Steven Yudhiyanto, Mualaf Yang Sempat Dijauhi Keluarganya (dream.co.id/Ilman Afian)
Dream - Menjadi mualaf bukanlah sebuah keputusan yang mudah. Seseorang belum tentu bebas dari tantangan. Justru keputusan itu mengantarkan seseorang menghadapi tantangan yang lebih besar.
Ini dialami oleh Steven Yudhiyantho yang memeluk Islam dua tahun lalu. Akibat keputusannya menjadi mualaf, Steven terpaksa diajuhi keluarganya.
Keputusan menjadi mualaf diambil Steven ketika ingin menikah dengan wanita yang kini menjadi istrinya. Kala itu, dia sempat menyampaikan keinginannya kepada keluarga.
Keputusan itu berbuah penolakan dari seluruh keluarganya. Penolakan itu juga muncul dari anggota keluarga yang beragama Islam.
" Memang saya jadi Muslim karena menikah. Ketika saya memutuskan menjadi mualaf, keluarga menjauhi saya, sampai saya dengan adik saya itu seperti orang yang tidak saling mengenal," kata Steven di Jakarta, Minggu, 19 Juni 2016 kemarin.
" Bahkan ada keluarga saya yang Muslim pun ikut mencerca. Mereka mengatakan kalau pilihan saya itu keliru," ucap dia melanjutkan.
Dalam situasi semacam itu, Steven mengaku sangat sedih. Tetapi, tekadnya memeluk Islam begitu kuat sehingga penolakan itu tidak mempengaruhi keputusannya.
Steven pun teguh dengan niatnya meski sang ibu merasa terpukul hingga masuk rumah sakit. Ibunya juga sempat meminta Steven untuk membatalkan pernikahan, namun permintaan itu dia tolak.
Demi menjaga keistiqomahan dalam iman Islam, Steven rela hidup dijauhi keluarga. Tetapi, di balik penderitaan itu, Steven merasakan nikmat luar biasa dari Allah SWT.
" Ketika saya dapat hidayah, waktu itu saya dalam kondisi sakit dan dijauhi keluarga. Ketika tidak ada yang bisa saya pegang, di situ Allah SWT ada dan memberikan hidayah yang luar biasa," ujar dia.
Keistiqomahan itu mengantarkan Steven menyusuri jalan dakwah melalui sebuah program yang dia beri nama Gerakan Pecinta Allah dan Rasulullah (GENTAR). Melalui program ini, Steven berjuang menegakkan dakwah dengan menyasar para pasangan muda.
Steven menilai selama ini pasangan muda kerap memiliki pandangan keliru mengenai tugas mendidik anak. Padahal, mendidik anak merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh kedua orangtua, bukan ayah atau ibu saja.
" Mereka beranggapan tugas istri itu mendidik anak, sedangkan suami selalu mencari nafkah sehingga ketika si ayah pulang bekerja, si ibu bilang ke anaknya 'jangan ganggu ayah, ayah capai'," ucap dia
Steven mengatakan pembedaan itu sebenarnya tidak ada dalam Islam. Bahkan Alquran lebih banyak menyebutkan ayah yang kerap berinteraksi dengan anak.
" Padahal kan di Alquran ada 17 diskusi orangtua dengan anak, 14 diskusi ayah dan anak. Jadi tugas mendidik anak itu tugas bersama," ucap dia.
Lebih lanjut, Steven mengatakan menjadi mualaf yang istiqomah bukan perkara mudah. Seseorang harus memiliki guru yang tepat, mencari sahabat yang juga berhijrah, adanya dukungan dari pasangan, serta mencari rezeki di tempat yang halal.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media