Dream - Pemerintah Indonesia menunda rencana pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas yang sebelumnya digunakan oleh angkatan udara Qatar. Kabar penundaan itu disampaikan Dahnil Anzar Simanjuntak, juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Ia menyampaikan, penundaan tersebut telah diputuskan oleh Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan
Indonesia memang tengah merombak armada udaranya yang telah lama, termasuk jet F-16 buatan AS, Sukhoi Su-27, dan Su-30 buatan Rusia.
Sebelumnya, pemerintah telah menandatangani kesepakatan senilai 733 juta euro atau sekitar Rp12.4 triliun untuk pembelian 12 jet tempur Mirage 2000-5 bekas, varian dari pesawat tempur yang diproduksi oleh perusahaan Prancis Dassault Aviation.
Pembelian tersebut dilakukan melalui Excalibur International, sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko Czechoslovak Group, yang bertindak sebagai agen untuk jet tersebut. Awalnya, pesawat itu diakuisisi oleh Angkatan Udara Qatar Emiri pada akhir tahun 1990an.
Pesawat-pesawat tersebut rencananya akan dikirim ke Indonesia pada Januari 2025. Pada tahun lalu, Kementerian Pertahanan membeli pembelian jet bekas tersebut sebagai solusi cepat dan efektif untuk mengisi kesenjangan dalam kemampuan Angkatan Udara.
Sejak diakuisisi oleh Qatar hampir tiga dekade lalu, jet tempur tersebut dilaporkan tidak banyak digunakan.
Armada tersebut telah ditawarkan ke Pakistan dan India namun tidak membuahkan hasil, sementara Bulgaria juga telah menyatakan minatnya.
Dalam sebuah wawancara, Dahnil menyampaikan bahwa TNI AU justru akan memerintahkan retrofit terhadap pesawat Sukhoi dan F-16 yang ada hingga kedatangan jet tempur Rafale pertama dalam dua tahun.
Keputusan untuk menunda pembelian Mirage ini diketahui tak lama setelah Jokowi menyetujui peningkatan belanja pertahanan sebesar 20 persen hingga akhir tahun 2024, untuk membantu meningkatkan perangkat keras militer negara.