Pakai Pesawat Terbaru, Mengapai Lion Air JT610 Bisa Jatuh?

Reporter : Sugiono
Kamis, 1 November 2018 09:01
Pakai Pesawat Terbaru, Mengapai Lion Air JT610 Bisa Jatuh?
Banyak yang merasa aneh dengan kecelakaan pesawat yang menimpa Lion Air JT610. Menggunakan pesawat terbaru, Boeng 737 Max 8, tapi Lion Air JT610 bisa jatuh.

Dream - Penerbangan Lion Air JT610 mengalami kecelakaan tragis setelah jatuh ke Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 kemarin.

Dalam insiden itu, setidaknya hampir 189 orang yang terdiri dari penumpang dan awak pesawat diduga tidak ada yang selamat.

Ironisnya, Lion Air JT610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu baru 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, sebelum akhirnya mengalami kecelakaan maut.

Menurut pihak Lion Air, Penerbangan JT610 menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 yang termasuk pesawat komersial jenis terbaru. Penggunaan pesawat ini diumumkan Lion Air pada Juli 2017.

Kepala Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebut, pesawat Lion Air JT610 itu tergolong baru. Pesawat itu baru digunakan Lion pada Agustus 2018.

Hal inilah yang menjadi perhatian besar beberapa pihak yang merasa aneh dengan kejadian yang menimpa Lion Air. Pasalnya, Boeing 737 Max 8 adalah pesawat baru dan Lion Air dilaporkan telah memesan 218 unit.

BBC melaporkan, ini merupakan kecelakaan dahsyat pertama kali yang melibatkan pesawat Boeing 737 Max 8.

Sejauh ini penyebab dari kecelakaan pesawat Lion Air JT610 masih belum bisa terungkap. Sebelum black box atau kotak hitam ditemukan dan KNKT melakukan penyelidikan secara menyeluruh.

Menurut Soerjanto, pesawat Boeing 737 Max 8 yang mengalami nahas itu memiliki 800 jam terbang karena baru digunakan sejak 15 Agustus lalu.

Pilot Bhavye Suneja dilaporkan menghubungi ATC di Jakarta meminta izin untuk kembali ke pangkalan (return to base), tak lama setelah lepas landas.

Namun ATC tiba-tiba hilang kontak hingga muncul kabar bahwa Lion Air JT610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. 

1 dari 2 halaman

Tanda-tanda Lion Air JT610 Bermasalah

Sebelum terbang dan mengalami kecelakaan saat hendak ke Pangkal Pinang, JT610 sebenarnya baru tiba dari Denpasar, Bali.

Pesawat tersebut rupanya mengalami masalah teknis saat hendak terbang dari Denpasar ke Jakarta pada hari Minggu.

Catatan teknis JT610 yang diperoleh BBC tentang penerbangan dari Denpasar ke Jakarta menunjukkan, pesawat mengalami kendala teknis.

Kendala itu di antaranya pembacaan kecepatan udara pada instrumen di sisi kapten tidak berfungsi dengan baik. Sementara pembacaan ketinggian berbeda pada instrumen kapten dan co-pilot.

Kata Bos Lion Air

CEO Lion Air, Edward Sirait mengakui menerima laporan masalah teknis pesawat nahas itu saat masih di Denpasar. Tetapi, Edward menilai hal ini merupakan masalah umum yang kerap terjadi di sejumlah pesawat. 

" Memang ada laporan masalah teknis," ujar Edward di Cengkareng, Banten, Senin 29 Oktober 2018.  Masalah itu, kata Edward, telah ditangani sesuai dengan petunjuk dari pabrikan pesawat.

Edward memastikan pesawat telah ditangani dengan baik. Tim teknisi di darat segera bertugas begitu mendapat laporan adanya masalah teknis dari awak.

" Ketika dia mendarat, begitu ada laporan dari awak langsung kita tangani," ucap Edward.

Setelah menjalani pemeriksaan di darat, kata Edward, tim menyatakan pesawat layak terbang. Dia pun memastikan seluruh kru bekerja sesuai prosedur. " Saya yakin semua bekerja sesuai prosedur," ucap Edward.

Menurut situs Flightware.com, Lion Air PK-LQP itu melayani penerbangan Denpasar-Jakarta pada 28 Oktober 2018. 

2 dari 2 halaman

Pesawat Baru `Nikmati Masa Libur Perawatan`

Analis penerbangan, Gerry Soejatman mengatakan kepada BBC, biasanya yang memiliki risiko paling tinggi jika terjadi masalah teknis adalah pesawat tua. Tapi dia tidak menyangka jika hal itu juga bisa terjadi pada pesawat yang masih sangat baru.

" Jika pesawatnya sangat baru, masalah kecil baru muncul setelah digunakan secara rutin dalam tiga bulan pertama," katanya.

Pesawat Lion Air JT610 sendiri baru akan menginjak masa pemakaian 3 bulan pertamanya dalam beberapa minggu ke depan.

Sementara itu, analis penerbangan lainnya, Jon Ostrower dari The Air Current, menyebut, selalu ada masalah teknis namun tidak sampai mengancam keselamatan.

" Pesawat baru biasanya 'menikmati masa libur perawatan' karena semuanya masih baru. Tapi ini malah sebaliknya," kata Ostrower.

Kedua analis penerbangan sepakat, saat ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kecelakaan pesawat Lion Air JT610.

" Saya tidak tahu kenapa pesawat yang masih baru ini bisa jatuh. Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan kecelakaan seperti itu," kata Ostrower kepada BBC.

Sementara itu, Gerry menduga, masalah teknis menjadi penyebabnya tapi semuanya masih perlu dibuktikan melalui penyelidikan yang mendalam.

" Kita baru bisa mengetahui penyebabnya jika kita mendapat informasi yang menyeluruh," pungkas Gerry.

Menurut Boeing, seri 737 Max 8 adalah pesawat dengan penjualan tercepat dalam sejarahnya. Sampai saat ini, Boeing telah menerima hampir 4.700 pesanan untuk seri 737 Max ini.

Sementara itu, Max 8 telah dipesan oleh maskapai penerbangan terkenal dunia, termasuk American Airlines, United Airlines, Norwegia, dan FlyDubai.

(ism, Sumber: BBC)

Beri Komentar