Jarang Terjadi! Pilot Bawa Pesawat Nyasar, Mendarat 225 Km di Kota yang Salah
Penerbangan berakhir di Pokhara, 255 kilometer dari tujuan sebenarnya
Dream - Media sosial kembali dibuat ramai. Kali ini soal nisan salib di makam Albertus Slamet Sugihardi yang harus dipotong menjadi huruf T.
Sontak peristiwa ini langsung menjadi buah bibir dan banyak di-repost. Padahal faktanya tidak seheboh informasi yang berseliweran media sosial.
Awalnya Albertus Slamet Sugihardi yang merupakan warga RT 53 RW 13, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta meninggal dunia pada Senin (17/12) sekitar pukul 08.00 di RS PKU Muhammadiyah.
Almarhum Slamet, sapaan akrabnya, dimakamkan di pemakaman Jambon, Purbayan sekitar pukul 13.00 WIB.
Dikutip dari Liputan6.com, Bedjo, tokoh masyarakat setempat bersama warga menolak makam Slamet menggunakan simbol agama, mengingat makam tersebut merupakan makam blok muslim.
Bedjo, tokoh masyarakat setempat dan warga tidak menolak pemakaman tersebut, hanya saja dengan sejumlah syarat, salah satunya adalah tanpa menggunakan simbol agama.
"Dibolehkan dimakamkan di sana dengan syarat. Syaratnya tidak boleh ada simbol-simbol Nasrani dan makam berada di pinggir area," ujar Bedjo.
Bedjo membantah jika masyarakat Purbayan dituding intoleran. Bedjo mencontohkan jika warga sekitar turut membantu proses pemakaman. Selain itu warga juga melayat ke rumah duka.
Ketua RW 13, Kelurahan Purbayan, Kotagede, Slamet Riyadi menerangkan jika dalam prosesi pemakaman, warga di wilayah tempat tinggal almarhum pun turut membantu. Bantuan yang diberikan di antaranya dengan meminjami sound system, ikut mendirikan tenda untuk pelayat bahkan juga ikut membantu kelancaran prosesi pemakaman.
Dirinya pun menjabarkan, saat keluarga tengah berada di RS PKU Muhammadiyah untuk mengurus jenazah Albertus Slamet Sugihardi, warga justru sudah di rumah duka dan mempersiapkan keperluan pemakaman.
Slamet Riyadi juga menuturkan, dalam keseharian Slamet merupakan orang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Dalam bermasyarakat pun, Slamet kerap ikut pertemuan warga dan kerja bakti.
Makam Albertus Slamet Sugihardi merupakan makam non-muslim satu-satunya di pemakaman Purbayan yang mayoritas muslim, sebenarnya merupakan wujud toleransi yang sesungguhnya. Tidak ada kehebohan seperti informasi yang berseliweran di media sosial
"Sebenarnya masalah muncul ketika viral di media sosial. Pihak keluarga sudah menerima dan tak keberatan dengan pemotongan nisan itu, perwakilan dari Gereja Pringgolayan juga ikut berembug waktu itu dan tak mempermasalahkan. Warga pun juga tak mempunyai masalah dengan pihak keluarga," ungkap Slamet Riyadi menambahkan.
Awalnya, Slamet meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta akibat tersedak makanan. Tidak lama setelah menjalani perawatan, Slamet meninggal dunia.
"Nyawanya tidak tertolong, Kemudian dirembuk rencana pemakaman," ujar Humas Gereja Santo Paulus Pringgolayan, Banguntapan, Bantul, Albertus Sunarto, kepada Solopos.
Albertus Sunarto juga mengatakan keluarga menghendaki Slamet dimakamkan di pemakaman umum terdekat. Pemakaman yang dimaksud adalah TPU Jambon.
"Pak Slamet dimakamkan di makam kampung (TPU Jambon) yang tidak jauh dari kediamannya," kata Sunarto.
Sunarto kemudian mencoba berembuk dengan salah satu sesepuh kampung setempat, Bejo Mulyono. Ini agar Slamet dapat dimakamkan di TPU tersebut.
Rembukan tersebut membuahkan hasil. Slamet dapat dimakamkan di tempat yang sesuai permintaan keluarganya.
TPU Jambon sebenarnya merupakan pemakaman umum, bukan khusus Muslim. Tetapi, TPU tersebut memang digunakan oleh warga mayoritas pemeluk Islam.
Proses pemakaman awalnya tidak menemui masalah. Menurut Sunarto, karena TPU Jambon adalah pemakaman kampung, lokasi makam Slamet bisa di mana saja.
"Sampai akhirnya sekitar pukul 13.00 WIB, ada semacam reaksi dari warga kampung. Mereka tidak membolehkan Slamet dimakamkan di tengah pemakaman tetapi di bagian pinggir. Oke, tidak ada masalah," kata Sunarto.
Liang yang sudah digali di tengah area pemakaman terpaksa ditutup dan dipindah ke pinggir. Ketika jenazah akan dimakamkan, warga kembali mengajukan permintaan.
Menurut Sunarto, warga meminta keluarga tidak melakukan doa-doa sejak pemberangkatan sampai proses pemakaman selesai. Permintaan tersebut juga dipenuhi oleh keluarga Slamet.
"Proses pemakaman berjalan, sampai akhirnya saya mendengar kalat saat salib ditancapkan ke pusara, ada warga yang memotong salib dengan cara digergaji.
Setelah dipotong, nisan tersebut ditancapkan ke pusara Slamet. Alhasil, nisan tersebut berdiri dengan bentuk menyerupai huruf T.
(ism, Sumber: Liputan6.com | Solopos)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penerbangan berakhir di Pokhara, 255 kilometer dari tujuan sebenarnya
Ia diketahui meminum air dari sungai Kali Bein
Menparekraf Siapkan Ruang Diskusi dengan Pelaku Parekraf Labuan Bajo Terkait Kenaikan Tarif TN Komodo
Ia bahkan pernah jadi pekerja magang termuda di NASA ketika terpikir untuk mengejar pendidikan teknik.
"Kenapa harus dilarang, asal tidak menabrak aturan, tidak melanggar aturan. Prinsip di situ,"
Fakta menarik yang tak banyak orang tahu diungkap oleh pria ini ketika menonton konser di Aceh.
Sarinah adalah nama dari pengasuh Bung Karno semasa kecil.
Media hanya diizinkan menyorot aktivitas prarekontruksi dari jarak 30 meter.
Mereka tak tersentuh oleh masyarakat modern dan bahkan membunuh orang luar yang menjelajah ke sana.
Aksi heroiknya yang dilakukan dengan sigap membuat si pemotor laki-laki yang turut menjadi korban kecelakaan tersebut selamat.
KSAU meminta Kadispen TNI AU untuk membicarakan kemungkinan kerja sama yang ditawarkan pihak grup EMTEK/SCM
Kasus dugaan pembunuhan berencana Brigadir J telah naik penyidikan
Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Serang Kota lalu menahan Nikita Mirzani. Namun, di hari yang sama, polisi akhirnya memutuskan tak menahan Nikita.
Dari survei, pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa dapat mengetahui bagaimana kebermanfaatan serta eksistensi berdirinya MASK untuk umat.
Masuk 50 besar ADWI 2022 dari 3.419 desa wisata yang mendaftar dalam ajang ini.
Saat ini Roy Suryo tengah mejalani pemeriksaan sebagai tersangka di Polda Metro.
Eksistensi remaja itu pun mulai tersingkir. Bahkan, salah satu remaja SCBD, Roy, mengaku bakal pindah tempat nongkrong.
Ayah kandung dan ibu tiri R tampak berpakaian rapi memakai sepatu dan jaket saat bertemu Dinsos.