Dream - Seorang pria harus menelan kenyataan pahit saat pernikahan anaknya sepi tamu undangan. Hal itu ia alamai karena tindakannya kepada tetangga di masa lalu.
Seorang pria di China baru-baru ini menggelar pernikahan mewah putranya. Dalam unggahan di media sosial, dikatakan bahwa ia sempat pindah ke sebuah desa di China.
Ia sempat tinggal lama di desa. Saat itu kakek dan neneknya sedang dalam kondisi ekonomi yang sulit. Para tetangga pun kompak mengumpulkan uang untuk membantu mereka.
Setelah itu, anaknya yakni Liu merantau ke kota dan menjadi orang yang sukses. Dia menjadi pengusaha dan keluarganya dianggap paling kaya di antara kerabatnya
Dia membeli rumah, mobil, dan menyekolahkan anak ke sekolah internasional. Namun karena bisnisnya semakin berkembang, dia pun semakin sibuk.
Akibatnya, dia jarang bergaul dengan masyarakat di desa dan jarang mengunjungi kampung halamannya. Suatu saat keluarganya kembali ke desa untuk liburan musim panas.
Namun, dia melarang anak-anaknya untuk bergaul dengan warga desa. Sikap arogan Liu ini pun membuat warga desa menjauhinya.
Saat Tahun Baru Imlek, Liu juga tak terpikir mengucapkan selamat tahun baru kepada tetangga yang telah membantunya.
Liu juga tak pernah menghadiri peringatan kematian, atau pernikahan di desa. Bulan lalu, putra sulung Liu memutuskan untuk menikahi kekasihnya.
Menurut tradisi, meskipun keluarga pindah ke kota, tapi pesta mempelai pria tetap akan diadakan di desa. Liu meminta semua anggota keluarga untuk membagikan undangan ke seluruh desa.
Keluarga menyarankan untuk menggelar pernikahan sederhana tapi Liu menolaknya. Dia berpikir karena kekayaannya, putranya harus mengadakan pernikahan mewah.
Dia memutuskan untuk memesan 100 meja perjamuan. Dia juga mempekerjakan orang-orang dari kota hingga pedesaan untuk mengurus pesta pernikahan.
Namun siapa sangka, pesta pernikahan tersebut justru sepi. Tidak ada seorang pun warga desa yang datang ke pernikahan putranya.
Meski ada 100 undangan, namun kerabat dan teman dekat hanya duduk di beberapa meja. Pengantin pria sendiri merasa malu dan bingung.
Awalnya dia mengira hal itu karena penduduk desa salah tanggal. Sementara itu, Liu tampak kesal dan mengkritik keras tetangganya.
“Anda tidak seharusnya menyalahkan penduduk desa. Kamu seharusnya malu dengan hari ini. Biasanya, penduduk desa di sini menghargai rasa syukur. Ketika Anda tidak merespons atau memperlakukan mereka dengan baik. Jadi bagaimana Anda bisa meminta mereka membalas budi? Jangan berpikir karena Anda memiliki kekayaan, maka terlihat lebih baik dari yang lain. Tidak peduli apa yang Anda lakukan Ingat dari mana kamu berasal," ujarnya seorang tetangga dalam postingan media sosial, dilansir dari Sanook.
Laporan: Khaira Amaliya