Geger Keluarga Buka Pembungkus Steril Jenazah PDP Covid-19

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 25 Maret 2020 17:27
Geger Keluarga Buka Pembungkus Steril Jenazah PDP Covid-19
Pasien yang meninggal tak bisa diperlakukan seperti orang meninggal biasa agar tak menulari orang lain.

Dream - Penyakit Covid-19 sangat menular. Para pasiennya dikarantina agar tidak menulari orang lain. Untuk pasien yang meninggal dunia juga diperlakukan khusus, termasuk mereka yang meninggal dalam status Pasien Dalam Pemantauan (PDP).

Jenazahnya dibungkus dalam plastik steril dan tak boleh dibuka. Harus dikuburkan sesegera mungkin agar tidak menulari orang lain, terutama keluarga. Ini termasuk pasien yang hasil tes swabnya masih menunggu.

Sayangnya oleh beberapa pihak hal ini tak bisa dipahami dengan baik. Sebuah video beredar di media sosial, keluarga di Kendari, Kolaka, Sulawesi Tenggara membuka plastik steril yang membungkus jenazah PDP Covid-19.

Pihak keluarga bahkan menciuminya. Jenazah diperlakukan seperti orang meninggal biasa, hanya dibungkus kafan. Orang-orang pun ramai bertakziah. Video tersebut tentu saja membuat geger.

Jenazah PDP COvid19

Pasalnya, seluruh orang yang kontak dengan jenazah PDP tersebut akhirnya masuk dalam kategori ODP (orang dalam pemantauan).

 

1 dari 5 halaman

Lihat Videonya

2 dari 5 halaman

Pemakaman Pasien Covid-19 Bikin Haru, Keluarga Lihat dari Jauh

Dream - Bila ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, maka waktu itulah kita akan berada di sisinya untuk menatap wajahnya buat kali terakhir.

Tapi hal itu tidak terjadi pada seorang netizen bernama Luqman Idris. Disebabkan ayahnya meninggal karena Covid-19, Luqman tak punya peluang melihat wajah orang yang sangat dihormati itu.

Jangankan melihat wajah untuk terakhir kali, mengurus jenazah ayahnya saja keluarganya tak diizinkan.

Luqman dan keluarga di Malaysia hanya bisa melihat proses pemakaman ayahnya yang sudah dimasukkan ke dalam peti dari jarak cukup jauh.

3 dari 5 halaman

Keluarga Tak Mengiringi Sampai Liang Lahat

Dalam sebuah video yang dia bagikan di Twitter, tampak empat orang petugas rumah sakit mengurus pemakaman ayahnya.

Para petugas itu terpaksa menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat menurunkan peti mati dari ambulans dan membawanya ke pemakaman.

Korban Covid-19 dimakamkan oleh 4 petugas medis, keluarga menyaksikan dari jauh.

Sementara Luqman dan anggota keluarga hanya bisa melihat dari dalam mobil yang diparkir agak jauh dari ambulans.

" Hanya empat orang saja yang mengurus jenazah ayah. Yang memakai APD lengkap saja yang diperbolehkan mengusung peti mati," tulis Luqman.

Proses pemakaman memakan waktu kurang dari 30 menit.

Luqman mengatakan proses pemakaman ayahnya yang meninggal akibat tertular virus corona itu berlangsung tidak sampai 30 menit.

4 dari 5 halaman

Bolehkah Berziarah Korban Covid-19?

Sebagai seorang anak, Luqman pasti merasa sedih karena tak dapat memandikan jenazah ayahnya. Tapi dia bersyukur masih bisa mengiringi kepergian sang ayah biar hanya dari jauh.

Pemakaman korban virus Covid-19 yang terpaksa dilakukan dengan cara ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari netizen.

Seorang netizen menanyakan apakah anggota keluarga diperbolehkan berziarah setelah seorang anggota tertular Covid-19 meninggal dunia?

" Seharusnya boleh saja anggota keluarga berziarah. Tapi tunggu Inspektur Kesehatan beri izin baru boleh berziarah. Jika kawasan itu sudah disterilkan," tulis Luqman.

5 dari 5 halaman

Rasanya Jika Ada Keluarga Kritis karena Covid-19

Luqman kemudian bercerita pengalaman ketika seorang anggota keluarganya mengalami masa kritis akibat virus corona.

Kata Luqman, saat ayahnya dalam masa kritis sekali pun, keluarga tak bisa berada di sisinya untuk menemani seperti biasanya.

" Hanya menunggu kabar dari rumah sakit. Kami (di rumah) hanya mampu berdoa dari jauh, semoga ada keajaiban," kata Luqman.

Menurut Luqman, keluarganya tidak bisa menemani ayahnya yang kritis karena untuk melindungi mereka dari tertular virus corona.

Sumber: Lobak Merah

Beri Komentar