Kisah Bocah Rela Panas-panasan Ngamen Jadi Badut Demi Bayar Uang Sekolah
Dream - Tidak semua anak terlahir di keluarga dengan kondisi finansial yang baik. Banyak di antara kita yang lahir dari keluarga pas-pasan sehingga harus berusaha lebih keras untuk bertahan hidup.
Banyak anak-anak yang harus merelakan amsa bermainnya dengan memeras keringat dan membanting tulang. Mereka harus membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Seperti kisah bocah perempuan yang duduk di bangku SD ini. Menurut mStar, bocah bernama Riska itu menghabiskan setengah harinya menjadi badut berkonstum Pikachu di lokasi wisata terkenal di Kundasang, negara bagian Sabah, Malaysia.
Riska menghabiskan pagi harinya dengan pergi ke sekolah. Pada siang hingga malam, ia bekerja paruh waktu sebagai badut.
Jika beruntung, gadis yang bercita-cita sebagai dokter ini akan mengumpulkan cukup uang dari pengunjung yang ingin berfoto kepadanya.
Namun, jumlah yang diterima tidak selalu banyak. Mengingat para pengunjung dapat membayarnya dengan jumlah yang tidak ditentukan, seikhlasnya saja.

Riska mengaku ada tiga alasan utama dirinya memilih untuk bekerja di usia mudanya. Yang pertama adalah untuk membayar biaya sekolahnya.
Ke dua, dia ingin membeli ponsel impiannya. Dan ke tiga, dia ingin mengumpulkan uang untuk merayakan ulang tahunnya.
Riska memilih bekerja di daerah yang dekat dengan tempat ibunya bekerja. Ibunya sendiri bekerja sebagai pencuci piring di sebuah toko di daerah tersebut.
Riska merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Hal itulah yang membuat ibunya bekerja keras untuk menghidupi anak-anaknya.
“ Riska berasal dari keluarga miskin. Ketika saya bertemu Riska, ibunya mengatakan kepada saya bahwa dia tidak mampu membelikan Riska kue ulang tahun. Karena itu Riska ingin menjadi maskot, dia ingin mencari uang untuk membeli hadiah sendiri,” kata seorang aktivis, Adrian Edy, yang mengunjungi Riska dan ibunya.
Edy memutuskan untuk menghampiri Riska setelah kisahnya menjadi viral di media sosial.
“ Sebelum menjadi maskot, Riska bekerja paruh waktu berjualan sayur, membantu toko-toko di daerah itu. Dia rajin sekali membantu,” kata Edy.
Saat menemui Riska, Edy mengatakan bocah perempuan itu penuh dengan keringat saat membuka kepala maskotnya, padahal Riska baru saja menggunakannya selama lima menit.
Cuaca Kundasang yang cukup dingin pun tidak membantu Riska yang tetap saja merasa kepanasan saat mengenakan kostum badut tersebut.

Meski menghadapi tantangan dalam mencari nafkah, Edy menggambarkan Riska sebagai anak yang ceria, kuat, dan ramah meski baru pertama kali bertemu dengan orang asing.
" Riska adalah anak yang kuat hatinya. Dia pekerja keras dan mandiri. Walaupun baru bertemu, dia sangat ramah. Dia cepat bergaul dengan orang-orang," kata Edy.
Pada pertemuan itu, Edy memberikan ponsel kepada Riska demi membantu mewujudkan salah satu impiannya.
" Saat mendapat telepon, dia melompat-lompat sambil berputar, dia terlihat sangat senang," ujar Edy.
Laporan : Erdyandra Tri Sandiva
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
