Kaligrafi Rasulullah SAW (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Sebagai utusan Allah, Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia maksum. Artinya, Rasulullah terjaga dari dosa, perbuatan buruk dan tercela.
Meski demikian, Rasulullah juga memiliki kesamaan dengan manusia kebanyakan. Salah satunya, Rasulullah pernah lupa sampai mengerjakan sholat Isya' dua rakaat saja.
Dikutip dari NU Online, suatu hari, Rasulullah mengimami para sahabat melaksanakan sholat Isya' di Masjid Nabawi. Rasulullah memulai sholat begitu seluruh sahabat telah siap.
Rasulullah memulainya dengan takbiratul ihram dan sholat berjalan sampai akhir. Setelah itu, Rasulullah berdiam diri di masjid seperti tidak terjadi apa-apa.
Sementara, para sahabat bingung dengan perilaku Rasulullah. Dalam pikiran mereka, seharusnya sholat Isya itu empat rakaat.
" Tetapi mengapa Rasulullah hanya sholat dua rakaat?" begitulah kira-kira pertanyaan yang terlintas dalam pikiran pada sahabat.
Salah satu sahabat yang dijuluki Dzul Yadain karena memiliki tangan panjang memberanikan diri mendekati Rasulullah. Dia bertanya mengapa Rasulullah hanya sholat Isya' dua rakaat.
" Wahai Rasulullah, apakah engkau tadi memang lupa ataukah sholat Isya' kini dikurangi menjadi dua rakaat?" kata Dzul Yadain.
Rasulullah belum menyadari maksud pertanyaan itu. Rasulullah merasa sholat yang dikerjakan sudah benar yaitu empat rakaat.
Untuk memastikan hal itu, Rasulullah kemudian bertanya kepada sahabat lainnya apakah sholat Isya malam itu dua rakaat. Para sahabat menjawab benar, sholat Isya' yang dijalankan Rasulullah kala itu menjadi dua rakaat saja.
Mendapat jawaban demikian, Rasulullah segera mengajak para sahabat berdiri dan menyempurnakan sholat Isya' menjadi empat rakaat. Setelah salam, Rasulullah menjalankan sujud sahwi untuk pertama kalinya.
Peristiwa inilah yang menjadi latar belakang dianjurkannya sujud sahwi ketika lupa jumlah rakaat saat sedang sholat. Rasulullah lalu bersabda,
" Apabila seseorang ragu-ragu tentang berapa hitungan rakaat atau rukun sholat yang dilaksanakannya, hendaknya dia memastikan apa yang dianggapnya benar. Lantas, hendaknya dia menyempurnakan apa yang dianggapnya kurang, kemudian mengucapkan salam dan bersujud sahwi dua kali."
Sumber: NU Online