Jabal Uhud (Sumber: Http://www.infoyunik.com/)
Dream - Tahukah Anda? Ternyata ada gunung di dunia yang nantinya bisa ditemui di surga. Dari sekian banyak gunung yang ada di bumi, gunung yang satu ini memang sangat istimewa.
Salah satu makhluk Allah tersebut menjadi saksi bisu terjadinya perang hebat yang pernah dilalui kaum muslimin.
Di dalamnya terdapat gua yang menjadi tempat persembunyian Rasulullah dan tiga rekannya saat dicari oleh lawan.
Gunung ini menjadi salah satu gunung yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Bagi yang sudah melihatnya di dunia, mungkin saja bisa kembali melihatnya di surga. Gunung apakah yang dimaksud?
Selengkapnya baca di sini. (Ism)
Dream - Gunung Everest, puncak tertinggi di dunia dan salah satu puncak impian bagi setiap pendaki gunung, menghadapi masalah yang lebih berat daripada longsoran dan penipisan es.
Masalah tersebut adalah bertebarannya berton-ton sampah dan lebih dari 200 jasad pendaki dan etnis Sherpa yang tersebar di sepanjang lereng gunung sejak Sir George Mallory mendaki Everest pada 1920-an.
Jasad-jasad membeku yang masih dalam posisi yang sama saat mereka mati itu menjadi saksi beku dari pendakian Everest yang mematikan.
Sejak 1953, ketika Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay menjadi yang pertama mencapai puncak, Everest telah 'ditaklukkan' lebih dari 7.000 kali oleh 4.000 orang, baik secara kelompok maupun individu.
Pendakian Everest, yang merupakan sumber pendapatan Nepal di sektor pariwisata yang terus tumbuh dan dan menarik lebih banyak pendaki dari berbagai belahan dunia dan lapisan masyarakat, juga meninggalkan masalah sampah yang tidak berkesudahan.
Kapten MS Kohli, seorang pendaki gunung yang memimpin kelompok ekspedisi pertama India pada 1965, dengan sinis berkomentar, " Mendaki Everest terlihat seperti lelucon besar sekarang ini." Menurut Kohli, sekarang orang menaklukkan Everest bukan karena murni mencari petualangan, tantangan dan eksplorasi.
Sementara itu psikolog Matthew Barlow dari Bangor University mengatakan, mendaki Everest sekarang 'membosankan dan melelahkan' jika tujuannya hanya mencari adrenalin.
Rekan-rekannya yang lain setuju sambil menambahkan pergi ke daerah rendah oksigen, tidak nyaman, melelahkan, dan berisiko kematian adalah tidak masuk akal.
Tetapi bagi mereka yang telah naik dan kembali dari Himalaya, ada sesuatu yang lebih dari sekedar ego.
Billi Berling, pendaki dan wartawan, mengatakan setiap orang yang datang ke Himalaya untuk 'menaklukkan Everest' memiliki motivasi yang berbeda. Beberapa mendaki untuk keluarga mereka, sementara yang lain berjuang untuk memenuhi hasrat pribadinya.
Terlepas dari itu semua, Sherpa dan komunitas mereka harus berjuang menyingkirkan berton-ton sampah dan ratusan jasad yang tergeletak di sepanjang lereng Himalaya.
Biayanya ribuan dolar dan dibutuhkan lebih dari delapan orang untuk menggali jasad yang sudah beku. Setelah itu, mereka membawanya ke Camp Base, sehingga keluarga dapat membawa pulang jasad orang yang mereka cintai.
Namun ada juga orang yang tergerak hatinya untuk melakukan kegiatan bersih-bersih sampah setiap tahun, yang lebih sering secara tidak sengaja menemukan jasad di kedalaman salju.
Dawa Steven Sherpa, managing director Asia Trekking, mengatakan dia langsung memberikan pemakaman yang layak bagi jasad yang berada di luar zona 8.000 meter.
Hingga hari ini, tim Dawa Steven tidak hanya menaklukkan puncak Everest, tetapi juga melakukan aksi sosial untuk sesama pendaki gunung, warga lokal Nepal, dan masyarakat pendaki seluruhnya.
(Ism, Sumber: Star Mine News)
Dream - Jabal Uhud adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW. Uhud, yang berarti 'penyendiri', setiap tahun diziarahi Nabi. Kebiasaan ini kemudian diteruskan oleh para Khalifah setelah Nabi wafat. Kini Jabal Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jemaah haji dan umrah.
Uhud memiliki sejumlah keutamaan. Maka wajar saja jika para jemaah selalu menyempatkan diri untuk berziarah ke sini. Salah satu keutamaan Gunung Uhud pernah diriwayatkan dalam sebuah hadits.
Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad pernah memandang ke Uhud sambil berkata," Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita, dan kita pun mencintainya," .
Di kawasan gunung ini jemaah antara lain dapat berziarah ke kompleks makam para syuhada, yang di dalamnya ada makam Sayidina Hamzah.
Menariknya, jasad Hamzah yang dimakamkan di sini dikabarkan tetap utuh, abadi dan tidak hancur dimakan tanah.
Selain makam syuhada, tempat bersejarah lain yang ada di kawasan ini adalah Masjid Al-Fash. Di masjid ini Nabi pernah salat zuhur setelah Perang Uhud selesai.
Lokasi Jabal Uhud berjarak 4 kilometer dari Masjid Nabawi dan gunung ini termasuk yang terbesar di Madinah. Uhud memiliki keliling 19 km dan tinggi 1 km dari permukaan air laut atau 300 m dari permukaan tanah.
Umat Islam cukup mengenal nama Uhud karena di lembah gunung inilah pernah terjadi perang besar antara umat Islam dan tentara Quraisy. Perang yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.
Meski dilimpahi mukjizat karena banyaknya syuhada yang wafat di kawasan ini saat Perang Uhud dulu, umat Islam dilarang memanjatkan doa kepada para syuhada.
Bahkan di kawasan Jabal uhud sendiri sengaja dipasang papan pengumuman dalam berbagai bahasa, yang salah satunya mengingatkan para peziarah agar berdoa langsung ke pada Allah SWT, bukan meminta safaat kepada para syuhada.
(Ism, Sumber: Kemenag.go.id)
Dream - Gunung Sinai yang terletak di Semenanjung Sinai, Mesir menjadi salah satu tempat bersejarah bagi kaum Muslim. Tempat ini dipercaya sebagai tempat Nabi Musa AS menerima wahyu berupa 10 perintah Allah yang juga dikenal dengan sebutan The Ten Commandement.
Sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa itu kemudian termaktub dalam Kitab Taurat yang kala itu diperuntukkan bagi umat-umat terdahulu, jauh sebelum diwahyukannya Al-Quran kepada Rasulullah SAW.
Kini, Gunung Sinai menjadi salah satu tujuan wisata penting di Mesir, selain Piramid, Sphinx dan tempat-tempat lain yang menjadi saksi sejarah Yahudi, Nasrani dan Islam.
Gunung Sinai dapat ditempuh dari wilayah Ismailia yang terletak di sisi utara terusan Suez dengan menggunakan transportasi darat, seperti bus pariwisata. Perjalanan dapat ditempuh kurang lebih 8 sampai 10 jam.
Di kaki Gunung Sinai, tak ada pemukiman penduduk. Yang ada hanya satu bangunan kuno, yakni Biara St. Catherina. Konon, biara ini dibangun pada tahun 530 Masehi oleh Kaisar Romawi Yustianus I. Meski telah ada sejak berabad-abad lalu, bangunan ini tetap berdiri kokoh hingga kini. Sekarang biara ini berfungsi sebagai tempat penginapan para turis yang berziarah ke Gunung Sinai.
Tinggi Gunung Sinai kurang lebih 2.500 meter di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki dua puncak besar tinggi menjulang yang disebut Rasus Safsafah dan Jabal Musa.
Jalur yang harus ditempuh untuk mendaki Gunung Sinai terbilang sulit. Sepanjang pendakian para wisatawan akan menemui jalan yang curam, kecil, penuh bebatuan dengan posisi nyaris tegak lurus.
Meski sulit, kebanyakan wisatawan yang datang ke sini tak ingin melewatkan Puncak Sinai. Karena dari Puncak Sinai, mereka dapat menikmati indahnya panorama seantero Mesir. Di sebelah timur akan tampak hamparan luas pasir Gurun Sinai, sedangkan di sisi selatan dapat terlihat bentangan Semenanjung Sinai dengan kota wisata elit Sharm el-Sheikh yang dibatasi birunya Laut Arab.
(Ism, Berbagai sumber)
Dream - Kesuksesan etnis Tionghoa di Indonesia dalam membangun bisnis tak bisa dipungkiri. Ketekunan dan keuletan sering disematkan sebagai karakter mereka.
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat, mengatakan keberhasilan masyarakat etnis Tionghoa dalam perekonomian didukung nilai-nilai yang mereka anut sebagai pandangan hidup.
“ Ada satu nasihat klasik yang menjadi ideologi orang Tionghoa yaitu orang tua tolol membelah gunung,” ujar Komaruddin Hidayat dalam seminar Penguatan Ekonomi Nasional melalui Peningkatan Kualitas Manusia di Jakarta, seperti dikutip Dream, Jumat, 21 Agustus 2015.
Nasihat tersebut berasal dari kisah lokal mengenai sebuah keuarga petani di sebuah desa yang tinggal di balik gunung. Untuk menjual hasil pertanian serta mendapatkan kebutuhan sehari-harinya, keluarga tersebut mesti berjalan kaki memutari gunung dan menghabiskan waktu yang lama.
“ Kemudian mereka berpikir untuk membelah gunung tersebut, agar mempermudah jalan mereka,” lanjut Komaruddin Hidayat.
Pekerjaan tersebut kemudian tidak selesai hingga pasangan suami istri yang memulai proyek pembelahan gunung itu mangkat. Namun, demi cita-cita mempermudah akses perjalanan, anak-anak beserta cucu mereka melanjutkannya.
“ Setelah beberapa generasi, akhirnya gunung itu terbelah dan desa itu menjadi makmur,” kisah Komaruddin Hidayat.
“ Maknanya, orang Tionghoa itu solid dan punya visi yang jauh ke depan. Jadi gunung itu bisa diartikan kebodohan atau kemiskinan.”
Selain itu, menurut Komaruddin, warga etnis Tionghoa adalah orang-orang yang berbakti kepada orang tua serta cinta negara dan kedamaian.
Hal tersebut terbukti ketika Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi ke wilayah Indonesia pada abad ke-15, tidak seperti bangsa Eropa yang membawa senjata, ia hanya melakukan misi perdagangan serta kebudayaan tanpa membawa senjata.
“ Dalam Konfusianisme, ada beberapa nasihat menarik yaitu prinsip berbakti kepada orang tua, cinta negara, serta di empat penjuru lautan kita semua bersaudara,” tutur Komaruddin Hidayat.
Dream - Seorang pria dilaporkan tewas tersambar petir ketika selfie menggunakan tongkat narsis (tongsis) di atas salah satu puncak pegunungan Brecon Beacons di Wales, Inggris.
Diduga tongsis menjadi penyebab karena bentuknya yang memanjang dan selalu diarahkan ke atas sehingga seolah-olah seperti penangkal petir saat dipakai selfie di atas ketinggian tertentu.
Korban adalah seorang pria berusia 50 tahun yang sedang menjadi juri ajang Penghargaan Duke of Edinburgh yang digelar di pegunungan Brecon Beacons.
Kecelakaan ini semakin memperlihatkan bahaya tongsis jika penggunanya tidak hati-hati menggunakannya, sampai-sampai taman hiburan raksasa seperti Disney World melarangnya.
Sejauh ini tongsis telah dilarang di festival musik karena membahayakan penonton di sekitarnya. Selain itu, tongsis juga dilarang digunakan di museum karena berpotensi menjatuhkan atau merusakkan barang-barang atau artefak yang tak ternilai harganya.
(Sumber: Ubergizmo.com)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN