Kegigihan Penjual Mie Meraih Sukses

Reporter : Ayik
Sabtu, 25 Oktober 2014 12:01
Kegigihan Penjual Mie Meraih Sukses
Perjuangan Min agar merubah nasib menjadi lebih baik berhasil berkat kegigihannya berjualan mie rebus.

Dream - Lahir dari keluarga yang berkekurangan memaksa 16 bersaudara ini tak bisa mencicipi bangku sekolah. Ini merupakan kisah perjuangan Wagimin atau akrab disapa Min atau Minto. Sejak kecil bersama ayah ibu dan ke 15 saudaranya dia sudah diajari untuk mengurus sawah atau hewan ternak demi menyambung hidup.

Ayah Wagimin yang berprofesi sebagai petani hanya mampu memberikan makan tanpa menyekolahkan anak-anaknya. Beberapa sapi yang ia miliki menjadi andalannya meraup pundi-pundi rupiah. Saat hari raya Idul Adha, Wagimin meminta pada Ayahnya agar dibelikan sepasang baju baru. Namun, uang yang dimiliki sang ayah tidak dapat memenuhi keinginan Min.

Rasa kesal Min terhadap ayah membuatnya memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal sementara bersama Pakde Kromo di Palur, Solo. Saat tinggal bersama Pakde Kromo, Min membantu memgurus sapi-sapi. Sebuah kegiatan yang tak jauh beda dengan kegiatannya bersama ayah di rumah.

Suatu ketika Min ikut berkeliling kampung menjajakan nasi goreng dan mie bersama tetangga Pakde Kromo. Di tengah angin malam yang menusuk tulang, Min terus semangat membantu jualan dan sesekali membantu cuci piring dan gelas.

Setelah lama ikut berjualan dengan tetangga Pakde Kromo, akhirnya Min berjualan sendiri. Hijrah dari satu kota ke kota lainnya membuat Min bertekad harus bisa merubah nasib. Racikan yang diberikan salah seorang pelanggan yang juga keturunan Tionghoa yang pandai membuat mie menambah cita rasa yang semakin membuat mie terasa lebih enak.

Tepat di depan sebuah hotel Min membuka warung kaki limanya yang diberi nama ‘Warung Bakmi Pak Mien’. Ia kini sudah memiliki banyak pelanggan. Bersama wanita yang dicintainya, Min mulai bangkit secara perlahan. Dari hasil berjualannya, Min memiliki 7 becak yang disewakan.

Min juga telah membangun sebuah rumah sederhana di belakang warung. Rumah sederhana itu menjadi tempat berteduh Min beserta keluarga. Maklum, dulu sebelum usaha mienya laku, Min sempat tidur di emperan toko dan kolong jembatan. Min sangat bersyukur dengan apa yang telah ia raih saat ini. Rezeki yang diberikan Allah padanya, ia sisihkan untuk membangun sebuah mesjid.

Ibadah Min tak pernah ia tinggalkan, ia terus bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan padanya. Hingga di penghujung shubuh kala sang surya tampak menyinari bumi, Min menghembuskan nafas terakhirnya.

Kisah hidup Min itu kini menjadi penyemangat hidup bagi keluarga bahkan orang di sekeliling yang mengenal  sosoknya. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin.

Penasaran denagn kisah Min? Yuk simak kisahnya Baca di sini

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res

Ayo berbagi traffic di sini!

Beri Komentar