Ilustrasi
Dream - Setelah sempat kembali memanas, Israel dan Palestina kembali menyetujui gencatan senjata selama tiga hari ke depan. Kesepakatan ini mulai berlaku sejak pukul 21.00 waktu setempat.
Sejumlah kalangan berharap gencatan senjata selama 72 jam ini akan membantu negosiator mencapai kesepakatan perdamaian jangka panjang.
Sebelumnya, gencatan senjata jilid I telah berakhir pekan lalu. Berakhirnya masa damai sementara ini langsung direspon dengan kembali munculnya pertempuran diantara jedya pihak.
Diperkirakan sekitar 2.000 orang tewas akibat konflik yang berlangsung sejak Israel melancarkan operasi pada 8 Juli lalu.
Laporan dari PBB mengungkapkan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.900 warga Palestina, yang sebagian besar penduduk sipil. Korban tewas di kubu Israel sendiri hanya berjumlah 67 orang termasuk tiga orang warga sipil.
Media Israel melaporkan suara sirene meraung di wilayahnya setelah serangan roket kembali menghantam wilayahnya pada pertengahan malam. Israel merespon aksi itu dengan melakukan serangan udara yang berlangsung hingga Minggu malam.
Beruntung, satu jam sebelum dimulainya gencatan senjata jilid II, tak ada laporan serangan dari kedua kubu.
Setelah pembicaraan diantara kedua pihak terancam gagal, pengumuman kejutan gencatan senjata terjadi jelang Minggu tengah malam.
" Israel telah menerima proposal Mesir untuk gencatan senjata selama 72 jam," ujar seorang pejabat senior Israel seperti dikutip dari laman BBC, Senin, 11 Agustus 2014.
Pejabat terkait menambahkan Israel akan mengirim tim perunding ke Kairo pada Senin jika gencatan senjata berlangsung.
Sementara perunding dari Hamas di Kairo, Izzat al-Reshiq kepada Reuters mengatakan akan melakukan upaya positif terhadap keputusan Israel tersebut.
" Seiring penerimaan Israel terhadap usulan gencatan senjata dan penarikan pasukan tanpa syarat, kami akan menginformasikan respon positif keepada saudara kami di Mesir," ujarnya. (Ism)