Sayyid Ali, Al Habib Hussein Assegaf, Dan ,an Mahdaly (Foto: YouTube)
Dream - Kisah haru datang dari pasangan Al Habib Husein bin Alwi Assegaf dan Syarifah Maryam binti Ahmad Assegaf. Layaknya orangtua, pasangan ini dengan tulus, sabar, dan ikhlas, mewarat putranya, Sayyid Ali Assegaf yang terlahir berbeda.
Dalam unggahan video kanal YouTube Fdhillah Berbagi, Sayyid Ali bin Husein Assegaf lahir pada 1980. Selama 40 tahun, dirinya tinggal bersama kedua orangtuanya di Batakana, Tanah Laut, Kalimantan Selanatan. Ia juga hanya bisa berdiam diri di rumah.
Selama itu pula, kedua orang tua Sayyid Ali yang merawatnya.
" Banyak kawan-kawan yang antusias, sehingga membuat datang lagi. Supaya orang-orang enggak gagal paham. Kami mau tanya tentang Habib Ali ini. Kalau antum (Husein) umur berapa? Ibu Syarifah Maryam," tanya Bang Man Mahdaly.
Di usia yang telah paruh baya, Ali masih membutuhkan perawatan layaknya seorang bayi. " Dia memang begini ya, bu ya, duduk di sini saja. Saat Ali lahir, ada kelainan apa? Sejak lahir tidak mendengar, tidak melihat," imbuhnya.
" Sampai sekarang istilahnya kayak masih bayi," ujar sang ayah.
Ketika hamil Sayyid Ali, Syarifah bercerita dirinya mengalami peristiwa unik. Diceritakan saat Habib Husein tengah beristirahat di gubuk sawah, ada seorang warga yang melihat cahaya kuning melesat.
" Meski sudah 41 tahun ya, ini tangan tak berdosa, telinga, mata, mulut tak berdosa, Ya Allah. Enggak kayak kita yang banyak dosa," ungkap Bang Man.
" Jadi waktu hamil, ada seseorang yang melihat saya kan di sawah. Saya duduk di pondokan (rumah sawah). Katanya melihat cahaya kuning di pondokan itu, naik ke atas. Pak Taraman (almarhum) bertanya ke saya, 'Habib sampean lihat enggak cahaya kuning di pondok ini?'. Tidak melihat saya jawab," terang Husein.
Ternyata, kisah tak biasa Sayyid Ali ketika di kandungan tak berhenti di situ.
Ketika lahir ke dunia, Ali masih terbungkus bersama kantung ketubannya. Sehingga menyerupai buah semangka yang bulat. Bayinya lahir normal tanpa operasi sama sekali.

" Saat lahir, terbungkus bulat seperti semangka," jawab Syarifah.
" Jadi teman-teman, beliau (Habib Ali) ini lahir bulat kayak semangka. Keluar dengan tutup ketubannya. Terus lahirnya normal?," tanya Bang Man.
" Kondisi lahir normal, malam Jumat. Terus dia juga yang menendang, keluar normal, tidak melalui operasi," jawab Husein.
Tampak tulus, Syarifah dan Husein terus menceritakan kondisi putranya dengan ceria. Mereka tetap menilai sebagai anugerah, meski sejak kecil tak bisa melihat dan mendengar.
" Ini kisah kawan-kawan. Kemudian sejak kecil, tidak mendengar, tapi ada firasat dan feeling beliau," imbuh Bang Man.
" Dari kecil dia enggak bisa melakukan sholat," tukas sang ibu.
" Teman-teman harus paham, bahwa beliau (Ali) ini lahir takdirnya seperti ini. Beliau enggak bisa, mau diajarkan seperti apa, buta, tentu tuli dan bisu," ucap Bang Man.
Sudah sekian kali Habib Husein mengajarkan tentang sholat. Namun tak ada respons.
Meski begitu, Ali kerap diajarkan berpuasa setiap Ramadhan dan di hari suci lainnya. Ali termasuk kuat dan tegar. Bahkan sejak kecil, untuk mengeluh pun tidak pernah.
" Mau berbicara enggak bisa, dia bisa sedikit mendengar. Kalau bulan puasa, juga puasa satu bulan penuh. Nanti bulan Syawal puasa enam hari juga. Setiap tahun begitu. Beliau ini berbeda dengan kita, dia mengeluh pun enggak bisa. Kalau sakit, enggak ngeluh. Buang air besar masih kita cebokin. Setiap hari kita yang mandikan, kalau makan sendiri bisa," pungkas Husein.
Advertisement
Upgrade Gaya Hidup Digitalmu dengan eSIM XL PRIORITAS, Pilihan Premium Masa Kini

Ibadah Lancar, Komunikasi Aman: Tips Itinerary Umroh & Internet Hemat


Bencana di Sumatera Sebabkan Krisis Air Bersih bagi Warga Terdampak

Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera
