Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Penyakit Covid-19 sangat menular. Para pasiennya dikarantina agar tidak menulari orang lain. Untuk pasien yang meninggal dunia juga diperlakukan khusus, termasuk mereka yang meninggal dalam status Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
Jenazahnya dibungkus dalam plastik steril dan tak boleh dibuka. Harus dikuburkan sesegera mungkin agar tidak menulari orang lain, terutama keluarga. Ini termasuk pasien yang hasil tes swabnya masih menunggu.
Sayangnya oleh beberapa pihak hal ini tak bisa dipahami dengan baik. Sebuah video beredar di media sosial, keluarga di Kendari, Kolaka, Sulawesi Tenggara membuka plastik steril yang membungkus jenazah PDP Covid-19.
Pihak keluarga bahkan menciuminya. Jenazah diperlakukan seperti orang meninggal biasa, hanya dibungkus kafan. Orang-orang pun ramai bertakziah. Video tersebut tentu saja membuat geger.
Pasalnya, seluruh orang yang kontak dengan jenazah PDP tersebut akhirnya masuk dalam kategori ODP (orang dalam pemantauan).
Pasien yg mninggal di kendari.
Astagfirullah ..
keluarga mngamuk dan ttp mmbawa mayat kerumah..pdhal udah di bungkus plastik udah stiril ,plastiknya dibuka seolah tdk perduli dgn peringatan dri pihak RS....
Akhirnya 1 kampung itu skg terancam jdi ODP smua...sttus A1. pic.twitter.com/K3RZPMOFaQ— sarang hamnida (@kharimakharima1)March 24, 2020
Dream - Bila ada salah satu anggota keluarga yang meninggal dunia, maka waktu itulah kita akan berada di sisinya untuk menatap wajahnya buat kali terakhir.
Tapi hal itu tidak terjadi pada seorang netizen bernama Luqman Idris. Disebabkan ayahnya meninggal karena Covid-19, Luqman tak punya peluang melihat wajah orang yang sangat dihormati itu.
Jangankan melihat wajah untuk terakhir kali, mengurus jenazah ayahnya saja keluarganya tak diizinkan.
Luqman dan keluarga di Malaysia hanya bisa melihat proses pemakaman ayahnya yang sudah dimasukkan ke dalam peti dari jarak cukup jauh.
Dalam sebuah video yang dia bagikan di Twitter, tampak empat orang petugas rumah sakit mengurus pemakaman ayahnya.
Para petugas itu terpaksa menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) saat menurunkan peti mati dari ambulans dan membawanya ke pemakaman.
Sementara Luqman dan anggota keluarga hanya bisa melihat dari dalam mobil yang diparkir agak jauh dari ambulans.
" Hanya empat orang saja yang mengurus jenazah ayah. Yang memakai APD lengkap saja yang diperbolehkan mengusung peti mati," tulis Luqman.
Luqman mengatakan proses pemakaman ayahnya yang meninggal akibat tertular virus corona itu berlangsung tidak sampai 30 menit.
Sebagai seorang anak, Luqman pasti merasa sedih karena tak dapat memandikan jenazah ayahnya. Tapi dia bersyukur masih bisa mengiringi kepergian sang ayah biar hanya dari jauh.
Pemakaman korban virus Covid-19 yang terpaksa dilakukan dengan cara ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari netizen.
Seorang netizen menanyakan apakah anggota keluarga diperbolehkan berziarah setelah seorang anggota tertular Covid-19 meninggal dunia?
" Seharusnya boleh saja anggota keluarga berziarah. Tapi tunggu Inspektur Kesehatan beri izin baru boleh berziarah. Jika kawasan itu sudah disterilkan," tulis Luqman.
Luqman kemudian bercerita pengalaman ketika seorang anggota keluarganya mengalami masa kritis akibat virus corona.
Kata Luqman, saat ayahnya dalam masa kritis sekali pun, keluarga tak bisa berada di sisinya untuk menemani seperti biasanya.
" Hanya menunggu kabar dari rumah sakit. Kami (di rumah) hanya mampu berdoa dari jauh, semoga ada keajaiban," kata Luqman.
Menurut Luqman, keluarganya tidak bisa menemani ayahnya yang kritis karena untuk melindungi mereka dari tertular virus corona.
Sumber: Lobak Merah
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media