Hukum Mengumbar Aib Pasangan dalam Rumah Tangga, Hati-Hati dengan Azabnya di Akhirat Kelak

Hukum Mengumbar Aib Pasangan dalam Rumah Tangga, Hati-Hati dengan Azabnya di Akhirat Kelak

© Doa agar berjodoh dengan orang yang kita cintai. Pexels.com

Sebagai seorang istri seharusnya bisa menyimpan serapat mungkin aib dari suaminya, begitu juga sebaliknya.

Dream - Dalam Islam, seorang istri diperintahkan untuk menutupi aib suaminya. Rasulullah saw pun tidak menyukai jika istri sering mengadukan keburukan suaminya kepada orang lain.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:

" Sungguh aku tidak menyukai perempuan yang keluar rumahnya dengan menyeret ujung pakaiannya dan mengadukan (aib) suaminya (kepada orang lain)," (HR At-Thabrani dengan sanad daif)

Jadi, sebagai seorang istri seharusnya bisa menyimpan serapat mungkin aib dari suaminya. Begitu juga sebaliknya, suami harus menutupi aib istrinya.

© Hukum mengumbar aib pasangan dalam rumah tangga. Pexels.com

Meski begitu, jika terdapat aib suami yang berhubungan dengan Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), maka sebaiknya segera diadukan agar jera. Karena hal tersebut tergolong perbuatan maksiat.

© Doa agar suami tidak marah dan hatinya kembali luluh. Pexels.com

Nah, berikut penjelasan lebih lanjut terkait hukum mengumbar aib pasangan dalam rumah tangga sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.

Hukum Mengumbar Aib Pasangan dalam Rumah Tangga dan Azabnya

© Hukum mengumbar aib pasangan dalam rumah tangga. Freepik.com

Islam melarang keras untuk mengumbar aib pasangan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, antara suami maupun istri harus menyimpan dengan baik aib pasangannya.

Hal ini karena adanya ancaman yang sangat serius bagi seseorang yang mengumbar aib pasangannya.

Apalagi di zaman sekarang marak penggunaan media sosial yang salah satunya dijadikan sebagai media untuk mengekspresikan diri.

Rasulullah saw bersabda:

" Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di hari kiamat adalah seorang laki-laki (suami) yang bercampur (bersetubuh) dengan istrinya, kemudian membeberkan rahasia istrinya tersebut." (HR Muslim)

Terkait hadis di atas, Ibnu Abbas, Imam al-Kurthubi, Mujahid, dan lainnya berpendapat bahwa hadis tersebut berkaitan dengan hubungan suami-istri.

Sedangkan Al-Hirawy dan Al Kalbiy mengatakan bahwa hadis tersebut tidak hanya tentang hubungan intim. Tetapi bisa juga ketika suami-istri berduaan saja meski tidak bercampur.

Syekh Abdullah al-Bassam juga menjelaskan bahwa aib pada pasangan bisa berupa anggota badan suami-istri. Termasuk apa yang ada di dalamnya, rahasia di antara kedunya yang masing-masing tidak suka jika sampai diketahui orang lain.

Dalam sebuah hadis juga dijelaskan tentang azab bagi seseorang yang mengumbar aib pasangannya:

“Orang yang merumpi membuka aib pasangannya, Allah akan mengikatnya dengan ular besar di hari kiamat nanti.” (HR. Ahmad)

Keutamaan Menjaga Lisan

© Hukum mengumbar aib pasangan dalam rumah tangga. Pexels.com

Lisan menjadi salah satu bagian anggota tubuh yang harus dijaga dengan baik. Apalagi ketika sedang berhadapan dengan orang lain.

Melalui ucapan, tak jarang bisa menimbulkan konflik hingga keretakan hubungan.

Tak terkecuali dalam hubungan rumah tangga. Lisan juga bisa menjadi sumber terbongkarnya sebuah aib pasangan jika tidak dijaga dengan baik.

Nah, berikut adalah beberapa keutamaan menjaga lisan yang perlu sahabat Dream ketahui:

1. Dijanjikan Surga

Keutamaan menjaga lisan yang pertama adalah dijanjikan surga. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis:

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya; yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya; yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (HR. Al-Bukhari)

2. Mendapat Pahala yang Besar

Menjaga lisan dengan baik juga bisa mendapatkan pahala yang besar. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT melalui surat An-Nisa ayat 144:

" Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar." (QS. An-Nisa: 114)