Kandidat Vaksin Corona Terbukti Aman Diujikan Pada Manusia. (Foto: Freepik.com)
Dream - Moderna, Inc., perusahaan farmasi Amerika Serikat telah mengumumkan hasil uji klinis vaksin Covid-19 terhadap manusia berjalan aman.
Uji klinis ini menunjukkan bahwa vaksin buatan Moderna berhasil memicu respons imun dari 45 sukarelawan sehat terhadap Covid-19.
Para peneliti di perusahaan itu mengatakan pada hari Selasa lalu bahwa tidak ada efek samping serius yang dialami oleh para sukarelawan.
Meski begitu, lebih dari separuh sukarelawan mengalami reaksi ringan hingga sedang. Mulai dari kelelahan, sakit kepala, kedinginan, nyeri otot, dan sakit pada area yang disuntik.
Dalam laporan yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine, para peneliti mengatakan efek samping tersebut dirasakan pada suntikan kedua atau mereka yang mendapat vaksin dengan dosis tinggi.
Sementara itu, Anthony Fauci, direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, menyebut hasil studi Moderna ini sebagai kabar baik.
Fauci menganggap uji klinis ini tidak memiliki efek samping serius, dan vaksin tersebut menghasilkan antibodi pembunuh virus atau penetralisir yang cukup tinggi.
" Jika vaksin Anda dapat memicu respons yang sebanding dengan infeksinya, itu adalah pemenangnya. Karena itulah kami sangat senang dengan hasilnya," kata Fauci.
Moderna merupakan perusahaan pertama yang memulai uji klinis vaksin Covid-19 terhadap manusia pada 16 Maret, atau sekitar 66 hari setelah urutan genetik virus dirilis.
Pemerintah AS mendukung penelitian Moderna dalam membuat vaksin Covid-19 dengan menggelontorkan dana setengah miliar dolar Amerika.
Keberhasilan membuat vaksin Covid-19 akan menjadi tonggak bersejarah bagi perusahaan di Cambridge, Massachusetts itu. Moderna belum pernah memiliki produk berlisensi.
Vaksin buatan Moderna yang disebut mRNA-1273 berbasis pada Ribonucleic acid (RNA) - pembawa senyawa kimia yang berisi instruksi untuk membuat protein.
Ketika disuntikkan ke manusia, vaksin menginstruksikan sel untuk membuat protein yang meniru permukaan luar virus corona.
Tubuh akan melihatnya sebagai benda asing yang membahayakan hingga memberikan respons untuk menciptakan kekebalan terhadapnya.
Dalam uji klinis, Moderna menggunakan tiga dosis vaksin yang terdiri dari 25, 100 dan 250 mikrogram. Dosis tersebut diberikan kepada tiga kelompok yang masing-masing beranggotakan 15 sukarelawan berusia 18-55 yang mendapat dua suntikan dengan jarak 28 hari.
Peneliti melaporkan bahwa orang yang mendapat dua dosis vaksin memiliki tingkat antibodi pembunuh atau penetralisir virus yang lebih tinggi dari rata-rata yang terlihat pada orang yang pulih dari Covid-19.
Meski demikian, ada efek samping ringan usai suntikan kedua setelah 7 dari 13 sukarelawan disuntik dosis 25 mikrogram, 15 sukarelawan yang menerima dosis 100 mikrogram dan 14 sukarelawan yang mendapat dosis 250 mikrogram.
Pada kelompok yang mendapat dosis tertinggi, 3 pasien mengalami reaksi imun berlebihan seperti demam, kedinginan, sakit kepala atau mual. Salah satunya mengalami demam 39,6 derajat Celcius.
Dr. Lisa Jackson dari Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle dan penulis utama penelitian ini mengungkapkan meski muncul efek samping, tapi sifatnya ringan hingga sedang, jadi tak terlalu membahayakan.
Pada bulan April, Moderna memperluas uji coba fase 1 dengan memasukkan orang dewasa di atas 55 tahun. Dengan menyertakan 120 sukarelawan, kelompok ini lebih berisiko terkena penyakit serius.
Moderna mengatakan, dalam uji coba ini sukarelawan dilibatkan selama satu tahun setelah suntikan kedua, untuk mencari tahu efek samping dan berapa lama kekebalan tubuh yang dihasilkan bertahan.
Moderna memulai uji coba fase 2 pada bulan Mei dan berharap untuk memulai uji coba fase 3 pada 27 Juli mendatang.
Uji coba fase 1 bertujuan untuk memastikan pengobatan yang aman dan membantu menentukan dosis yang efektif. Uji coba fase 2 menguji pengobatan dalam kelompok yang lebih besar dan mendapatkan hasil awal tentang efektivitasnya.
Uji coba fase 3 dilakukan dalam kelompok yang jauh lebih besar untuk mengkonfirmasi kemampuan vaksin dan mengidentifikasi efek samping yang mungkin masih ada. Uji coba Moderna tahap 3 akan dilakukan pada 30.000 sukarelawan.
Sumber: SCMP
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN