Nasib Pilu Satu Keluarga Tidur Sambil Berdiri

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 25 April 2016 09:01
Nasib Pilu Satu Keluarga Tidur Sambil Berdiri
"Biasanya kami menggunakan payung dan saling merapatkan diri untuk terhindar dari basah,"

Dream - Kehidupan yang dijalani oleh Casuni, 33 tahun, warga RT 01 RW 05, Dukuh Ngandu Lor, Desa Tengeng Wetan, Kecamatan Siwalan, Kabupaten pekalongan ini sangat jauh dari kelayakan. Dia bersama ayah, adik, dan tiga anaknya harus tinggal di rumah reot.

Rumah itu tidak pernah direnovasi lantaran terbentur biaya. Jika hujan turun semalaman, keluarga ini terpaksa tidak bisa tidur.

" Kalau hujan semalaman, bisa dipastikan kami sekeluarga tak akan bisa tidur. Selain bocor di sana sini, tumpahan air dari luar yang menerobos melalui banyaknya lubang di dinding membuat kami sekeluarga tersiksa. Kalau semalaman turun hujan, satu keluarga ini tidur sambil berdiri tak ada tempat yang kering di dalam rumah. Biasanya kami menggunakan payung dan saling merapatkan diri untuk terhindar dari basah," kata Casumi, dikutip dari pekalongan-news.com.

Rumah yang ditempati Casumi memiliki atap terbuat dari anyaman daun kelapa yang sudah tidak utuh lagi. Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang lapuk.

Tidak hanya itu, rumah rayap menjadi hiasan yang membuat tiang rumah menjadi keropos. Ditambah lantai yang masih berupa tanah membuat udara di dalam rumah terasa pengap.

Casumi sebenarnya masih memiliki suami, Kaenan, 35 tahun. Saat ini Kaenan bekerja sebagai buruh di Jakarta. Dia mengaku sebulan sekali mendapat kiriman uang dari suaminya sebesar Rp300.000 hingga Rp400.000. Tentu jumlah itu tidak mencukupi.

" Beruntung di rumah ada bapak dan adik yang hidup bersama dalam satu atap, jadi sedikit-sedikit bisa membantu," kata Casumi.

Selengkapnya, baca pada tautan ini.

 

 

Beri Komentar