Presiden Joko Widodo (Sekretariat Presiden)
Dream - Presiden Joko Widodo dibuat terkekeh oleh seorang santri dari Pesantren Sabilul Mukminin, Kota Binjai, Sumatera Utara. Santri itu mengaku bernama Luhut.
" Saya Luhut santri, Pak, bukan Luhut menteri," ujar Luhut melalui telekonferensi dengan Jokowi, disiarkan kanal Sekretariat Presiden.
Jokowi pun terkekeh dengan perkenalan Luhut. Santri itu berkesempatan menyapa Jokowi dengan lebih dulu diawali oleh pengasuh pesantren tersebut.
Kepada Jokowi, Luhut mengaku dari Tapanuli. Kebetulan, daerah tersebut juga menjadi tempat kelahiran Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut pun mengaku punya rahasia. Tetapi, dia hanya mau berbagi dengan Jokowi. " Pak Presiden, saya ada rahasia. Tapi, untuk kita dua aja, Pak," kata Luhut disambut tawa oleh Jokowi.
Dengan percaya diri, Luhut mengaku punya cita-cita menjadi menteri. Dia pun meminta dukungan Jokowi agar cita-citanya terwujud.
" Insya Allah, 25 tahun ke depan, saya ingin menjadi menteri, Pak, seperti Pak Luhut. Setuju, Pak? Dukung kan, Pak?
" Setuju, dukung," kata Jokowi.
Jokowi melakukan kunjungan kerja meninjau pelaksanaan vaksinasi di Pondok Pesantren Miftahul Falah, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada Selasa, 31 Agustus 2021. Dari pesantren ini, Jokowi menyapa sejumlah pesantren lain yang juga melaksanakan vaksinasi melalui fasilitas telekonferensi.
Dream – Presiden Joko Widodo kembali terjun ke lapangan untuk memantau pelaksanaan program vaksinasi nasional. Jokowi hari ini Kamis (19 Agustus 2021) mendatangi lokasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi para pelajar di SMPN 3 Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Usai berkeliling mengecek pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk para pelajar tersebut, Jokowi dalam agenda pertamanya di Madiun itu sempat menggelar konferensi video dengan peserta vaksinasi untuk pelajar yang juga diselenggarakan di provinsi lain.
Beberapa peserta vaksinasi yang mengikuti konferensi video adalah SMA 1 Medan di Sumatera Utara, Ponpes Madrasah Arafah di Gowa, SUlawesi Selatan, SMA 1 Batanganai Sumatera Barat. Di SMPN 11 Depok, Jawa Barat, Ponpes Pandanarang Sleman Yogyakarta, dan Ponpes Al Mubarok di Serang, Banten.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menyampaikan para pelajar yang sudah divaksinasi secara keseluruhan diperbolehkan mengikuti pembelajaran tatap muka. Izin itu diberikan karena presiden mengetahui para pelajar sudah merindukan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Sekolah tatap muka juga diizinkan digelar merujuk pada surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/202l, Nomor 384 Tahun2021, Nomor HK.01.08/MENKES/4242/2021, Nomor 440-717 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), atau yang disebut dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri.
" Jadi kalau semuanya, untuk semuanya, untuk semua pelajar di seluruh Tanah Air kalau sudah divaksin silakan dilakukan langsung belajar tatap muka, karena SKB-nya 3 menteri sudah ada," kata Jokowi.
Meskipun sudah ada ketentuan belajar tatap muka, presiden mengingatkan semua pihak di sekolah harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Sebab kata Jokowi, virus Covid-19 selalu bermutasi menjadi varian yang lebih berbahaya.
" Kita semua berharap anak-anak belajar tatap muka. Tetapi juga kita semuanya harus hati-hati jangan sampai nanti kalau pas dibuka belajar tatap muka ada yang terpapar Covid. Ini yang harus kita hindari," ujarnya.
Tak lupa presiden juga berpesan agar anak-anak sekolah tetap menggunakan masker meski sudah mendapat vaksinasi lengkap. " Karena yang namanya Covid, virus corona ini selalu bermutasi," imbuhnya.
Diketahui, dalam acara ini Jokowi didampingi oleh Forkopimda Jatim seperti Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.
Di SMPN 3 Mejayan, Jokowi meninjau jalannya vaksinasi pelajar. Ia juga mengajak ngobrol sejumlah pelajar yang sedang divaksin.
Meskipun institusi Pendidikan diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, namun orang tua/wali pada wilayah PPKM level 1-3 tetap memiliki kewenangan penuh dalam memberikan izin kepada anaknya untuk memilih antara mengikuti PTM terbatas atau PJJ.
Hendarman mengimbau kepada pihak sekolah agar tidak melakukan diskriminasi jika ada orang tua yang memilih anaknya untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
" Sekolah wajib menyediakan opsi PTM terbatas dan PJJ, serta tidak melakukan diskriminasi kepada peserta didik yang memilih opsi PJJ," katanya.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik