Gerhana Matahari Mirip Zaman Rasul Bakal Terlihat di Semarang

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 7 Maret 2016 19:03
Gerhana Matahari Mirip Zaman Rasul Bakal Terlihat di Semarang
Untuk bentuk penampakannya yang dapat dilihat nanti sama-sama punya persentasi gelap gerhana 80 persen. Hanya saja...

Dream - Warga Semarang bakal mendapat momentum langka saat gerhana matahari terjadi pada Rabu besok 9 Maret 2016. 

Sebab, sejumlah pakar astronomi menyatakan penampakan matahari akan terlihat seperti di zaman Nabi Muhammad SAW.

Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia, Ahmad Izzuddin, mengatakan berdasarkan ilmu Falak, gerhana matahari di Semarang berdurasi 2 jam 15 menit 38 detik, atau terpaut sedikit dari zaman Nabi Muhammad hanya berkisar 2 jam 36 menit 11 detik.

" Rabu besok akan ada penampakan munculnya matahari sebagian di langit Semarang. Ini sangat mirip seperti zaman Muhammad. Benar-benar istimewa bagi Kota Semarang,” kata Izzuddin, saat berdialog dengan pecinta astronomi di MAJT dikutip Dream dari laman metrosemarang.com , Senin 7 Maret 2016. 

Untuk bentuk penampakannya yang dapat dilihat nanti sama-sama punya persentasi gelap gerhana 80 persen. Hanya saja, yang terlihat di Semarang mempunyai selisih 8 persen lebih besar dari gerhana zaman Nabi Muhammad.

" Pada zaman nabi, magnitude gerhana berkisar pada angka 0,824317767 atau 82 persen. Sedangkan gerhana di Semarang Rabu pekan depan magnitudenya berkisar 0,8742833664 atau 87 persen," imbuhnya.

Tak hanya itu saja, gerhana matahari akan muncul seperempat pagi hari terawal, meskipun tidak tepat mirip waktunya.

Sedangkan pada zaman Nabi Muhammad gerhana terjadi tepat 29 Syawal 10 Hijriah/27 Januari 632 Masehi. Waktu munculnya pukul 07:08:51 WD.

" Kalau yang terlihat di Semarang besok mulai pukul 06:20:33 WIB dan puncaknya pukul 07:23:54 WIB dengan akhir gerhana pukul 08:36:11 WIB. Saat zaman nabi hampir mirip dengan puncak gerhana pukul 08:21:04 WD dengan akhir gerhana pukul 09:45:03 WD" .

Baca ulasan selengkapnya di metrosemarang.com

(Ism) 

1 dari 5 halaman

Sebelum Gerhana Total, Asteroid Selapangan Basket Lewati Bumi

Sebelum Gerhana Total, Asteroid Selapangan Basket Lewati Bumi © Dream

Dream - Sebuah asteroid seukuran lapangan bola basket akan melintas di dekat orbit Bumi. Asteroid yang diberi nama 2013 TX68 itu diperkirakan melintas di dekat Bumi pada 5 atau 8 Maret mendatang.

Dikutip Dream dari laman news.com.au, Jumat 4 Maret 2016, asteroid ini sebelumnya sudah pernah melintas di dekat Bumi pada dua tahun silam. Kala itu melintas pada jarak 1,3 juta miles dari Bumi.

Ada sedikit kekhawatiran bahwa asteroid ini akan menumbuk Bumi. Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yakin asteroid ini akan melintas tanpa menimbulkan bahaya kehidupan di Bumi.

“ Kami sudah mengetahui asteroid ini, 2013 XT68, akan melintasi Bumi dengan aman pada awal Maret, tapi data tambahan ini memungkinkan kita untuk mendapatkan pegangan yang lebih baik pada jalur orbitnya,” kata Paul Chodas, dari NASA.

“ Data itu mengindikasikan bahwa asteroid kecil ini kemungkinan akan melewati Bumi dengan jarak lebih jauh dari sebelumnya.”

NASA memprediksi asteroid ini akan melintas dengan jarak 4,8 juta kilometer dari Bumi. Masih ada kemungkinan asteroid ini akan melintas lebih dekat dengan Bumi, tapi yang pasti tak akan sampai berjarah 24.00 kilometer dari permukaan Bumi.

Asteroid ini kemungkinan akan sulit untuk diamati. Selain jaraknya yang lumayan jauh, ukurannya agak kecil. “ Dan lebih suram dari yang diperkirakan sebelumnya,” tutur Chodas.

Fenomena luar angkasa ini terjadi sebelum terjadinya gerhana matahari total (GMT) yang akan terjadi pada 9 Maret mendatang.

2 dari 5 halaman

Ini yang Makruh Saat Gerhana Tiba

Ini yang Makruh Saat Gerhana Tiba © Dream

Dream - Menurut taksiran ahli astronomi dan ahli falak, gerhana matahari akan terjadi pada tanggal 9 Maret 2016. Di hari itu kita akan melihat fenomena alam yang tidak ditemukan biasanya pada hari lain.

Ketika menyaksikan gerhana, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk salat, memperbanyak dzikir dan doa. Beliau SAW bersabda; " Apabila kalian melihat gerhana, tunaikan salat dan berdo’a sampai kondisinya normal" . (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits ini, ulama menghukumi shalat gerhana (khusuf dan kusuf) sebagai sunah mu'akkadah.

Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Habib Zen bin Semit dalam At-Taqriratus Sadidah fi Masa’ilil Mufidah:

" Hukum salat khusuf dan kusuf adalah sunah muakkadah meskipun dikerjakan seorang diri. Sementara meninggalkannya makruh. Mengerjakan salat gerhana berjamaah di masjid sangat dianjurkan walaupun tempatnya sempit."

Lantaran shalat gerhana dianjurkan, maka meninggalkannya dimakruhkan. Dengan demikian, jika mendapati fenomena ini pada Rabu (9/3) nanti kita diharapkan untuk salat secara berjamaah dan memperbanyak dzikir dan doa.

Jangan sampai saat terjadi gerhana, kita malah bersantai-santai sambil selfie di bawah lindungan gerhana matahari. Wallahu a’lam. 

(Ism, Sumber: Nu.or.id)

3 dari 5 halaman

Umat Islam di Bali Boleh Gelar Salat Gerhana, Tapi...

Umat Islam di Bali Boleh Gelar Salat Gerhana, Tapi... © Dream

Dream - Toleransi antar-umat beragama di Pulau Bali memang terjalin apik. Salah satunya saat perayaan Nyepi pada Rabu 9 Maret 2016.

Umat Islam di Bali diperkenankan menggelar salat gerhana matahari. Padahal, pada saat itu sejatinya seluruh masyarakat Bali, tak terkecuali umat Islam, tak diperkenankan melakukan aktivitas.

Namun, berdasarkan kesepakatan antara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali dan Forum Kerukunan Antar-Umat Beragama (FKUB) diputuskan umat Islam diperkenankan menggelar salat gerhana di luar rumah.

" Berdasarkan kesepakatan bersama dengan MUI Bali dan FKUB Bali, pada hari itu umat muslim diizinkan tetap melakukan salat gerhana matahari di Bali dengan tetap memperhatikan hasil kesepakatan yang dilakukan," kata Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, Senin, 6 Maret 2016.

Meski diperkenankan salat di masjid, namun ada rambu-rambu yang mesti diperhatikan. Di antaranya tidak menggunakan pengeras suara, melakukan salat di masjid terdekat, perjalanan ke masjid tidak menggunakan kendaraan bermotor.

Kemudian umat muslim Bali juga diimbau tidak bergerombolan dan mengobrol sepanjang jalan, tidak merokok sepanjang jalan dan segera berkoordinasi dengan pecalang, aparat setempat untuk bisa bepergian saat salat. Dan, salat gerhana selesai paling lambat pukul 07.00 WITA.

" Ini sudah kesepakatan bersama seluruh elemen terkait. Jangan sampai melanggar dan akhirnya menimbulkan polemik yang mengganggu keharmonisan di Bali," kata Sudiana.

Seperti diketahui, pada Rabu, 9 Maret pekan depan akan terjadi gerhana matahari total. Sejumlah daerah dapat melihat secara jelas momen langka tersebut.

Sejumlah pihak pun telah meluangkan waktu untuk melihatnya. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengaku menyiapkan waktu khusus untuk dapat melihat fenomena alam tersebut.

(Laporan: Berry Putra/Bali)

4 dari 5 halaman

Sambut Gerhana Matahari Total dengan Salat Sunah

Sambut Gerhana Matahari Total dengan Salat Sunah © Dream

Dream - Beberapa hari lagi, sejumlah wilayah Indonesia akan menyambut fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT). Banyak orang tengah menunggu terjadinya fenomena alam langka ini.

Banyak pihak telah membuat persiapan khusus untuk menyambut datangnya momen langka ini. Bahkan, ada sebagian dari pemerintah daerah sampai menggelar pertunjukan kebudayaan untuk memeriahkan penyaksian fenomena langka ini.

Umat Islam sendiri telah mengenal gerhana sejak dulu. Bahkan, terdapat ajaran sendiri ketika menjumpai fenomena gerhana, yaitu sunnah untuk mengerjakan salat gerhana.

Salat gerhana merupakan ibadah yang dihukumi sunah muakkadah, artinya amalan sunah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan dan kedudukannya mendekati wajib. Salat ini dikerjakan secara berjamaah.

Salat ini dikerjakan sebanyak dua rakaat. Terdapat ketentuan berkhutbah dalam pelaksanaan salat ini, yang dijalankan setelah salat didirikan.

Meski begitu, salat ini dikerjakan tanpa didahului azan dan iqamah. Hanya lafal 'As Sholaatu Jaami'ah' yang digunakan sebagai panggilan salat.

Rukun salat sunah gerhana terdiri dari dua rakaat, memperpanjang bacaan Alquran, serta memperlama ruku' dan sujud.

Selengkapnya...

(Ism) 

5 dari 5 halaman

Sambut Gerhana Matahari, Masjid Istiqlal Gelar Salat Kusuf

Sambut Gerhana Matahari, Masjid Istiqlal Gelar Salat Kusuf © Dream

Dream - Gerhana Matahari Total (GMT) diperkirakan akan melintas di atas langit sebagian daerah di Indonesia. Beberapa daerah lain akan menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian (GMS).

Seperti dicontohkan Nabi, keberadaan fenomena alam langka tersebut membuat pengurus Masjid Istiqlal akan menggelar Salat Sunah Gerhana Matahari (Kusuf). Salat akan dilaksanakan pada Rabu, 9 Maret 2016 sekitar pukul 06.20 WIB.

Profesor Nazaruddin Umar selaku Imam Masjid Istiqlal akan bertindak sebagai khatib. Sedangkan, imam salah sunah Kusuf dipimpin Ustaz Husni Ismail.

" Kami mengajak seluruh umat Islam yang tinggal di Jabodetabek untuk dapat mengikutinya," ujar Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Machasin, dalam keterangan tertulis diterimaDream, Senin, 7 Maret 2016.

" Kami juga mengimbau seluruh umat Islam agar melaksanakan salat gerhana di masjid dan mushola terdekat sesuai jadwal waktu terjadinya peristiwa di masing-masing tempat," kata dia.

Machasin mengatakan, umat Islam penting memahami peristiwa gerhana sebagai fenomena alam yang dapat dijadikan momentum meningkatkan keimaman kepada Allah SWT. Gerhana, baik matahari maupun bulan sebenarnya merupakan fenomena alam biasa yang terjadinya dapat diperkirakan menggunakan ilmu falak.

" Peristiwa ini semestinya dimanfaatkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Itu adalah suatu tanda dari banyak tanda kebesaranNya dan betapa manusia sangat kecil dan lemah di hadapanNya," ucap Machasin.

" Pendekatan diri kepada Allah dapat dilakukan dengan salat gerhana secara berjamaah, zikir, dan membaca kalimat thoyyibah. Juga dengan mengamati dan mempelajari fenomena alam ini dan perilaku makhluk Tuhan selama terjadinya peristiwa ini," kata dia.

Berikut waktu pelaksanaan salat gerhana, berdasarkan data dari Ditjen Bimas Islam Kemenag:

Zona Waktu Indonesia Timur (WIT): 
1. Maluku Utara (08:35 - 11:21), 
2. Maluku (08:35 - 11:17), 
3. Papua Barat (08:40 - 11:30), dan 
4. Papua (08:49 - 11:40).

Zona Waktu Indonesia Tengah (WITA): 
1. Kalimantan Selatan (07:23 - 09:48), 
2. Kalimantan Timur (07:26 - 09:54), 
3. Bali (07:22 - 09:42), 
4. Nusa Tenggara Barat (07:23 - 09:45), 
5. Nusa Tenggara Timur (07:27 - 09:51), 
6. Sulawesi Barat (07:26 - 09:57), 
7. Sulawesi Selatan (07:26 - 09:54), 
8. Sulawesi Tengah (07:29 - 10:04), 
9. Sulawesi Tenggara (07:28 - 10:01), 
10. Gorontalo (07:31 - 10:09), dan 
11. Sulawesi Utara (07:34 - 10:15).

Zona Waktu Indonesia Barat (WIB): 
1. Aceh (07:22 - 08:27), 
2. Sumatera Utara (07:21 - 08:27), 
3. Sumatera Barat (07:20 - 08:27), 
4. Riau (06:22 - 08:30), 
5. Bengkulu (06:20 - 08:28), 
6. Jambi (06:21 - 08:29), 
7. Kepulauan Riau (06:22 - 08:33), 
8. Sumatera Selatan (06:19 - 08:29), 
9. Lampung (06:20 - 08:31), 
10. Bangka Belitung (06:21 - 08:35), 
11. Banten (06:19 - 08:31), 
12. DKI Jakarta (06:20 - 08:32), 
13. Jawa Barat (06:20 - 08:32), 
14. Jawa Tengah (06:20 - 08:35), 
15. DI Yogyakarta (06:20 - 08:35), 
16. Jawa Timur (06:21 - 08:39), 
17. Kalimantan Barat (06:23 - 08:42), dan 
18. Kalimantan Tengah (06:22 - 08:47).

Beri Komentar