Sendirian Di Rumah Sakit Alami Keguguran, Perempuan Diantar Pulang Ke Desa Pakai Ambulans Gratis. (Foto: Facebook Abam Botak)
Dream - Setiap wanita yang menjalani proses melahirkan pasti ingin didampingi oleh suaminya tercinta.
Namun, kisah perempuan ini berbeda lantaran harus jauh dari keluarganya di saat berduka usai mengalami keguguran anak keempatnya.
Kisah perempuan yang identitasnya tidak terungkap itu dibagikan oleh Yunizam Yusof atau Abam Botak yang terkenal dengan layanan mobil jenazah gratis di sekitar Sandakan, Sabah, Malaysia.
Menurut pria berusia 33 tahun itu, ia menerima telepon dari perempuan tersebut pada Jumat pagi. Namun Yunizam saat itu sedang mengurus jenazah lainnya.
Yunizam baru bisa mengantar perempuan itu pulang dari RS Sandakan ke kediamannya di Kampung Minusoh, Pinangah, pada malam harinya.
" Pagi itu saya sedang mengurus seorang jenazah. Kemudian mendapat telepon dari perempuan itu. Tapi panggilannya dibatalkan. Rupanya dia tak punya cukup pulsa untuk menelepon.
" Dia benar-benar mengharapkan saya untuk menelepon kembali. Setelah dihubungi, perempuan itu meminta untuk diantar pulang dari rumah sakit ke rumahnya pagi itu.
" Tapi kami sedang menangani jenazah. Jadi dia diantar pada malamnya. Perjalanan ke rumahnya di daerah pedalaman butuh waktu tiga jam," kata Yunizam.
Lebih lanjut Yunizam mengungkapkan bahwa suami wanita tersebut tidak dapat menemaninya ke rumah sakit karena mereka memiliki tiga anak yang masih kecil-kecil di rumah.
" Perempuan itu baru berusia 39 tahun. Tapi dia tampak tenang. Seperti bukan seorang ibu yang baru mengalami keguguran saja," ujar Yunizam.
Perempuan itu dan suaminya bekerja menggarap padi di desanya. Yunizam menduga keguguran ibu muda ini mungkin karena dia terlalu lelah bekerja di sawah.
Masalahnya, sebelum bekerja di sawah, anak pertama hingga ketiga perempuan itu lahir dengan selamat.
" Tapi untuk anak keempat, mereka sudah kembali ke desa dan pekerjaannya hanya menggarap sawah. Hidup mereka juga sederhana,” kata Yunizam panjang lebar.
Kata Yunizam, ketika mobil jenazah telah sampai di lokasi, ibu tersebut disambut suami dan anak-anaknya dengan berderai air mata di rumah sederhana mereka di desa.
Yunizam mengaku dia tidak sadar ikut berlinang air mata mengingat nasib perempuan itu dan keluarganya itu meski berbeda latar belakang agama.
Berbicara tentang amalan yang ia tekuni sejak lama, Yunizam mengatakan saat ini hanya ada dua mobil jenazah gratis yang disediakan olehnya. Satu mobil jenazah lainnya saat ini sedang rusak dan tidak bisa digunakan.
Yunizam mengatakan dia merasa terhormat jika ada pihak di luar sana yang mau berkontribusi kepada timnya dalam melanjutkan misi mulia ini.
Sumber: mStar.com.my
Advertisement