Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Pemerintah Kota Bogor tidak menerapkan larangan bagi wisatawan untuk berkunjung selama libur panjang pekan depan. Tetapi, Pemkot akan memperketat pengawasan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah peningkatan kasus Covid-19.
Wakil Ketua Satgas Covid-19, Dedie A Rachim, memprediksi sebagian besar masyarakat akan memanfaatkan waktu libur panjang 22-31 Oktober untuk liburan atau mudik. Pihaknya akan mengintensifkan Operasi Yustisi dan pengetatan pengawasan terutama di titik-titik yang menjadi tujuan liburan masyarakat.
Selain itu, pihaknya akan menggencarkan sosialiasi edukasi penerapan 3M. Langkah ini dijalankan terutama di tempat yang potensial mengundang kerumunan seperti destinasi wisata.
" Kami bersama TNI Polri akan memastikan penerapan protokol kesehatan yang ketat di titik rawan penyebaran Covid-19, terutama tempat berkumpulnya massa atau kerumunan," ujar Dedie.
Dedie mengatakan berdasarkan arahan Ketua Satgas Covid-19 Nasional, siapapun yang melakukan perjalanan saat libur panjang harus dilakukan rapid test atau swab test.
" Ini agar potensi penularan Covid-19 tidak terjadi seperti pasca-Idul Fitri," kata dia.
Lebih lanjut, Dedie yang juga merupakan Wakil Wali Kota Bogor ini meminta masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan. Juga menyarankan lebih baik masyarakat mengisi waktu liburan dengan beraktivitas di rumah saja.
" Kami dukung arahan dari Pemerintah Pusat dan semoga tidak ada peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bogor," kata dia.
Sumber: Liputan6.com/Achmad Sudarno.
Dream - Kota Depok akan menjadi lokasi pertama pelaksanaan vaksinasi Covid-19 pada November mendatang. Kini, jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan di Depok tengah didata untuk pelaksanaan vaksinasi tersebut.
" Saat ini Kota Depok memiliki 38 puskesmas, 24 rumah sakit, 175 klinik, 260 apotek, dan satu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Kemudian, terdapat 1.366 nakes (tenaga kesehatan) di puskesmas, 8.066 nakes di rumah sakit dan 1.600 nakes di faskes lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarina.
Kendataan ini, kata Novarina, penting untuk mengetahui kemampuan Kota Depok dalam menjalankan vaksinasi per hari. Saat ini, Kota Depok telah memiliki 40 vaksinator yang telah mendapat pelatihan di provinsi.
" 40 orang vaksinator akan disebar ke 48 puskesmas, nantinya vaksinator yang sudah dilatih itu akan melatih nakes lain yang ada di puskesmas," kata dia.
Selain itu, pola atau alur pelaksanaan vaksinasi Covid-19 juga sudah dibuat. Untuk mencegah kerumunan akan dibuat jadwal pelaksanaan vaksinasi.
Novarina menjelaskan tenaga kesehatan akan diprioritaskan dalam vaksinasi ini. Menyusul TNI-Polri, lalu profesi yang rentan terpapar dan terakhir yaitu masyarakat di zona merah.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menjelaskan simulasi dijalankan sebagai antisipasi masalah dalam pelaksanaan vaksinasi nanti. Pemerintah setempat perlu memastikan jumlah puskesmas memadai sebelum melaksanakan vaksinasi massal.
Jika tidak memadai, maka harus disiapkan tempat lain. Seperti gedung serba guna, GOR, lapangan bulutangkis, dan semacamnya.
Ridwan juga mengatakan Dinkes Jabar sendiri telah mendata jumlah serta kondisi dari lemari pendingin untuk menyimpan vaksin di tiap puskesmas. Lemari pendingin dipastikan tidak rusak dan siap dipakai.
Pihaknya juga telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Pusat untuk pengadaan secepatnya untuk mengganti lemari pendingin yang sudah rusak. Sehingga, fasilitas penyimpanan dapat digunakan secepatnya.
" Semoga dengan upaya yang telah dilakukan akan mendapat hasil yang optimal, karena vaksin Covid-19 yang dilakukan di Bogor, Depok, Bekasi menjadi percontohan nasional," ucap Ridwan.
Sumber: Merdeka.com