Wagimin Atau Min Tengah Membuat Mie Rebus Andalannya
Dream - Lahir dari keluarga yang berkekurangan memaksa 16 bersaudara ini tak bisa mencicipi bangku sekolah. Ini merupakan kisah perjuangan Wagimin atau akrab disapa Min atau Minto. Sejak kecil bersama ayah ibu dan ke 15 saudaranya dia sudah diajari untuk mengurus sawah atau hewan ternak demi menyambung hidup.
Ayah Wagimin yang berprofesi sebagai petani hanya mampu memberikan makan tanpa menyekolahkan anak-anaknya. Beberapa sapi yang ia miliki menjadi andalannya meraup pundi-pundi rupiah. Saat hari raya Idul Adha, Wagimin meminta pada Ayahnya agar dibelikan sepasang baju baru. Namun, uang yang dimiliki sang ayah tidak dapat memenuhi keinginan Min.
Rasa kesal Min terhadap ayah membuatnya memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal sementara bersama Pakde Kromo di Palur, Solo. Saat tinggal bersama Pakde Kromo, Min membantu memgurus sapi-sapi. Sebuah kegiatan yang tak jauh beda dengan kegiatannya bersama ayah di rumah.
Suatu ketika Min ikut berkeliling kampung menjajakan nasi goreng dan mie bersama tetangga Pakde Kromo. Di tengah angin malam yang menusuk tulang, Min terus semangat membantu jualan dan sesekali membantu cuci piring dan gelas.
Setelah lama ikut berjualan dengan tetangga Pakde Kromo, akhirnya Min berjualan sendiri. Hijrah dari satu kota ke kota lainnya membuat Min bertekad harus bisa merubah nasib. Racikan yang diberikan salah seorang pelanggan yang juga keturunan Tionghoa yang pandai membuat mie menambah cita rasa yang semakin membuat mie terasa lebih enak.
Tepat di depan sebuah hotel Min membuka warung kaki limanya yang diberi nama ‘Warung Bakmi Pak Mien’. Ia kini sudah memiliki banyak pelanggan. Bersama wanita yang dicintainya, Min mulai bangkit secara perlahan. Dari hasil berjualannya, Min memiliki 7 becak yang disewakan.
Min juga telah membangun sebuah rumah sederhana di belakang warung. Rumah sederhana itu menjadi tempat berteduh Min beserta keluarga. Maklum, dulu sebelum usaha mienya laku, Min sempat tidur di emperan toko dan kolong jembatan. Min sangat bersyukur dengan apa yang telah ia raih saat ini. Rezeki yang diberikan Allah padanya, ia sisihkan untuk membangun sebuah mesjid.
Ibadah Min tak pernah ia tinggalkan, ia terus bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan padanya. Hingga di penghujung shubuh kala sang surya tampak menyinari bumi, Min menghembuskan nafas terakhirnya.
Kisah hidup Min itu kini menjadi penyemangat hidup bagi keluarga bahkan orang di sekeliling yang mengenal sosoknya. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin.
Penasaran denagn kisah Min? Yuk simak kisahnya Baca di sini
Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
Ayo berbagi traffic di sini!
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Clara Shinta Ungkap Rumah Tangganya di Ujung Tanduk, Akui Sulit Bertahan karena Komunikasi Buruk