(Foto: Shutterstock)
Dream – Ulang tahun adalah momen yang membahagiakan sekaligus jadi bahan renungan bagi setiap orang. Di hari tersebut, Sahabat Dream telah diberikan nikmat pertambahan usia satu tahun oleh Yang Maha Kuasa. Tak sedikit yang mensyukuri hari ulang tahun tersebut dengan sebuah perayaan atau sekadar pengajian.
Perayaan ulang tahun juga identik dengan kue ulang tahun yang dilengkapi dengan lilin dan pemberian kado dari keluarga, kerabat, atau teman-teman terdekat.
Meskipun sudah umum dan menjadi kebiasaan di tengah masyarakat, namun hukum merayakan ulang tahun menurut Islam masih menjadi perdebatan di beberapa kalangan. Ada yang memperbolehkan dan mengharamkan perayaan tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana pendapat tentang hukum merayakan ulang tahun dalam Islam, berikut sebagaimana telah dirangkum oleh Dream melalui berbagai sumber.
Ketika ada teman, anggota keluarga, atau bahkan saat sahabat Dream sedang berulang tahun, momen tersebut tidak akan dilewatkan begitu saja. Biasanya ada perayaan yang akan dibuat, baik yang kecil-kecilan dengan makan dan kumpul bersama atau merayakannya secara besar dengan membuat pesta.
Perayaan ulang tahun sebenarnya sudah menjadi hal yang lumrah bagi sebagian besar orang. Akan semakin lengkap jika dalam momen tersebut turut disediakan kue ulang tahun dengan bentuk yang cantik dilengkapi lilin yang menyala dan kado yang diberikan oleh orang-orang terdekat.
Tak hanya merayakan ulang tahun diri sendiri, anggota keluarga, atau teman saja. Bahkan dalam Islam, kita sebagai umat Islam juga merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw ketika maulid Nabi.
Seperti dikutip dari Merdeka.com, perayaan maulid berawal dari abad ke-4 Hijriyah pada dinasti Fatimiyun yang ada di Mesir. Di mana dinasti ini menguasai Mesir sejak tahun 362 H. Saat itu raja pertama yang memerintah adalah Al-Muiz Lidinillah.
Pada awal tahun saat menaklukkan Mesir, ia membuat enam perayaan hari lahir secara bersamaan. Diantaranya adalah hari lahir Nabi atau Maulid Nabi saw, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir Fatimah, hari lahir Hasan, hari lahir Husein, dan hari lahir raja yang sedang berkuasa.
Nah, sampai sekarang umat Islam pun masih merayakan maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya. Bahkan di Indonesia sendiri, di setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.
Meskipun perayaan ulang tahun sudah menjadi hal yang biasa di tengah masyarakat, namun di kalangan para ulama hal ini masih terdapat perbedaan pendapat tentang hukum merayakan ulang tahun dalam Islam. Oleh karena itu, berikut ini akan dibahas dari masing-masing kalangan yang memperbolehkan dan mengharamkan sebagaimana dikutip melalui islam.nu.or.id.
Ulama yang Memperbolehkan Perayaan Ulang Tahun
Dari kalangan ulama yang berpendapat bahwa hukum merayakan ulang tahun dalam Islam adalah boleh datang dari Syekh Ali Jum’ah, Syekh Salman Al-Audah, Syekh Amru Khalid, Lembaga Fatwa Mesir, dan Lembaga Fatwa Palestina. Kesemuanya menyatakan bahwa hukum merayakan ulang tahun dalam Islam adalah boleh selama perayaannya tidak dengan melakukan hal-hal yang diharamkan, misalnya saling bercampur dengan yang bukan mahram.
Selain itu, alasan diperbolehkannya merayakan ulang tahun adalah sebagai bentuk mengingat akan nikmat atas usia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 33 yang bunyinya sebagai berikut:
وَالسَّلٰمُعَلَيَّيَوْمَوُلِدْتُّوَيَوْمَاَمُوْتُوَيَوْمَاُبْعَثُحَيًّا
Artinya: “ Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (QS. Maryam: 33).
Melalui firman Allah SWt tersebut, Nabi Isa as pun berdoa untuk memohon kesejahteraan di hari kelahiran, hari wafat, dan juga di hari bangkitnya kembali. Oleh karena itu, dalam momen ulang tahun sebaiknya disertai dengan doa untuk memohon umur yang panjang dan kesejahteraan yang berlimpah.
Selain itu, merayakan ulang tahun adalah bagian dari tradisi atau kebiasaan di tengah masyarakat dan bukan bagian dari ibadah. Sehingga hal tersebut tidak bisa digolongkan sebagai bagian dari bid’ah. Karena bid’ah sendiri tergolong dalam urusan ibadah saja.
Ulama yang Mengharamkan Perayaan Ulang Tahun
Di sisi lain ada ulama-ulama yang berpendapat bahwa hukum merayakan ulang tahun dalam Islam adalah haram. Pendapat tersebut datang dari Lembaga Fatwa Arab Saudi. Hal itu karena berdasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud berikut ini:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ: «مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ». قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ».
Artinya: “ Dari Anas, ia berkata: Rasulullah saw datang ke Madinah, dan orang Madinah memiliki dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah saw bertanya: ‘Apakah dua hari ini?’ Mereka menjawab: ‘Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari sejak zaman Jahiliyah.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Sesungguhnya Allah SWT telah menggantinya untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik darinya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri.” (HR. Abu Daud).
Melalui hadis tersebut hanya disebutkan dua hari raya yang berupa Idul Adha dan Idul Fitri saja. Sehingga umat Islam pun hanya diperbolehkan untuk merayakan kedua hari ray aitu saja. Sehingga hukum merayakan ulang tahun dalam Islam pun tidak diperbolehkan.
Tak hanya dari hadis itu saja, ada hadis lain yang menjadi dasar tidak diperbolehkannya perayaan ulang tahun yang diriwayatkan oleh Abu Dawud berikut ini:
مَنْتَشَبَّهَبِقَوْمٍفَهُوَمِنْهُمْ
Artinya: “ Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud).
Melalui hadis tersebut, perayaan ulang tahun dianggap sebagai tradisi yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Jadi, jika umat Islam merayakannya maka sama saja dengan meniru mereka. Sehingga hukum merayakan ulang tahun dalam Islam pun diharamkan.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik