Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi

Reporter : Editor Dream.co.id
Senin, 1 Juli 2024 19:00
Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi
Usai imunisasi dan kembali ke rumah, bayi MKA mengalami gejala tubuh melemah.

1 dari 15 halaman

Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi

Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi © Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

2 dari 15 halaman

© Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

Dream - Bayi berusia hampir 3 bulan, inisial MKA meninggal setelah mendapatkan imunisasi di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Laporan atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) itu pun telah sampai ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

3 dari 15 halaman

Imunisasi Ganda

Menurut laporan Kemenkes RI, bayi laki-laki tersebut meninggal beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi dengan empat jenis vaksin, yaitu vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes dan Rotavirus untuk pencegahan diare.

Imunisasi terhadap bayi MKA ini merupakan imunisasi ganda, yaitu pemberian vaksin lebih dari satu jenis vaksin dalam sekali kunjungan.

4 dari 15 halaman

Kronologi

Dari hasil investigasi Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K juga vaksin hepatitis B.


Setelah lahir, bayi MKA tak pernah dibawa ke Puskesmas. Ia baru kembali dibawa oleh orangtuanya saat berusia 2 bulan 28 hari ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi lanjutan.

5 dari 15 halaman

© Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

Bayi MKA kemudian diberikan imunisasi ganda, yaitu pemberian vaksin lebih dari satu jenis vaksin dalam sekali kunjungan. Hal itu untuk melengkapi status imunisasinya dan mengejar imunisasi yang belum didapatkan.

6 dari 15 halaman

Gejala Tubuh Melemah

Saat di Posyandu, terdapat 18 anak yang mendapatkan imunisasi pada hari tersebut. 3 anak diantaranya mendapatkan 4 jenis vaksin yang sama seperti bayi MKA, dan kondisinya saat ini sehat.


Setelah menerima imunisasi dan pulang ke rumah, tak berapa lama bayi MKA menunjukkan gejala tubuh yang melemah. Melihat kondisi sang anak tidak normal, orangtua bayi pun langsung menghubungi Puskesmas.

7 dari 15 halaman

“Pertolongan pertama diberikan karena petugas imunisasi langsung datang ke rumah almarhum dan membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan lanjutan,”

8 dari 15 halaman

© Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

Ketika sampai di rumah sakit, nyawa bayi MKA tak terselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Peristiwa meninggalnya bayi ini dilaporkan terjadi pada 11 Juni 2024.

9 dari 15 halaman

Dilakukan Audit Kausalitas

Menyikapi insiden tersebut, Komda KIPI Jawa Barat dan Komisi Nasional (Komnas) KIPI melakukan audit kausalitas. Hasilnya, belum dapat dipastikan apakah benar penyebab kematian bayi MKA berhubungan dengan vaksinasi ganda yang dilakukan.

“Audit KIPI telah dilakukan bersama Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Hasil audit berdasarkan informasi yang ada adalah belum dapat dinyatakan penyebab kematian, apakah ada hubungan dengan imunisasi, rekomendasinya adalah dilakukan autopsi,” ucap Prof Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI.

10 dari 15 halaman

Keluarga Tolak Autopsi

Namun, pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi. Kemudian memutuskan untuk mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum.

“Keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi dan mencabut tuntutan polisi dan kuasa hukum. Pihak keluarga menyatakan menerima kematian almarhum Bayi MKA,” ujar Hindra.

11 dari 15 halaman

Uji Kualitas Vaksin

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pun sudah mengambil sampel vaksin yang disuntikkan kepada almarhum Bayi MKA. Hal itu untuk menilai kualitas vaksin.

“BPOM juga mengambil sampel vaksin-vaksin yang diberikan kepada almarhum Bayi MKA. Sampel ini untuk dilakukan uji kualitas. Jadi, sedang dilakukan uji kualitas,” ucapnya.

12 dari 15 halaman

Imunisasi Ganda Dikatakan Tetap Aman

Direktur Pengelolaan Imunisasi, Prima Yosephine mengatakan, pemberian imunisasi ganda atau lebih dari satu jenis vaksin dalam satu kunjungan telah direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Hal ini dikatakan aman dan efektif, sesuai dengan rekomendasi WHO untuk jadwal imunisasi rutin maupun kejar.

13 dari 15 halaman

© Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

" Pemberian imunisasi kombinasi (lebih dari satu antigen atau satu jenis vaksin) sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal," jelas Prima.

14 dari 15 halaman

© Fakta-Fakta Meninggalnya Bayi di Sukabumi Usai Imunisasi (shutterstock)

Prima menegaskan, menerima suntikan dosis ganda tidak membebani sistem kekebalan tubuh.

" Antigen yang ada dalam vaksin hanyalah sebagian kecil dibandingkan dengan apa yang secara alami ditemui oleh tubuh kita setiap hari," ucapnya.

15 dari 15 halaman

Data ilmiah dari CDC Amerika Serikat menunjukkan bahwa menerima kombinasi vaksin sekaligus tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak pemberian berbagai kombinasi vaksin.

Vaksin yang direkomendasikan terbukti efektif jika dikombinasikan maupun secara disuntikkan tunggal. Terkadang kombinasi vaksin tertentu yang diberikan bersamaan dapat menyebabkan demam. Namun, kondisi ini bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.

Beri Komentar