Rumah Keluarga Sahdi (YouTube Alman Mulyana)
Dream - Gubuk mungil itu berdiri di tengah sawah. Ukurannya mungil. Sangat sederhana. Berdinding anyaman bambu. Sebagian ditambal terpal biru. Lantai pun masih tanah berlapis terpal.
Ke rumah itulah YouTuber Alman Mulyana bertandang. Dia menyebut lokasi rumah itu di bibir hutan pinus. Tak mudah mencapai tempat itu. Aman harus melewati jalan setapak. Naik turun.
" Ini kalau kepleset langsung nyebur ke sawah," kata Alman Mulyana sambil menunjukkan jalan setapak di bibir jurang.
" Tapi kalau buat ngadem di sini cocok, selain sejuk juga jauh dari polusi," tambah dia.
Tak hanya rumah sederhana. Pada bagian belakang juga terlihat tempat mandi. Jangan dibayangkan terbuat dari tembok. Apalagi ada shower dan bathup.
Kamar mandi di luar rumah itu hanya berpagar bambu. Lantainya pun dari bilah-bilah papan. Sudah lumutan. Pada bagian dalam itu, ada ember-ember penampung air yang mengalir langsung dari sumber alami.
" Ini airnya bening," kata Alman Mulyana.
Rumah itu dihuni suami istri berusia senja. Mereka rupanya sangat betah hidup jauh dari beragam fasilitas yang jauh dari hiruk-pikuk kota.
" Sudah 20 tahun lebih," ujar kakek Sahdi, penghuni gubuk itu.
Seperti tampilan dari luar, interios rumah itu tak kalah sederhana. Namun di luar rumah, terlihat sawah menghampar dengan padi yang sudah mulai menguning. Siap dipanen.
" Punya saya semua itu," kata Sahdi.
Aman Mulyana pun menunjukkan sawah yang menghampar luas itu. Termasuk kebun yang letaknya berbatasan dengan sawah itu juga milik Sahdi.
" Orang koita belum tentu punya lahan seluas ini, Pak," kata Alman.
Namun, ada yang unik dari rumah itu. Pada bagian luar, terlihat dua solar panel terpasang. Ada dua, satu disangga tiang, lainnya menempel di atap.
Rumah itu ternyata menggunakan tenaga surya untuk kebutuhan listrik mereka. Solar panel itu tersambung ke dua aki untuk menyimpan daya.
" Ini belum pernah rusak?" tanya Alman.
" Pernah rusak," kata Sahdi.
Sejatinya, pasangan senja ini punya dua putri. Namun, sang anak kini tengah merantau jauh. Menjadi TKW. Pahlawan devisa. Si bontot ke Taiwan, si sulung dio Arab Saudi.
" Di Saudi sudah 2 tahun," sambungnya.
Anak-anak itulah yang rutin mengirim uang kepada Sahdi dan istri. Jumlahnya lumayan. Kadang Rp500 ribu, kadang Rp2 juta.
" Dikirim Rp2 juta dipakai untuk ongkos menggarap sawah," ujar Sahdi.
Dia berharap, bila sang anak pulang anaknya bisa membuat rumah di kampung yang lebih ramai, tyak jauh dari kediaman mereka.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`