Ingat Bocah SD Tanya Presiden Soeharto 'Mengapa Presiden Cuma Satu'? Nasibnya Ternyata Mengejutkan dan Tak Disangka-sangka

Reporter : Sugiono
Kamis, 8 Juni 2023 13:35
Ingat Bocah SD Tanya Presiden Soeharto 'Mengapa Presiden Cuma Satu'? Nasibnya Ternyata Mengejutkan dan Tak Disangka-sangka
Pertanyaan 'berani' bocah itu dijawab dengan pertanyaan balik oleh Presiden Soeharto 'Kenapa kamu tanya begitu? Siapa yang suruh, siapa? Hahahaha'.

Dream - Sebuah video memperlihatkan Presiden Soeharto membuka Hari Anak Nasional pada tahun 1994, yang jatuh tiap tanggal 23 Juli.

Video itu viral karena ada momen yang membuat generasi setelah masa Reformasi tergelitik untuk menanggapinya.

Nah, dalam video itu ada momen saat seorang bocah bernama Hamli Ndigani menyampaikan pertanyaan yang membuat semua orang deg-degan.

Bocah SD yang melontarkan pertanyaan berani ke Presiden Soeharto.

" Nama saya Hamli, dari Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Banggai. Saya mau tanya, mengapa presiden di Indonesia cuma satu padahal Indonesia sangat luas," tanya Hamli saat itu.

1 dari 6 halaman

Mendengar pertanyaan yang seolah menantang kekuasannya itu, Soeharto hanya tertawa lebar. Dia kemudian memberikan penjelasan panjang lebar yang mungkin sulit dicerna oleh bocah SD seperti Hamli.

" Ya, terang (jelas) itu. Presiden itu hanya satu, untuk mimpin bangsa dan negara. Kalau sampai dua-tiga, itu nanti lantas tidak bisa berjalan dengan baik.

" Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas ya negara menjadi rusak, gitu. Tapi terang bahwasanya presiden yang satu ini hanya melaksanaken yang jadi diputusken oleh rakyat, melewati MPR, menentuken Garis Besar Haluan Negara.

" Walaupun (presiden) satu tapi sebenernya terikat kepada Garis Besar Haluan Negara. Terikat kepada Pancasila. Terikat kepada Undang-Undang Dasar 1945. Jadi memang ndak boleh (presiden lebih dari satu). Menurut undang-undangnya hanya satu, tidak boleh (lebih)."

2 dari 6 halaman

Namun yang bikin resah adalah pertanyaan balik dari Presiden Soeharto kepada Hamli. Karena konteksnya rezim Orba, pertanyaan balik ini benar-benar bikin bulu kuduk merinding siapa saja saat itu.

" Kenapa kamu tanya begitu? Heh? Kenapa? Siapa yang suruh, siapa? Hahahaha. Karena hanya ingin tahu saja?" tanya balik Soeharto ke Hamli.

Seperti diketahui Soeharto adalah Presiden RI ke-2 sekaligus ikon utama rezim Orde Baru yang dikenal menakutkan bagi sebagian besar kalangan.

Pada tahun 1994 itu, Soeharto sudah berkuasa selama 28 tahun, sejak dia menerima dokumen misterius Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Situasi politik di Indonesia sudah mulai menghangat pada saat wawancara Soeharto dengan Hamli saat itu.

Setahun sebelumnya, Megawati Soekarnoputri yang merupakan tokoh oposisi dan penyeimbang Soeharto di luar kekuasan memenangkan jabatan Ketua PDI.

Sekitar awal tahun 1990-an, Soeharto sengaja merangkul kekuatan Islam yang sebelumnya ditekan melalui peristiwa berdarah Tanjung Priok 1984.

3 dari 6 halaman

Kini setelah puluhan tahun berlalu, banyak yang menanyakan nasib Hamli Ndigani yang dengan beraninya menanyakan hal sensitif bagi Soeharto itu.

Tidak sedikit yang menduga Hamli pasti 'menghilang' usai melontarkan pertanyaan yang berani tersebut. Namun kenyataannya, Hamli tidak mengalami masalah.

Potret sosok Hamli Ndigani, bocah yang berani tanya ke Presiden Soeharto.

Bocah yang sekarang berusia 38 tahun itu malah sudah berkeluarga dan memiliki anak tiga. Tahun 2021 lalu, anak pertamanya baru masuk SMA.

Hamli masih duduk di kelas IV SD Muhammadiyah Luwuk di ibu kota Banggai saat video tersebut direkam dan viral 25 tahun kemudian setelah diunggah pengguna Facebook Farhan Perdana pada 2019.

4 dari 6 halaman

Waktu itu Hamli yang merupakan bungsu dari empat bersaudara masih berusia 10 tahun. Meski dari keluarga tidak mampu, tapi Hamli langganan juara kelas sejak kelas 1.

Keikutsertaan Hamli di acara Hari Anak Nasional yang disebut Gelar Nusantara Anak Indonesia (Gelantara) itu karena dia menang cerdas cermat di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

Hamli mengaku pertanyaannya itu bukan settingan atau disuruh orang. Tapi itu adalah murni dari dirinya sendiri. Pertanyaan tersebut bahkan mendapat restu panitia Gelantara karena dianggap bagus.

5 dari 6 halaman

Namun Hamli mengingatkan bahwa pertanyaan 'berani' di hadapan Soeharto itu tidak lengkap, karena dipotong sendiri oleh Presiden ke-2 RI itu.

" Sebenarnya ada lanjutannya, tapi waktu itu langsung dipotong sama Presiden Soeharto.

" Harusnya, 'Mengapa Presiden Indonesia hanya satu padahal Indonesia sangat luas, terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Kalau Korea ada dua presiden, Korea Selatan dan Korea Utara'. Tapi langsung dipotong dan ditanya balik, siapa yang suruh tanya itu," kata Hamli sambil tertawa jika mengingatnya.

Hamli masih ingat sekembalinya ke Banggai, ia dijemput petugas pemerintah dan diantar ke kantor bupati serta dinas sosial setempat.

Selain menerima ucapan selamat, kepala dinas sosial sempat menjanjikan Hamli untuk diangkat jadi seorang pegawai negeri sipil jika lulus SMA.

Namun pada kenyataannya, janji hanya tinggal janji. Hamli sekarang bukan seorang PNS, melainkan tukang servis elektronik yang dipelajari secara autodidak.

6 dari 6 halaman

Kini Hamli lebih sering tinggal di kios. Dia baru pulang tiap beberapa hari sekali karena jarak rumah dan kiosnya 150-an km.

Hamil mengaku sempat sekolah sampai SMA, namun tak lanjut kuliah karena tidak ada biaya lantaran orangtuanya cuma buruh serabutan.

Kehidupan keluarga Hamil memang menyedihkan. Dari empat bersaudara hanya Hamli yang mampu sekolah hingga lulus SMA.

Sementara kakak-kakaknya hanya protolan SMP. Orangtua Hamli harus bergantian membiayai pendidikan anak-anaknya.

Meski sekarang video dirinya berinteraksi dengan Presiden Soeharto jadi meme, tapi popularitas tersebut tak berimbas apa pun pada kondisi ekonomi Hamli dan keluarga kecilnya.

Beri Komentar