Keluarga Jadi Kunci Vaksinasi Lansia

Reporter : Syahid Latif
Minggu, 4 April 2021 20:30
Keluarga Jadi Kunci Vaksinasi Lansia
Dari total sasaran sebanyak 21,6 juta, jumlah lansia yang telah disuntik vaksin hingga 30 Maret 2021 baru sekitar 1,5 juta orang.

Dream - Lansia menjjadi salah satu kelompok yang rentan terpapar virus, sehingga menjadi priotitas pemberian vaksin Covid-19. Meski demikian, pelaksanaan vaksinasi kepada lansia masih jauh dari harapan.

Sebab, menurut Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Reni Rondonuwu, dari total sasaran sebanyak 21,6 juta, jumlah lansia yang telah disuntik vaksin hingga 30 Maret 2021 baru sekitar 1,5 juta orang.

Salah satu kendala masih rendahnya cakupan vaksinasi lansia adalah kemudahan akses ke lokasi vaksinasi. Dengan fisik yang sudah mulai menurun, lansia membutuhkan tempat vaksinasi yang mudah dekat dan mudah dijangkau.

Karena itulah butuh komitmen dari pemda untuk tidak hanya fokus pada penyediaan lokasi vaksinasi di pusat kota, namun juga tingkat kecamatan bahkan desa.

" Kalau di kota besar ada sentra-sentra vaksinasi, tetapi harus dilihat juga kegiatan vaksinasi di kecamatan maupun pedesaan, ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah,'' kata Maxi, dikutip dari kemkes.go.id, Minggu 4 April 2021.

1 dari 2 halaman

Memang tidak semua lansia sasaran vaksinasi punya kondisi sosial ekonomi yang sama, seperti lokasi vaksinasi yang jauh, ketiadaan pendamping, hingga akses transportasi yang sulit. Kondisi itu menghambat para lansia untuk mengikuti vaksinasi.

Maxi menambahkan, perlu gerakan bersama yang jauh lebih masif dengan melibatkan stakeholder agar semakin banyak lansia yang divaksinasi, termasuk menciptakan model baru vaksinasi yang mudah, aman, dan nyaman.

" Kami membuat kebijakan, satu pendamping yang membawa dua lansia akan ikut disuntik vaksin. Mudah-mudahan di daerah juga akan diimplementasikan. Karena ada 456 Kabupaten/Kota yang cakupan vaksinasi lansia masih dibawah 25%. Saya kira daerah perlu mencontoh DKI Jakarta, yang mana camat maupun lurah ikut terlibat untuk memobilisasi lansia," ucap Maxi.

Selain kemudahan akses, kepercayaan masyarakat mengikuti vaksinasi untuk terlindung dari potensi penularan Covid-19, turut menjadi perhatian pemerintah. Sebab, ada kecenderungan para anak-anak lansia ini khawatir mengikutsertakan orang tua mereka vaksinasi karena takut akan keamanan dan efektivitas vaksin.

" Di DKI sudah datang door to door ke apartemen, tetapi ketika datang hanya 25% saja yang mau. Kebanyakan di proteksi oleh anak-anaknya, oleh karenanya ketakutan yang muncul ini sepertinya kita perlu untuk terus melakukan sosialisasi," terang Maxi.

2 dari 2 halaman

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization, Sri Rezeki S Hadinegoro, mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir bahkan ketakutan terhadap vaksin. Sejauh pelaksanaan vaksinasi Covid-19, kelompok lansia justru memiliki efek samping yang sangat rendah.

Gejala yang dialami pasca penyuntikan sifatnya ringan dan mudah diatasi, sehingga para anak diimbau untuk tidak perlu khawatir, manfaat vaksinasi jauh lebih besar dibandingkan risikonya.

" Efek samping kedua vaksin ini (Sinovac dan AstraZeneca) cukup ringan, tidak ada yang masuk RS atau sampai meninggal. KIPI pada lansia ini justru sangat sangat sedikit dibandingkan yang dewasa/muda," jelas Sri Rezeki.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar