Penggantian Nama Gedung Olahraga Greysia/Apriyani (Foto: Instagram @aniesbaswedan)
Dream - Prestasi Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pasangan ganda putri peraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, kini akan semakin melegenda. Nama dua pebulutangkis andalan Indonesia itu akan terpampang di Komplek Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP) Pasar Minggu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan mengubah nama gedung olahraga tersebut, menjadi Gedung Sasana Emas Greysia-Apriyani.
Pengubahan nama itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasi Greysia Polii dan Apriyani Rahayu yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2021.
" Alhamdulillah, hari ini kita meresmikan penamaan baru " Gedung Sasana Emas Greysia-Apriyani" di Komplek Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar (PPOP), Pasar Minggu, Jakarta Selatan," jelas Anies Baswedan dikutip dari akun Instagram @aniesbaswedan, Senin 16 Agustus 2021.
" Sebagai bentuk apresiasi Pemprov DKI atas prestasi pasangan ganda putri Badminton Indonesia, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, peraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020," imbuhnya.
Anies mengatakan capaian Gerysia/Apriyani itu menjadi inspirasi nama Sasana Emas. Ia berharap nama itu dapat mengapresiasi generasi muda untuk mampu mengikuti jejak kedua atlet bulu tangkis nasional tersebut.
" Kita ingin agar penghargaannya memberikan motivasi lintas generasi dan membuat orang begitu melihatnya, saya ingin seperti dia. Saya ingin membawa emas seperti dia," kata Anies Baswedan.
" Ini bukan sekadar nama saja, tapi karena emas ini penting, karena mereka berhasil mengharumkan nama Republik Indonesia di gelanggang dunia," tambahnya.
Menurut penuturan Anies, gedung tersebut memiliki sejarah khusus bagi Gresyia. Gedung tersebut merupakan tempat Greysia mengikuti pelatihan di awal kariernya sebagai atlet bulu tangkis.
" Greysia Poli memiliki kenangan khusus saat awal dulu mengikuti pelatihan di PPOP Ragunan. Sebagai pusat pembinaan olahraga pemuda, di sini bisa bersekolah sambil berkegiatan pembinaan olahraga," ungkap Anies Baswedan.
" Hari ini ada ratusan anak yang belajar di sini, kami berharap ke depan makin banyak lagi yang mengikuti jejak mereka dari PPOP. Lalu, dengan adanya penamaaan Gedung Sasana ini jadi inspirasi kita semua," pungkasnya.
Dream - Momen pertemuan Apriyani Rahayu dengan ayahnya, Amiruddin Pora disalah satu televisi membuat haru biru. Di momen itu sang ayah memberikan kado untuk putrinya yang menjadi juara di Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii.
Kado itu berupa raket masa kecil Apriyani yang terbuat dari papan kayu yang dibentuk persegi panjang. Mendapatkan kejutan sang ayah datang membawa kado, wanita yang kerap disapa Apri ini tak kuasa menahan tangisnya.
Apri langsung memeluk dan berlukut ke kaki ayahnya sembari menangis tersedu-sedu. Pertemuan tersebut langsung menjadi sorotan.
Banyak yang mengunggah cuplikan video saat Apriyani dan Greysia Polii menjadi bintang tamu di salah satu acara televisi swasta.
Namun, tak hanya Apriyani yang menjadi sorotan, sikap rekannya Greysia Polii yang melihat momen haru rekannya bertemu sang ayah juga disorot.
Ketika Apriyani berlutut di hadapan ayahnya, Greysia Polii langsung mendekat dan duduk di kursi Apriyani.
Ia lalu juga tampak berkaca-kaca melihat momen April dipelukan ayahnya. Sahabat Agnez Mo ini langsung berdiri melihat Apri dan ayahnya.
Setelah itu, Greysia Polii bersalaman dengan Ayah Apri lalu mencium tangannya.
Tak berhenti disitu, Greysia tiba-tiba keluar studio untuk mengambilkan tisu untuk Apri. Baru mereka duduk bersama.
Sikap Greysia Polii ini pun langsung mendapatkan pujian dari warganet usai cuplikan video diunggah kembali oleh akun tiktok @a.secretadmirer.
" pagi-pagi dah bikin gue mewek salut banget sama ka Grey dan ka Apri, kata akun @alahsiaboy.
" Suka banget kigat kak grey cium tangan bapaknya Apri sangat menghargai vanget sopan santun," kata akun @hy.
" baiknya Grey ambilkan tisu buat Apri. Tim ganda Putri dan coachnya kekeluargaan banget. Bangga banget," kata akun @ozcla95.
Dream - Apriyani Rahayu tengah dielu-elukan. Bersama Greysia Polii, Apriyani telah menyumbang emas pertama untuk Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020.
Kisah Apriyani menjadi atlet bulutangkis tidaklah mudah. Semua bermula dari raket kayu.
Apriyani lahir dari keluarga kurang mampu yang tinggal di Desa Lawulo, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Masa kecilnya dilewatkan sebagai anak kampung.
Apriyani kecil sering bermain tepok bulu. Lambat laun, dia mulai menggemari bulu tangkis.
Semua berkat pertandingan Susi Susanti yang dia saksikan dari layar kaca. Dia pun bercita-cita menjadi atlet bulu tangkis.
Harapan tersebut ternyata mendapat dukungan dari sang ayah. Meski kurang mampu, ayah Apriyani tetap menyemangatinya dengan membuatkan raket kayu yang kemudian menjadi benda kesayangannya.
Demi mewujudkan mimpi Apriyani, sang ayah berusaha membelikan raket seadanya di pasar. Dengan modal raket tersebut, Apriyani menjalani seleksi lolos dan menjadi atlet binaan klub bulu tangkis.
Apriyani mulai meniti karier sebagai atlet. Dia menyabet juara di sejumlah perlombaan.
Jalan itu ternyata membuka kesempatan bagi Apriyani melangkah ke Pelatnas. Bermodal uang Rp200 ribu, dia kemudian digembleng menjadi atlet profesional mewakili Indonesia di sejumlah kejuaraan dunia.
Hingga akhirnya, Apriyani dapat menunjukkan performa di Olimpiade. Kerja kerasnya berbuah manis dengan menyumbangkan emas pertama untuk Indonesia dari partai Ganda Putri Olimpiade Tokyo 2020.
View this post on Instagram
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN