Kisah Khalifah Umar Bertemu Ibu Yang Memasak Batu Untuk Anak-anaknya Karena Tak Memiliki Makanan (Foto Ilustrasi: Shutterstock.com)
Dream - Manusia diciptakan Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Tafsir Al Misbah karangan KH Quraish Shihab menjelaskan Allah SWT menunjuk manusia sebagai pelaksana di bumi ini bukan karena tidak mampu melakukannya. Sang Khalik bermaksud menguji manusia serta memberikannya penghormatan.
Di sisi lain, makna istilah khalifah yang lebih sempit lagi adalah seorang pemimpin. Gelar ini diberikan kepada pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. Empat sahabat nabi yang ditunjuk menjadi khalifah juga mendapat julukan sebagai khulafaur Rasyidin.
Seperti halnya di masa sekarang, ada seorang presiden yang menjadi pemimpin sebuah negara yang dipilih langsung oleh rakyat. Tentunya menjadi seorang pemimpin adalah tanggung jawab yang sangat besar. Pemimpin harus melindungi rakyat dan memastikan kondisi setiap rakyatnya baik-baik saja.
Berbicara tentang pemimpin dan rakyatnya, kita teringkat dengan kisah Khalifah Umar bin Khattab yang berkeliling di suatu kampung terpencil di Madinah. Saat itu kondisinya sedang paceklik dan beliau bermaksud memeriksa kondisi rakyatnya. Diceritakan bahwa beliau bertemu dengan seorang ibu dengan anak-anaknya yang dalam kondisi kelaparan karena tidak memiliki bahan makanan.
Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh sang ibu dan juga tindakan apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar, berikut sebagaimana dirangkum Dream melalui berbagai sumber.
Di tahun ke-17 hijriyah, saat itu Madinah sedang dilanda musim paceklik. Dalam kondisi itu, Khalifah Umar yang ditemani oleh sahabatnya berkeliling ke sebuah kampung terpencil. Perjalanan itu beliau lakukan secara diam-diam dengan tujuan mengecek langsung kondisi rakyatnya.
Tiba-tiba beliau berhenti saat mendengar suara tangisan anak kecil di sebuah tenda yang sudah tampak usang. Khalifah Umar pun mendekati tenda itu untuk memeriksa langsung. Di dekat tenda itu terlihat seorang ibu yang sedang meletakkan panci di atas tungku sambil mengaduk-aduk isi panci tersebut dengan sendok kayu.
Khalifah Umar mengucapkan salam dan mendekati sang ibu untuk menanyakan siapa yang menangis di dalam tenda.
" Siapakah yang menangis di dalam itu?" tanya Khalifah Umar.
" Anak-anakku." jawab sang ibu.
" Apakah ia sedang sakit?" tanya Khalifah Umar lagi.
" Tidak." jawab sang ibu. " Ia kelaparan." lanjutnya.
Khalifah Umar dan sahabatnya pun terkejut. Sudah lebih dari satu jam mereka duduk di depan tenda sang ibu, namun anak-anak di dalamnya masih terus menangis. Sedangkan sang ibu juga masih mengaduk isi panci yang membuat Khalifah Umar heran kenapa tidak selesai-selesai memasaknya.
" Apa yang sedang kau masak, wahai ibu? Kenapa tak kunjung matang-matang juga masakanmu itu?" tanya Khalifah Umar penasaran.
Sang ibu terdiam sejenak dan menunjukkan wajah penuh harap. Tutup panci itu pun dibuka dan sontak membuat Khalifah Umar serta sahabatnya terkejut.
" Apakah kau sedang memasak batu?" tanya Khalifah Umar seperti tidak percaya.
Sang ibu pun langsung tampak kesal dan berkata panjang lebar kepada Khalifah Umar menceritakan kondisinya yang kesulitan untuk memberikan makanan kepada anak-anaknya.
" Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun ku suruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan ku isi air."
" Lalu batu-batu itu aku masak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Dia enggan melihat ke bawah, dan bertanya apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi atau belum," jelas sang ibu.
Setelah mendengar penjelasan dari salah satu rakyatnya, Khalifah Umar tak bisa membendung air matanya. Beliau merasa sangat sedih dan menampakkan penyesalan dengan apa yang terjadi pada rakyatnya. Seketika beliau bangkit dari tempat duduknya.
Khalifah Umar pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum. Bahkan karung gandum itu beliau angkut sendiri di punggungnya. Sang sahabat yang menawarkan diri untuk membantu pun langsung ditolak oleh beliau.
" Apakah kau mau menggantikanku menerima murka Allah akibat membiarkan rakyatku kelaparan? Biar aku sendiri yang memikulnya, karena ini lebih ringan bagiku dibanding siksaan Allah di akhirat nanti." jelas Umar kepada sahabatnya.
Khalifah Umar pun membawa sekarung gandum itu untuk diberikan kepada sang ibu dan anak-anaknya. Bahkan beliau sendiri yang memasakkan dan memberikan pada sang ibu dan anak-anaknya yang kelaparan. Makanan itu disantap sampai habis dan membuat Khalifah Umar merasa lega dan senang.
Sebelum meninggalkan mereka, Khalifah Umar berpesan kepada sang ibu agar menemuinya esok hari. Sang ibu pun menemui Khalifah Umar dan terkejut dengan beliau yang ternyata adalah orang yang sudah memasakkan makanan untuknya dan anak-anaknya. Sang ibu langsung meminta maaf dan mengatakan siap dihukum.
Namun, Khalifah Umar justru mengatakan bahwa dirinyalah yang telah bersalah.
" Ibu tidak bersalah, akulah yang bersalah. Aku telah berdosa karena membiarkan seorang ibu dan anak-anaknya kelaparan di wilayah kekuasaanku, maafkan aku ibu."
Melalui kisah tersebut menunjukkan akan tanggung jawab seorang pemimpin kepada rakyatnya. Dan setiap apa yang dilakukan seorang pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut:
" Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Imam (waliyul amri) yang memerintah manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang rakyatnya."
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN