Heboh Penemuan 76 Jasad Bocah Jadi Tumbal Ritual Kuno
Dream - Sebanyak 76 kerangka anak-anak yang diduga sebagai korban ritual di masa lalu ditemukan di Peru, tepatnya di situs arkeologi Pampa La Cruz, distrik Huanchaco. Anak-anak itu dikabarkan meninggal pada 450 tahun lalu.
Jasad anak-anak itu dikubur dalam dua gundukan tanah, dengan posisi kaki menghadap ke timur dan kepala menghadap ke barat. Posisi ini merupakan pola berulang dalam penguburan ritual oleh masyarakat Chimu kuno.
Selain itu, lima korban gadis lainnya ditemukan terkubur dalam liang yang sama dengan posisi duduk melingkar dan saling berhadap-hadapan. Para arkeolog mengungkap adanya 25 kuburan di Gundukan I dan 51 kuburan di Gundukan II.
Penemuan ini menjadikan jumlah total korban menjadi 302 anak yang telah ditemukan di daerah tersebut. Ratusan korban yang telah ditemukan dikabarkan merupakan korban dari enam ritual yang berbeda sejak tahun 1050-1500.
Alasan anak-anak ini dibunuh belum diketahui, tetapi para ilmuwan berspekulasi bahwa mereka dijadikan hadiah bagi para dewa.
Penemuan sebelumnya di tempat yang sama, pada 2019, ditemukan lebih dari 140 anak laki-laki dan perempuan berusia antara 5-14 tahun.
Mereka dibantai dalam ritual pengorbanan massal untuk menenangkan dewa-dewa dari agama yang sekarang sudah punah.
Yang lebih mengerikan lagi, ratusan jenazah itu memiliki luka pada bagian tulang dada. Luka ini menunjukkan bahwa dada mereka telah dipotong, hal ini diduga untuk mengambil jantung para korban.
“ Mengakses jantung dengan pemotongan melintang dari tulang dada adalah teknik yang akrab bagi ahli bedah toraks modern, dan telah dikenal dengan berbagai nama,” jelas Profesor Prieto, dilansir dari Daily Mail.
Kebudayaan Chimu sendiri memang sudah terkenal dengan ritual mengerikannya. Chimu adalah budaya pra-Inca yang muncul dari sisa-sisa budaya Moche di sepanjang pantai Peru pada 900AD.
Ini merupakan Kekaisaran pra-Columbus terbesar di Peru sampai Inca. Diperkirakan bahwa budaya Chimu muncul pada paruh pertama abad ke-14.
Suku Chimu diperkirakan bertahan hidup dengan memancing dan memuja bulan, percaya bahwa bulan lebih kuat dari matahari.
Kelompok ini dikenal luas karena inovasi mereka di bidang pertanian, seperti membangun sistem irigasi besar, serta ritual pengorbanan anak-anak mereka. Para arkeolog sangat percaya bahwa mereka mempraktekkan banyak ritual pengorbanan.
Laporan : Erdyandra Tri Sandiva
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur