Mayjen Sutoyo (Foto: Instagram @revolusi_bangsa1965)
Dream - Gerakan 30 September 1965 atau G30-S/PKI merupakan salah satu sejarah kelam yang pernah terjadi di Tanah Air. Sejumlah perwira tinggi dan satu perwira muda TNI AD tewas dibunuh dan jasadnya dikubur dalam satu lubang di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Salah satu dari perwira tersebut adalah Mayjen (Anumerta) Sutoyo. Sang jendreal dijemput paksa oleh orang-orang mengaku anggota Pasukan Pengawal Presiden Soekarno alias Cakrabirawa di kediamannya Jalan Sumenep, Menteng, Jakarta Pusat pada 1 Oktober 1965 dini hari.
Dengan dalih pemanggilan oleh Presiden Soekarno, Sutoyo dijemput dan dibawa ke markas mereka di Lubang Buaya. Di lokasi tersebut, Sutoyo dibunuh bersama dengan enam korban lainnya dan mayatnya dilempar ke dalam sumur yang sudah tak terpakai.
Dilansir dari Merdeka.com, Kamis 30 September 2021, melalui buku berjudul Kenangan Tak Terucap Saya, ayah dan Tragedi 1965, anak kedua Mayjen Sutoyo yakni Nani Nurrachman, bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan sang ayah.
Dua minggu sebelum kejadian, kediaman pribadi Sutoyo tengah direnovasi besar-besaran. Kondisi ini membuat anak-anak Sutoyo menginap sementara di rumah kerabatnya yang merupakan Adik Sutoyo.
Satu hari sebelum maut menjemput sang ayah, Nani mendadak memiliki keinginan kuat untuk pulang ke rumah. Sepulang sekolah, ia pun langsung menuju ke kediamannya yang tengah direnovasi itu.
Sesampainya di rumah, ternyata ayahnya belum pulang. Nani pun memutuskan untuk tidur siang sejenak sambil menunggu kepulangan ayahnya.
Saat bangun dari tidur siangnya, ia mendapati ayahnya sudah ada di rumah pada sore hari. Namun, sang ayah hanya beristirahat sejenak dan segera bersiap-siap untuk menghadiri rapat di Istora Senayan.
Ketika akan berangkat menghadiri rapat, Sutoyo sempat berpamitan kepada putrinya itu. Siapa sangka, jika momen tersebut ternyata merupakan pertemuan terakhir.
" Sudah ya Nan, Papa pergi dulu," kata Mayjend Sutoyo dikutip dari Instagram @revolusi_bangsa1965, berdasarkan buku Kenangan Tak Terucap Saya, ayah dan Tragedi 1965.
Setelah pertemuan singkat itu, pada dini hari 1 Oktober 1965, Mayjen Sutoyo kemudian dijemput paksa dan tidak pernah kembali lagi.
Dream - Nama Letjen TNI (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution belakangan menjadi perbincangan. Dia disebut-sebut sebagai orang di balik pembongkaran diorama di Museum Kostrad. Hilangnya diorama tersebut pertamakali diungkap oleh mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gaot Nurmayanto dan dihubungkan dengan kebangkitan PKI.
Letjern (Purn) AY Nasution merupakan orang yang memiliki ide pembuatan patung Soeharto, Letjen TNI Sarwo Edhi Wibowo, dan Jenderal AH Nasution, di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.
Patung tersebut menggambarkan adegan Mayjen Soeharto menerima laporan dari Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, pada 1965 tentang G30S/PKI.
Sementara Panglima TNI AD kala itu, Jenderal AH Nasution, yang selamat dari upaya penculikan PKI duduk tak jauh dari dua sosok tersebut.
Letnan Jenderal TNI (Purn) Azym Yusrni Nasution merupakan purnawirawan Perwira Tinggi lulusan Akabri Darat tahun 1977. Ia lahir di Medan, 26 Maret 1954.
Ayah dua anak itu memulai karier militernya pada 25 Juli 2011 saat menjabat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) hingga 13 Maret 2012. Dirinya menggantikan Letjen TNI Pramono Edhie Wibowo yang diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Tak hanya itu, Letjen AY Nasution juga pernah menjabat sebagai Pangdam XVII/Cenderawasih, Papua pada 2008 hingga 2011. Kemudian dirinya menjadi Komandan Pusat Teritorial TNI AD di tahun 2010.
Tak hanya di bidang militer, AY Nasution juga pernah menjejakkan kaki di dunia politik. Pada 2012, dia pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara lewat Partai Demokrat. Namun tidak lolos menjadi calon gubernur yang ditetapkan KPU.
Dilansir Merdeka.com, Kepala Penenrangan Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, mengatakan, pembongkaran patung tiga tokoh di Museum Kostrad memang permintaan dari pencetus ide, yakni Letjen TNI (Purn) AY Nasution, dengan alasan demi ketenangan batin.
" Tapi, pembongkaran patung-patung tersebut murni permintaan Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution sebagai pembuat ide dan untuk ketenangan lahir dan batin," kata Haryantana.
Berkaitan dengan alasan tersebut, dilansir dari situs resmi Pemkab Pakpak Bharat, Pj Bupati Pakpak Bharat Asren Nasution, mengatakan bahwa AY Nasution memang sosok yang disiplin dalam beribadah.
" Beliau ini merupakan total militer karena ayah beliau juga seorang militer dan anaknya juga militer. Beliau itu Disiplin mulai dari jam olah raga, salat, istirahat, baca Al-Qur'an, dan lainnya semua tepat waktu sehingga menjadi teladan bagi kita," ujar Pj Bupati Pakpak Bharat, dikutip dari pakpakbharatkab.go.id, Selasa 28 September 2021.
Tempat, tanggal lahir: Medan, 26 Maret 1954
Umur: 67 tahun
Agama: Islam
Pendidikan Terakhir: AKABRI tahun 1977
2002-2005: Komandan Korem 011/Lilawangsa (Lhokseumawe)
2005: Kepala Staf Divisi Infanteri 2 Kostrad (Malang)
2007: Kepala Dinas Jasmani Militer Angkatan Darat (Kadisjasad)
2007: Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif)-2 Kostrad
2008: Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih (Papua)
2009: Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad)
2010: Asisten Teritorial Panglima TNI
2011-2012: Pangkostrad
Pangkat Terakhir (2011): Letnan Jenderal TNI
Pengalaman Politik: Mendaftar bakal Cagub Sumut 2012 melalui Partai Demokrat.
Advertisement
Ayah Resign Demi Jualan Nasi Goreng Dekat Kampus untuk Jaga Anaknya

3 Komunitas Kuliner Aktif Jelajah Beragam Makanan & Minuman di Tanah Air

Inspiratif, Deretan Komunitas Fotografi Berbasis Ponsel

Prabowo Lantik Arif Satria Jadi Kepala BRIN, Siap Mundur dari Rektor IPB

Redenominasi Rupiah Ubah Rp1.000 Jadi Rp1 Dilakukan 2027


Penutup Megah “The Race of Rising Stars”: Kilas Balik IHR Piala Raja HB X 2025


Profesi Baru, Joki Kursi di KRL Jabotabek Tarifnya Mulai Rp10.000

BPOM Kembali Rilis 23 Produk Kosmetik yang Mengandung Bahan Berbahaya

Ayah Resign Demi Jualan Nasi Goreng Dekat Kampus untuk Jaga Anaknya


3 Komunitas Kuliner Aktif Jelajah Beragam Makanan & Minuman di Tanah Air