Cerita Pendidik LPI Dompet Dhuafa Bantu Guru di Kamboja hingga Filipina

Reporter : Okti Nur Alifia
Jumat, 23 Desember 2022 06:36
Cerita Pendidik LPI Dompet Dhuafa Bantu Guru di Kamboja hingga Filipina
LPI berfokus memberdayakan masyarakat marginal melalui program-program pendidikan dengan mendayagunakan dana ZISWAF serta dana sosial lainnya.

Dream - Lembaga filantropi dan kemanusiaan Dompet Dhuafa mengapresiasi program pendidikan yang selama ini dijalankan Lembaga Pengembangan Insani (LPI). Berdiri sejak tahun 2003, LPI berfokus memberdayakan masyarakat marginal melalui program-program pendidikan dengan mendayagunakan dana ZISWAF serta dana sosial lainnya. 

Menjelang dua dekade berdirinya LPI DD, Kepala Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa mengatakan LPI mulai tahun 2022 tidak hanya menyasar pendidikan dalam negeri namun juga luar negeri.

Upaya ini di antaranya sudah dilakukan di Kamboja dengan menghadirkan program peningkatan kompetensi pedagogi guru. Program lain adalah beasiswa S1 di provinsi Mindanau, Filipina.

“ 2022 kami menjelajah ke Kamboja, membersamai para guru.. beasiswa di Filipina,” katanya dalam Public Expose Education Outlook 2023 di Jakarta, Kamis, 22 Desember 2022.

1 dari 2 halaman

Melalui LPI, Dompet Dhuafa memberikan edukasi kepada para guru di Kamboja untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Seperti manajemen kelas, cara membuat penilaian, serta cara menjadi seorang guru yang menarik di depan siswa.

“ Kita coba latih para guru di Kamboja untuk bisa meningkatkan kualitas pembelajarannya,” kata Mulyadi saat ditemui.

Ditambahkannya, fokus utama program tersebut lebih ditujukan untuk pembelajaran peedagogi atau cara mengajar kepada siswa. Sementara materi ajar sepenuhnya sudah dimiliki  para pendidik di negara tersebut.

2 dari 2 halaman

Mulyadi berharap program yang telah berlangsung selama enam bulan di 2022 itu dapat dilanjutkan di tahun berikutnya. Karena Dompet Dhuafa berharap bisa melakukan program serupa di sejumlah negara ASEAN.

“ Rencananya kalau memang ada kesempatan ya karena kan kita juga punya jaringan ya di Vietnam dan di Filipina dan juga Thailand yang tergabung dalam Youth for Peace,” ungkap Mulyadi.

Dari hasil evaluasi saat ini, program pendidikan paedagogi yang dijalankan Dompet Dhuafa masih memiliki keterbatasan terutama dari sisi penguasaan bahasa. Untuk saat ini, LPI cukup beruntung karena para guru di Kamboja tersebut menguasai bahasa Melayu.

Mulyadi juga menilai program yang sudah menyasar tiga sekolah di Kamboja direspons positif baik dari segi materi maupun fasilitatornya. Bahkan LPI mendapat tawaran untuk menjalankan program serupa di sekolah lain di Kamboja.

Sebelumnya program pendidikan pedadogi guru ini sudah menyasar 37 provinsi di Indonesia.

 

Beri Komentar