Puan Maharani Usul Pemerintah Bentuk Satgas Khusus Virus Corona

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 11 Maret 2020 16:00
Puan Maharani Usul Pemerintah Bentuk Satgas Khusus Virus Corona
Seluruh elemen bangsa diminta efektif lakukan pencegahan.

Dream - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani mengusulkan pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus untuk menangani virus corona, Covid-19. Puan menilai pembentukan satgas khusus mendesak karena jumlah korban positif virus corona terus bertambah.

" Saya selaku Ketua DPR RI, sejak wabah ini merebak, berkali-kali mengingatkan pemerintah agar segera membentuk Tim Nasional penanganan wabah virus corona," kata Puan, Rabu, 11 Maret 2020.

Puan meminta penanganan wabah corona dilakukan terpusat agar koordinasi bisa terpadu dan terintegrasi.

Satgas khusus tersebut bisa bersifat lintas kementerian dan daerah agar penanganannya memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

" Namun gerak cepat dan kesigapan penanganan dampak virus corona ini harus dilakukan secara cermat tanpa menimbulkan kepanikan di masyarakat," kata dia.

1 dari 5 halaman

Anggota DPR Diminta Aktif

Puan juga meminta pemerintah meningkat pencegahan misalnya dengan tindakan screening corona yang diperbanyak. Dia meminta pemerintah melakukan isolasi untuk mencegah risiko penularan lokal.

" Pemerintah segera bekerja sama dengan komunitas-komunitas internasional dalam upaya mengatasi wabah corona, termasuk mengadopsi pengalaman-pengalaman negara lain yang berhasil meredam wabah korona tanpa korban jiwa," ucap dia.

Khusus kepada anggota DPR yang sedang reses, Puan mendesak agar pro aktif ikut mencegah penyebaran virus corona. Dia minta para legislator itu aktif memantau di daerah.

" Para anggota DPR dan tim-nya diharapkan aktif memantau, mendata. lalu melaporkan warga yang terindikasi gejala-gejala virus korona kepada petugas kesehatan setempat. Rumah-rumah aspirasi serta posko-posko anggota DPR di dapil masing-masing bisa diaktifkan sebagai posko pemantauan sekaligus posko sosialisasi pencegahan wabah virus corona," ujar dia.

(sah, Sumber: Merdeka.com/Ahda Bayhaqi)

2 dari 5 halaman

Identitas Tersebar, Pasien Terinfeksi Corona Khawatir Tak Diterima Tetangga

Dream - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, pasien kasus-01 merasa tertekan karena identitasnya tersebar. Pasien tersebut khawatir mendapat perlakukan berbeda dari tetangganya.

" Saya sampaikan bahwa memang agak tertekan dia karena publikasi yang masih menghantui. `Kalau nanti pulang jangan-jangan saya diterima oleh tetangga, lingkungna, sebagai apa`," kata Achmad, dilaporkan Merdeka.com, Selasa, 10 Maret 2020.

Achmad mengatakan, saat ini tim medis sedang berkomunikasi dan melakukan intervensi psikologis untuk kejiwaan pasien 01. Dia menambahkan, meski masih positif Covid-19, kondisi pasien kasus 01 dalam keadaan baik.

" Kondisi klinis sudah bagus. Yang kami tunggu kasus 1 yang sampai sekarang masih positif padahal masuk hari ke tujuha," kata dia.

Sementara pada pasien 02, kata Yuri, kondisinya juga mulai membaik dan tidak ada keluhan apapun. " Kasus 02 baik, kalau tidak baik saya akan sampaikan," ujar dia.

Sumber: Merdeka.com/Intan Umbari Prihatin

3 dari 5 halaman

Alhamdulilah, Hasil Tes Pertama dari Dua Kasus Corona Dinyatakan Negatif

Dream - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto menyatakan hasil tes pertama dua pasien positif corona telah dinyatakan negatif. Dua pasien tersebut yaitu pasien kasus 06 dan kasus 14.

" Bahwa kasus 06, ini sudah masuk hari kelima. Pemeriksaan sudah negatif. Artinya, kita masih menunggu pemeriksaan negatif kedua di dua hari yang akan datang," ucap Achmad, Selasa, 10 Maret 2020.

Pasien 06 ini merupakan anak buah kapal Diamond Princess.

" Ini imported case. Kita sudah mulai mengedukasi yang bersangkutan untuk melakukan self isolated. Dia menahan diri untuk tidak kontak dengan siapapun. Sementara waktu. Bukan artinya ndak boleh, boleh. Tetapi ditahan. Artinya dia harus pakai masker dan dia berusaha pada posisi setidaknya dua meteran," kata dia.

Tim kesehatan juga sudah mengajarkannya cara self monitoring. Artinya, dia sudah bisa perhatikan jika ada keluhan panas atau batuk.

" Dia harus melaporkan kepada petugas kesehatan. Kita akan berikan kontak petugas dan akan diawasi. Ini untuk yang kasus 06. Tetapi baru sekali negatif. Kita tunggu dua hari lagi, kalau dua hari lagi negatif maka yang bersangkutan tak perlu lagi dirawat. Mudah-mudahan ini bisa selesai," kata dia.

4 dari 5 halaman

Pasien Kasus 14

Selain itu, ada pasien kasus 14. Kondisi pasien kasus 14 dalam keadaan baik. Pada hari ketiga perawatan, pasien kasus 14 sudah dinyatakan negatif virus corona.

" Ada yang negatif juga di hari ketiga. Bahkan ini lebih cepat. karena ternyata kontaknya minimal dan kondisinya bagus banget,"

Achmad mengatakan, tim kesehatan mengalami keluhan gejala sakit. Pasien kasus 14 mengalami gejala-gejala seperti flu dan batuk.

Setelah penelusuran interaksi, kasus ini bukan dari induk atau subklaster.

" Sehingga hari ketiga ketiga tambah tiga hari sudah hari keenam atau kelima. Ini sudah menjadi negatif," ujar dia.

Pasien kasus 14 akan menjalani pemeriksaan kembali selama dua hari ke depan. Jika kondisi pasien tetap negatif, dia akan diperbolehkan pulang dan menjalani isolasi mandiri.

" Kami berusaha dalam dua hari ke depan, kalau negatif akan kami pulangkan. Dan sudah kami edukasi persiapan pulang untuk self isolated," kata dia.


Sumber: Liputan6.com/Merdeka.com

5 dari 5 halaman

Dampak Corona, Sholat Jumat di Saudi Hanya Boleh 15 Menit

Dream - Kasus infeksi virus corona di Arab Saudi mengalami peningkatan. Hingga saat ini, ada 20 kasus infeksi terkonfirmasi di Saudi.

Mengantisipasi penyebaran wabah itu, Menteri Urusan Islam, Abdullatif Al Sheikh mengeluarkan beberapa instruksi untuk seluruh masjid di Saudi. Salah satunya, pembatasan waktu ibadah Jumat dan aturan buka puasa serta itikaf.

Keputusan itu diunggah di akun resmi Kementerian pada Senin, 9 Maret 2020. Waktu ibadah Jumat ditetapkan tidak boleh lebih dari 15 menit, sudah termasuk khotbah dan sholat.

Selain itu, jeda antara azan pertama dengan kedua dibatasi tidak boleh lebih dari 10 menit, dikutip dari Saudi Gazette.

Tak hanya itu, aktivitas berbuka puasa dan iktikaf ditiadakan. Baik ketika maupun di luar Ramadan.

Abdullatif juga menginstruksikan seluruh masjid menyediakan hand sanitizer dan membersihkan karpet secara rutin, untuk melindungi para jemaah. Sedangkan kajian rutin Alquran dan Dakwah ditiadakan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Pengelola Masjidil Haram dan Masjid Nabawi juga mengunggah pengumuman sebagaimana instruksi Abdullatif. Pengumuman tersebut dipajang di akun Facebook dan Twitter milik Haramain.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More