Jeritan Hati Istri Dinafkahi Rp200 Ribu, Makin Hancur Usai Temukan Alat Kont Bekas di Celana Suami

" Ujung pekan lalu suami pergi kerja ke Kedah selama tiga hari. Saya tak ikut sebab mengikuti Career Fair di Kuala Lumpur City Centre (KLCC).

" Saat suami pulang, saya temukan kotak kondom dalam saku celana jeans dia. Ternyata satu pak sudah terpakai. Hancur hati saya," kenang wanita itu.

Menganggap mahligai perkawinannya kini di ambang keretakan, wanita tersebut mulai bercerita tentang derita yang ditanggungnya selama ini.

Indah dan suaminya sudah menikah empat tahun. Mereka dikaruniai dua anak. Indah tak bekerja karena mengurus keluarga. Sementara suami kerja jadi seorang profesional dengan gaji tinggi.

Tapi anehnya, meski memiliki gaji tinggi sang suami selalu kurang dalam memberikan nafkah. Terkadang Indah hanya diberi 60 ringgit (sekitar Rp205 ribu).

" Uang cuma segitu sudah termasuk makan minum, pakaian dan untuk anak anak. Kalau saya minta lebih, dia selalu mengelak dengan bermacam alasan," kata Indah.

Indah semakin tidak mengerti dengan sikap suaminya yang meminta dirinya ikut menanggung biaya pengeluaran tiap bulan. Padahal Indah tidak bekerja.

Selain urunan bayar uang kontrakan rumah, Indah juga diminta ikut membayar biaya langganan Internet dan gaji pembantu.

Karena sikap suaminya itu, Indah terpaksa pasang muka tebal untuk meminjam uang dari keluarganya buat urunan bayar biaya ini dan itu.

Tidak mau hanya berpangku tangan, Indah akhirnya memberanikan diri untuk mencari pendapatan sampingan.

" Saya akhirnya buka usaha terima pesanan kue untuk menanggung hidup saya dan anak-anak," ujar Indah.

Satu hal yang membuat Indah jengkel adalah sikap suaminya yang bermuka dua. Sang suami sering menunjukkan sifat dermawan di hadapan orang luar tetapi pelit dengan keluarga sendiri.

Dia menganggap suaminya adalah seorang suami yang sangat narsistik. Di depan orang banyak tampak baik sekali, sopan santun, dermawan, dan sebagainya.

" Tapi kenyataannya dia suka mencerca dan menghina saya, mendera mental saya dan sangat pelit dengan saya dan keluarga," dakwa wanita itu tentang kehidupan pahit bersama suami.

Rentetan perlakuan buruk suami terhadap dirinya, membuat Indah merasa tersiksa dari segi mental dan emosi.

" Saya pernah usulkan kepada suami untuk bertemu psikiater tapi suami tak izinkan, katanya saya hanya mengada-ngada.

" Dia selalu bilang dirinya adalah anugerah terbaik untuk hidup saya, dan saya adalah pembawa kesialan kepada dia," kata Indah.

Tidak cukup sampai di situ saja. Indah juga menilai suaminya tidak punya rasa empati terhadap segala kesulitan yang menimpa dirinya.

" Ketika ayah saya meninggal tahun lalu, saya menangis begitu pulang dari rumah orangtua. Tapi suami suruh saya jangan emosi sangat. Hancur hati saya.

" Jadi saya hanya menangis ketika di kamar mandi. Begitu keluar, saya pura-pura hidup normal seperti tidak ada apa-apa," kenang Indah.

Indah mengatakan dirinya sekarang sedang mencari pekerjaan agar bisa mandiri, dan tidak tergantung pada suaminya.

" Tapi sampai sekarang, saya belum juga mendapat wawancara. Padahal saya ingin mandiri demi saya dan anak-anak," kata Indah mengakhiri kisahnya.

Sumber: mStar