Jelang Puasa, Polda Metro Jaya Larang Sahur On The Road

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 8 April 2021 07:03
Jelang Puasa, Polda Metro Jaya Larang Sahur On The Road
Polda Metro Jaya melarang kegiatan Sahur On The Road (SOTR) selama Ramadan 1442 Hijiriah.

Dream - Jelang Ramadhan 2021, Polda Metro Jaya melarang kegiatan Sahur On The Road (SOTR) selama Ramadan 1442 Hijiriah.

Anggota Ditlantas Polda Metro Jaya juga bakal dikerahkan untuk menertibkan pengendara yang nekat melakukan SOTR di wilaya Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Tangerang Selatan, Tangerang Kota dan DKI Jakarta.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus menjelaskan, ini merupakan skenario pengamanan untuk menghadapi Ramadan yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

 

 

1 dari 10 halaman

Larangan SOTR

Polda Metro Jaya akan menggelar operasi bertajuk kemanusiaan yang dimulai pada 12 April 2021. Kemudian, menepatkan personel di beberapa kawasan rawan timbulnya kerumunan. Kebijakan berkaitan dengan larangan SOTR.

" STOR tidak dizinkan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kenapa? Untuk menghindari penyebaran Covid-19," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Rabu 7 April 2021.

Yusri menerangkan, 120 personel dari Ditlantas Polda Metro Jaya akan menghalau rombongan pengendara yang nekat melaksanakan Sahur on The Road. Sasaran penyekatan kendaraan di ruas Jalan Bundaran Senayan sampai Jalan Harmoni.

" Kita lakukan filterisasi di daerah yang sering terjadi sahur on the road. Di jalan raya pusat kota mulai Senayan sampai Harmoni itu mulai malam sampai pagi kita filterisasi," ujar Yusri.

 

2 dari 10 halaman

Penyekatan Kendaraan

Yusri menyebut, penyekatan kendaraan dimulai pada pukul 23.00 WIB sampai 05.00 WIB. Polisi menutup perempatan jalan yang seringkali dijadikan tempat berkumpul pada kegiatan STOR.

" Nah makanya dari Senayan sampai Harmoni mulai malam sampai pagi kita tutup itu. kita filterisasi dengan anggota lantas yang dikedepankan, 120 personel di-backup dengan teman-teman TNI," ucap dia.

Yusri menyampaikan, Polda Metro Jaya mengedepankan upaya persuasif dalam menindak pelanggar SOTR. Tapi, Yusri mengingatkan pelanggar membandel akan ditindak dengan dasar penegakkan protokol kesehatan.

" Makanya ini sebagai sosialisasi kepasa masyarakata menghadapi puasa ini kami tegaskan lagi bahwa sahur on the road tidak ada, sebaiknya di rumah saja," ujar Yusri.

Sumber: liputan6.com

3 dari 10 halaman

Covid-19 Mengubah Serunya Tradisi Ramadhan di Indonesia

Dream - Ramadhan tahun ini kemungkinan akan dilalui dengan sangat berbeda oleh umat Muslim di seluruh dunia. Itu semua karena dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.

Di Indonesia, Kementerian Agama sedang menggalakkan panduan beribadah selama Ramadhan.

Besar kemungkinan masyarakat tidak dibolehkan sholat berjamaah di masjid. Termasuk saat tarawih, tidak boleh ada kegiatan buka puasa bersama, termasuk larangan menggelar sholat Id dan bersilaturahim ke tetangga dan keluarga.

Masyarakat juga dilarang untuk melakukan tradisi sahur on the road maupun buka puasa bersama. Mengingat kegiatan ini biasa melibatkan banyak orang serta kerumunan. Semua bertujuan demi mengurangi penyebaran Covid-19.

Hal itu tentu saja mengubah kebiasaan dan tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia pada saat bertemu bulan Ramadhan.

Lantas apa saja tradisi Ramadhan yang berubah karena pandemi covid-19?

Berikut Dream rangkum dari beberapa sumber tradisi yang berubah pada bulan Ramadhan tahun ini: 

4 dari 10 halaman

Padusan

Tradisi unik menyambut bulan Ramadan yang pertama adalah Padusan. Tradisi unik ini merupakan kegiatan mandi dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan.

Tradisi padusan ini biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti pantai, sungai ataupun sendang. Padusan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang Jawa.

Ketika tradisi padusan, orang akan berbondong-bondong ke sebuah tempat pemandian untuk mandi dan berendam. Mereka percaya air bisa menyucikan diri dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.

Pada Ramadhan tahun ini tentu saja pemerintah melarang kita melakukan tradisi yang satu ini karena bisa menjadi ajang penyebaran virus covid-19.

5 dari 10 halaman

Sahur on The Road

Selain itu ada lagi yang beberapa tahun belakangan ini menjadi tren yaitu SOTR alias Sahur On The Road. Ini merupakan kegiatan bagi-bagi makanan sahur untuk orang-orang di jalan.

Biasanya kegiatan ini dilakukan secara berkelompok, dari suatu komunitas tertentu. Pada dini hari atau pada saat sahur telah dimulai, kegiatan SOTR ini ditandai dengan konvoi kendaraan yang berkeliling di jalanan.

Ramadhan tahun ini kita akan kehilangan momen sahur on the road yang biasa kita lakukan bersama komunitas, sahabat, dan orang-orang terdekat.

6 dari 10 halaman

Tidak Ada Buka Bersama

Social Distancing memainkan peran utama dalam mencegah penyebaran virus corona. Ini berarti membuat kita akan menghindari perkumpulan-perkumpulan, yang biasa dilakukan saat berbuka atau sahur.

Buka bersama pada Ramadhan sebelumnya biasanya digunakan sebagai ajang reuni dan kumpul-kumpul dengan teman lama, pada saat pandemi ini pun kita tidak dipebolehkan.

 

7 dari 10 halaman

Pembatalan Umroh dan Haji

Penyebaran COVID-19, membuat pemerintah Arab Saudi menaggguhkan umroh sementara ibadah Haji masih belum pasti.

Think With Google melaporkan, pencarian online untuk umroh biasanya mengalami peningkatan sebanyak 200% menuju dua minggu terakhir bulan Ramadhan.

Tetapi pandemi COVID-19 membuat mereka yang berencana untuk melaksanakan ibadah umrah harus berpikir ulang. Karena kemungkinan tidak akan ada selama Ramadhan tahun ini.

8 dari 10 halaman

Tidak Ada Mudik Lebaran

Pada saat menyambut Idul Fitri atau Lebaran, masyarakat biasanya sibuk dengan kegiatan mudik. Tapi tahun ini, pemerintah menghimbau untuk tidak melakukannya.

Sebagai gantinya, kita bisa 'bertatap muka' lewat aplikasi maupun pesan suara di telepon.

 

9 dari 10 halaman

Tidak Ada Takbiran Keliling

Tradisi rutin yang tidak ketinggalan saat bulan Ramadhan adalah takbiran keliling. Takbiran dikumandangkan pada malam hari untuk menyambut datangnya Idul Fitri.

Takbiran biasa dilakukan dengan pawai di jalan, kadang-kadang membawa obor dan bedug sambil mengumandangkan kalimat takbir.

Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak turut antusias takbiran keliling kampung. Tak jarang, malam takbiran juga dihiasi dengan petasan-petasan dan kembang api yang menyemarakkan malam. Suasana malam takbiran pun makin meriah dan menyenangkan. 

Tapi pada Ramadhan tahun ini, kemungkinan tradisi yang menyenangkan ini akan hilang. Hal ini untuk memutus rantai penyebaran covid-19.

10 dari 10 halaman

Berkunjung dari Rumah ke Rumah

Tentu kesempatan ini sangat ditunggu. Apalagi bagi mereka yang tinggal jauh dari kampung halaman, lebaran merupakan kesempatan yang tepat untuk kembali mempererat tali silaturrahmi.

Pada kesempatan itu, hampir semua keluarga saling mengunjungi kediaman orang yang mereka kenal. Dimulai dari menyisir tetangga lingkungan sekitar rumah.

Biasanya, orang yang dihormati seperti Kiai, guru ngaji, dan ustadz yang berjasa membentuk pondasi agamanya selalu diutamakan. Kemudian berlanjut pada kenalan dan handai taulan yang tinggal agak jauh. 

Sayangnya, momen yang satu ini akan hilang di Bulan Ramadhan tahun ini. Hal ini mengingat kontak fisik dapat memicu penyebaran covid-19.

Maka dari itu, Kementerian Agama menghimbau silaturahim atau halal bihalal yang lazim dilaksanakan ketika hari raya Idul Fitri, bisa dilakukan melalui media sosial dan video call/conference.

Beri Komentar