Ketakjuban Imam Besar Masjid Istiqlal Lihat Muslim Indonesia

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 10 November 2016 11:45
Ketakjuban Imam Besar Masjid Istiqlal Lihat Muslim Indonesia
Nazaruddin Umar mengatakan belum pernah masjid terbesar di Indonesia itu didatangi puluhan ribu orang dalam satu waktu.

Dream - Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar merinding melihat simpati umat Islam se-Indonesia menuntut keadilan, kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Dia mengaku belum pernah melihat masjid terbesar di Indonesia itu didatangi ratusan ribu jemaah.

" Masya Allah. Merinding saya melihatnya," kata Nazaruddin, saat di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI), Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. 

Nazaruddin menggambarkan keriuhan massa di Masjid Istiqlal. Menurut dia, massa yang hendak salat Jumat dan melanjutkan demonstrasi tumpah dari dalam masjid hingga jalanan di sekitar masjid.

" Seumur hidup Istiqlal tidak pernah dihuni massa sebanyak itu. Yang lucu, space imam di belakang makmum penuh. Subhanallah," kata dia.

Dalam agenda rapat Dewan Pertimbangan MUI dia bercerita mengenai berbagai persiapan yang harus dilakukan saat menghadapi ratusan ribu jemaah yang hadir. Menurut dia, dua hal terpenting yang harus disiapkan yaitu konsumsi dan air bersih.

Khusus air bersih untuk wudlu dan mandi massa yang menginap, dia menyiapkan kolam khusus yang sebelumnya tak pernah dipakai. Meski begitu, persediaan air di Masjid Istiqlal, kata dia, tetap tak sanggup memenuhi kebutuhan air untuk bersuci para pendemo.

" Hingga menjelang Salat Jumat, air habis. Orang menduga ada sabotase. Tapi, kami minta pengertiannya dengan menggunakan air dari sumber lain dan akhirnya terselesaikan," ucap dia.

Mengenai konsumsi, dia punya cerita lain. Khawatir tak tercukupinya logistik saat demonstrasi, nyatanya malah tersedia melimpah.

" Kami siapkan 20 ribu roti dan air mineral, yang datang makin banyak. Tapi, persoalan konsumsi terselesaikan karena banyak yang membuka dapur umum di Masjid Istiqlal. Bahkan gudang yang sebelumnya jarang terpakai digunakan untuk ruang menyimpan air mineral," kata dia.

Meski persoalan air bersih dan konsumsi terselesaikan, nyatanya sempat ada kebingungan dari panitia demonstrasi. Sebab, ustaz yang awalnya ditunjuk menjadi khatib tidak sanggup menyampaikan materi dakwah di hadapan ratusan ribu umat Muslim.

Akhirnya, dia diminta untuk menjadi khatib Salat Jumat. Tetapi, ada kebingungan yang dia rasakan mengenai materi ceramah.

" Materi khutbah pun saya buat atas keprihatinan saya. Itu muncul begitu saja," ucap dia.

Dalam materi khutbab yang dia sampaikan, dia menyebut adanya jaminan dari Allah bagi orang yang melecehkan Alquran, baik di dunia maupun akhirat. Tetapi, kata dia, tidak ada jaminan bagi orang yang melecehkan ulama.

Padahal menurut kitab kuning yang dia baca, ulama di hadapan para umatnya memiliki kedudukan layaknya seorang nabi di hadapan para sahabatnya.

" Kalau ulama sampai dibuat tak berwibawa bagaimana mungkin Alquran berwibawa. Saya kira perlu ada penekanan tersendiri bagi kita mengamankan citra para ulama," ujar dia. (Ism) 

Beri Komentar