang viral tersebut:
Halo mantan suami, udah bahagia belum sekarang? Katanya dulu kamu enggak pernah bahagia hidup bersama aku dan Tara, anak kita.
Sampai akhirnya kamu memutuskan meninggalkan kami dan mengejar yang kau sebut cinta sejatimu itu.
Aku cuma mau cerita sedikit beberapa hal yang belum sempat aku ceritain ke kamu. Maaf rada pamer dikit ya. Daripada pamer keterpurukan nanti malah kamu ketawain.
Aku berharap cerita ini bisa nyampe ke kamu. Entah gimana caranya Tuhan memperlihatkannya.
Aku dan Tara masih hidup setelah kau tinggalkan. Tara alhamdulillah sekarang sehat dan tambah gendut. Aku berhasil loh menjadi ibu yang hebat tanpa kamu.
Berat badanku naik banyak. Sekarang sudah 53 kg, dulu saat sama kamu mentok di 43, 45 kg. Sering kamu bully, kamu bilang kurang semok kan. Sekarang sudah semok loh.
Setelah kau tinggalkan, aku sudah pelantikan dan penerimaan SK ASN loh. Gajiku sekarang jauh lebih banyak ketimbang bersama kamu. Aku beli handphone sendiri sekarang, iPhone.
Kamu masih ingatkan janji aku waktu dulu bakal beliin iPhone couple untuk kita? tapi sekarang aku beli sendiri karena kamu keburu pergi.
Uangku sekarang cukup banyak karena sudah enggak ada lagi yang aku tanggung selain Tara. Tara juga dibantu oleh embahnya atau orangtua aku.
Sudah enggak ada kamu ditambah lagi enggak ada lagi yang minta beliin barang-barang branded, tas, baju seragam, celana, minta beliin hp sampai aku gadaiin gelangku.
Mash ingat kan? dulu kamu enggak nafkahin sebulan cuma buat beli vape. enggak nafkahi empt bulan demi si embak-embak itu dan sebagainya.
Aku sampai lupa kapan terakhir kali kamu nafkahi dan kamu enggak minta kembali. Sekarang uangku bisa terkumpul sampai akhirnya aku bisa beli sawah tahun ini.
Aku sudah bisa nyetir nih dan juga sudah punya SIM A. Pas sama kamu, aku goblok banget latihan enggak bisa-bisa. Sekarang sudah bisa dan yang jelas bukan untuk nyopirin kamu ya. Makasih loh udah ngajarin aku dulu.
Aku sekarang tambah putih, tambah ngerawat muka, tambah rajin skincare-an karena Tara udah rada gede.
Dulu dia masih bayi jadi maaf ya sering kutinggal begadang, nyusui dan ngurus dia. Jarang aku bawain bekal karena aku begadang ngurus anak kita.
Kamu dulu juga terlalu sibuk sih ngurus selingkuhanmu. Jadi aku kecapekan ngurus anak sendirian. Sekarang waktuku sudah lumayan longgar.
Aku sudah enggak pernah marah-marah. Dulu aku sering marah-marah kan tiap kali kamu ketahuan selingkuh, ketahuan di hotel, ketahuan lagi chatting. Sekarang tensiku normal. Tidurku nyenyak, dulu selalu over thinking waktu kamu shift malam.
Apalagi pas dapat kabar dari teman kerjamu kamu sampai kantor jam dua malam, kadang jam sebelas malam, kadang setengah satu, padahal dari rumah berangkatnya jam tujuh malam.
Dan ternyata kamu tidur di kosan embak-embak selingkuhanmu itu. Sekarang aku sudah enggak overthinking lagi. Kamu mau sampai kantor subuh juga aku bodo amat.
Aku enggak perlu ketemu dan seatap lagi sama ibu kamu yang super nyinyir, suka jelek-jelekin aku di depan keluargamu yang lain.
Ibu yang enggak pernah suka sama anak kita, yang selalu pamer kebaikannya ke cucu lainnya yang suka ngatain aku pemalas yang suka patriarki tapi enggak sadar diri anaknya kayak gimana, yang selalu pamer kalau berjabatan dan kaya banget, yang selalu cemburu kalau kita bersama, yang selalu yang jadi paling sakit agar dapat perhatian kamu, yang selalu belain kamu ketika kamu selingkuh dnegan dalih laki-laki kan boleh beristri lebih dari satu, yang selalu membenarkan apapun tingkah kotormu yang selalu menuntut makananmu udah harus di atas meja tapi duit enggak kamu kasih.
Aku nikah cuma untuk disuruh kerja. Terus hasil kerjaku buat ngasih makan kamu dengan dalih kamu sudah nyediain rumah. udah ada tukang ebrsih-bersihpun kaluan masih sebel sama aku ketika aku pulang enggak nyapu rumah.
Terus gimana, pulang rumah sudah bersih semua, kan mending aku langsung ngurus bayi kita dan momong anak kita.
Kalaupun bersih-bersih kalian enggak mau gantiin momong anak kita. Aku tinggal nyapu anak kita sudah sampai jalan dan kalian bodo amat kok.
Apakah kalian enggak capek musuhin Tara terus. Dia masih kecil, dia enggak ngerti apapun loh, kan mending aku fokus nyari duit buat ngasih makan kamu dan ngurus anak kita. Hah kalian lawk banget deh.
Oh ya, udah tahu belum kalau yang ditantang itu aku. Aku udah lihat semuanya loh. Skill Uya Kuyaku tidak diragukan lagi kan. Apalagi skill intel pas ngegap perselingkuhan-perselingkuhan kamu. Aku ahlinya.
Orangtuaku juga lega banget enggak lagi punya menantu kayak kamu. Katanya enggak tahu balas budi. Udah disayang, udah dikasih makan, enggak pernah dituntut harus jadi pria tanggung jawab, enggak pernah dibebani dalam pengasuhan anak, nafkahi anak, masih aja suka nyelingkuhin anaknya.
Enggak pernah nyinyirin walaupun kamu enggak jumatan, walaupun kamu enggak sholat karena itu kewajiban-kewajibanmu. Orangtuaku selalu memaklumi kelakuan-kelakuanmu yang tidaka manusiawi.
Dan sekarang aku melihat orangtuaku sering tertawa. Udah enggak banyak pikiran seperti dulu.
Kamu enggak perlu fitnah bilang ke semua orang kalau aku melarang kamu untuk bertemu anak kita. Pintuku selalu terbuka 24 jam untukmu.
Aku enggak pernah egoissoal anak. Kalau memang pecundang ya pecundang saja. Enggak perlu playing victim, enggak perlu koar-koar sana-sini kalau aku ngelarang kamu ketemu anakmu. Enggak apa-apa kok kamu enggak ngasih nafkah anak, yang penting anakku dapat kasih sayang dari bapaknya.
Advertisement