Kakek Ini Sudah 14 Bulan Jalani Karantina, 78 Kali Dites Selalu Positif Covid-19

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 14 Februari 2022 07:00
Kakek Ini Sudah 14 Bulan Jalani Karantina, 78 Kali Dites Selalu Positif Covid-19
Covid-19 melekat pada tubuh kakek ini.

Dream - Seorang kakek asal Turki harus menjalani isolasi mandiri 14 bulan lamanya akibat Covid-19. Dia sudah 78 kali menjalani tes Covid-19 dan hasilnya selalu positif.

Muzaffer Kayasan, 56 tahun, tinggal di Istanbul dan bekerja di perusahaan swasta ini sempat didiagnosis menderita leukimia 4 tahun lalu. Berkat pengobatan yang rutin dan intensif, dia akhirnya bisa sembuh.

Tetapi ketika menjalani isolasi di fase pemulihan dari leukemia, dia malah tertular Covid-19 dan sempat dirawat intensif di rumah sakit. Saat itu, dia mengalami sesak napas, kesulitan berjalan, daya lihat menurun dan kehilangan nafsu makan.

Gejala sakit yang dialami Muzaffer tergolong berat. Apalagi, dia punya komorbid leukemia.

" Karena saya memiliki kondisi khusus, dokter dan tenaga kesehatan di semua unit di rumah sakit merawat saya dengan sangat hati-hati," ujar Muzaffer.

 

1 dari 3 halaman

Selama 14 bulan, kata Muzaffer, para dokter dan nakes melakukan segala cara untuk membuatnya tetap hidup. Termasuk memberikan terapi plasma darah.

" Mereka telah mencoba segala sesuatu yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh," kata dia.

Muzaffer pertama kali terkonfirmasi positif Covid-19 pada 19 Desember 2020. Dia berhasil melewati masa sulit namun sayangnya, virus corona jenis baru itu menempel di dalam tubuhnya dan tidak bisa hilang.

Sehingga, hasil tes selalu menunjukkan dia positif Covid-19. Apalagi, karena alasan kesehatan pula, Muzaffer tidak bisa menerima vaksinasi.

 

2 dari 3 halaman

Selama menjalani isolasi di rumah sakit, kematian pasien Covid-19 menjadi 'santapan' dia setiap hari. Dia bahkan menyaksikan kaum muda mati karena Covid-19.

" Saya ingin memberitahu orang-orang, segera vaksinasi dan jangan pergi ke rumah sakit," kata dia.

Muzaffer merasa kasihan dengan para perawat dan dokter yang sudah bekerja keras menangani pasien Covid-19. Dia tidak mau beban mereka bertambah dengan lebih banyak lagi orang kena Covid-19 lantaran menolak divaksin.

" Saya menyaksikan kematian, termasuk orang muda. Seseorang yang tidak divaksinasi bagi saya adalah orang yang merugikan masyarakat, dirinya sendiri dan keluarganya," kata dia.

 

3 dari 3 halaman

Kini, Muzaffer sudah dibolehkan pulang namun tetap menjalani isolasi di rumahnya. Meski dekat dengan anak dan cucunya, dia tak bisa menyentuh mereka.

" Saya tidak bisa menyentuh cucu perempuan saya yang usianya dua bulan dan itu membuat saya sedih," kata Muzaffer.

Selama isolasi di rumah, dia sama sekali tidak meninggalkan ruangannya. Bahkan dia melarang keluarganya masuk kamar.

Jikapun harus berkomunikasi, dia melakukannya melalui panggilan video. Untuk memfasilitasi orang yang ingin menjenguk dia, keluarganya membuatkan dia kamar dengan pintu dan jendela dilengkapi kaca, dikutip dari Anadolu Agency.

Beri Komentar