Valanga nigricornis, atau yang sering dikenal sebagai belalang kayu, adalah jenis serangga yang mendiami wilayah Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik, termasuk di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, serta bagian selatan Thailand, Kamboja, dan Vietnam.
Dilansir dari Pertanian.go.id, belalang kayu biasanya berkembang biak di hutan jati.
Namun, jika tidak ada pohon jati, serangga tersebut akan beralih ke tanaman di sekitarnya.
Oleh karena itu, belalang kayu dikategorikan sebagai hama karena dapat menyerang komoditas pertanian seperti kopi, kakao, kelapa, jagung, pisang, mangga, kapuk, kapas, tebu, singkong, dan berbagai komoditas lainnya.
Bagi pemilik pohon jati, belalang kayu dianggap sebagai anugerah karena bantu kendalikan hama ulat yang biasanya merusak daun jati.
Di daerah Kabupaten Gunungkidul, serangga ini digoreng dan menjadi hidangan khas daerah tersebut.
Pada musim kemarau, sejumlah warga Gunungkidul yang menggeluti bidang pertanian beralih ke kegiatan menangkap belalang karena tidak ada pekerjaan di bidang pertanian.
Proses penangkapan dilakukan dengan menggunakan galah, mengingat belalang cenderung hinggap di daun pohon jati yang tinggi.
Pada musim hujan, belalang kayu seringkali hadir di lahan pertanian tanaman palawija. Umumnya, petani melakukan penangkapan belalang ini pada malam hari dengan bantuan sumber cahaya tambahan, mengingat mata belalang kurang efektif saat kondisi gelap.